Tema modifikasi supermoto memang everlasting juga fashionable. Dipakai untuk keperluan apapun, tetap fashionable.
Latar tengah ini pula, yang menjadi daya pikat Dicky ownernya asal Sidoarjo, untuk merealisasinya.
Ditambah lagi, Dicky juga hobi dengan segmen off road roda dua, tak lain adventure dan enduro.
Praktis, untuk daily use, Dicky jadi terpola lebih suka berpartner dengan DNA sport trail.
Dengan mengusung basic Honda CRF 150L, progress membangun supermoto itu dimulai.
Awalnya fokus di tampilan atau eksterior. Decals minimalis aksen merah, bercorak Boytrack yang mewakili karakter Dicky diaplikasi, berikut tambahan nomer start 29.
Lanjut ke tapak kaki depan belakang, diganti dengan perpaduan velg TK Akasago dan Pirelli.
Profil tapak kaki diracik rasional, layaknya untuk kebutuhan cornering dan rear wheeel stteering ala Gary Mc Coy.
"Jadi, tak sekedar pelengkap menu supermoto, melainkan standarisasi tapak kaki "the real supermoto", "papar Dicky.
Mindset Dicky cenderung mengarah ke level dan opsi proporsional. Ihwal ini yang menjadi tradisi bikers maupun rider kawak alias berjam terbang tinggi.
Termasuk urusan semburan power mesin, diupgrade extrem. Hasil adopsi piston 78 mm produk BRT, lengkap dengan blok silindernya.
Dipadu naik turun piston TMA - TMB berjarak 62 mm. "Tipikal mesin jadi bertransformasi jadi over square, ciri khas mesin racing, "sebut Arul tuner RAT Motorsport.
Proses pengerjaan mesin sayap merah kali ini, hasil duet Irul dengan siswa RAT Motorsport asal Purwokerto.
Hasil dari kajian oversquare dan meningkatnya kapasitas mesin ini, pintu masuk gas segar, dioversize menjadi 38 mm.
Sedang katup buang berganti 33 mm. Otomatis lubang masuk dan lubang buang, secara desain ikut direvisi.
"Diremer mendekati ukuran katup masuk dan buang, berikut mengukir sisi belakang kepala katup, yang tenar dengan istilah back cut valve, "terang Arul yang mencangkok injector BRT dengan spesifikasi 10 hole.
Lanjut ke camshaft, memakai produk RAT Motorsport, spesial diracik oleh Arul. Mengaplikasi data cam in, open 34 derajat dan close di 60 derajat.
Sedang data cam ex, open di 57 derajat dan close di 33 derajat. "Masing-masing menghasilkan lift cam 9,17 mm (in) dan9,50 mm (ex), "detail Arul.
Telah menjadi konsekuensi mesin bore up, pusaran gas segar wajib pekat. Melalui ECU BRT data flowrate dikelola melalui remap.
Debit gas segar 200 cc/minute dinilai paling ideal, mengawal HP dan Torsi maksimal di angka paling optimal.
Itu juga hasil kontribusi pergeseran timing pengapian tertinggi yang diplot di angka 40 derajat di 3000 RPM. Setara input data TPS 2 persen sampai dengan 35 persen.
Sedang timing pengapian terendah, merujuk di angka 33 derajat di 10.000 RPM ke atas.
"Dalam data pergerakan TPS menunjuk di angka 80 persen sampai dengan 100 persen, "urai Arul yang mematok perbandingan kompresi 12,2 : 1.
Dan konversi power to speed, dilayani final gear 14-42 dan pemakaian knalpot NRP.
Dari asumsi drastisnya lonjakan HP dan torsi maksimal ini, clutch system diganti versi kompetisi, meliputi kampas dan pegas kopling. skg