Java Drag Bike Openchampionship 2020, Ponorogo (23/2/2020), dijadikan sebagai even untuk mengisi kekosongan jadwal balap seputaran wilayah plat AE, oleh R2MT Ceriping Balap GARIN'S Racing Team, Ponorogo milik Hendrik Wong yang lama tinggal di Masan, Kyongsangnamdo, Korea selatan. Hendrik di Korea Selatan, beraktifitas di Deokwanggieop, perusahaan asing sebagai produksi kapal pesiar kelas dunia.
Nama Gesit Vieri, menjadi rider utama R2MT Ceriping Balap GARIN'S Racing Team, Ponorogo. Sebelumnya, fokus di kompetisi road race dan di even Java Drag Bike Openchampionship 2020, Ponorogo, menjadi peluang untuk sesi seting mesin dan speed.
Sebab, awal tahun Maret, kembali digelar open road race di alun-alun Ponorogo. “Jadi, anggap saja di even ini sebagai persiapan tim kita, jelang even road race Ponorogo awal Maret 2020, ”kata Hendrik yang setia didampingi istrinya. “Mengingat, tim kita sebagai tuan rumah, sebisa mungkin harus ada pencapaian lebih baik, ”semangat Hendrik yang lagi memantapkan formasi tim R2MT Ceriping Balap GARIN'S Racing Team, Ponorogo.
Diback up mekanik kawak Dwi Susanto, yang memiliki workshop di Ngrayun, Ponorogo. Dwi dan Gesit terbilang formasi lama, sehingga dari sisi chemistry lebih dapat. Dwi tahu persis karakter Gesit, dari teknik, skill sampai tingkat emosinya.
Di even Java Drag Bike Openchampionship 2020, Gesit berlaga di kelas bebek 2 tak 116 cc lokal karsidenan. Hasil akhir Gesit mampu menembus best time 9,0 detik. “Bukan motor yang kurang kencang, hanya saya yang mesti beradaptasi dengan sensor dan lampu start, ”senyum Gesit yang memastikan ada peningkatan output performa mesin terbaru di 2020.
Itu karena, daun as kruk yang dipakai saat ini menerapkan full poles. Sehingga, sudah tak ada lagi guratan bekas CNC pabrikan daun as kruk. Sasaranya, siklus pembilasan di crankcase jadi lebih optimal. “Dari latar belakang itu, sudut crankcase lebih dibuka, hingga dilanjutkan pada pembenahan lubang bilas, ”terang Dwi yang mencangkok bearing as kruk racing FAG.
Lebih lanjut, tinggi exhaust diplot di 24 mm, spesial kebutuhan drag bike. Sedang untuk road race, mengaplikasi tinggi lubang buang 25 mm. Dengan perbandingan kompresi di angka 10,1 : 1. Konsekuensinya, bahan bakar memakai Pertamax turbo, sebagai penunjang tipikal mesin yang bergasing di 11 ribu RPM.
Selain itu, Pertamax turbo dipilih untuk mengoptimalkan pembakaran yang diolah melalui CDI OEM dan koil RM Jowo yang beken disebut Suzuki RC 100. Debit suplai gas segar juga dinaikan, melalui tinggi lubang transfer yang naik 1,2 mm. Input terhadap torsi mesin kian meningkat.
Beda dengan desain knalpot, yang kali ini kontur perutnya dirancang ramping, hasil penyusutan 3 cm, dengan stringer lebih besar 8 mm dan makin pendek 15 mm. “Pengaruhnya ke speed, setelah dioper makin licin, ”yakin Gesit.
Realisasinya, diameter silinder throttle valve dibubut menjadi 24 mm, berbanding lubang venture 23,7 mm. First reduction gear alias gigi primer, Dwi jadi berani menurunkan menjadi 20 mata dari standarnya 22, untuk mengolah speed lebih agresif di trek bawah dan tengah. teks - foto : rio