Suzuki RG Sport, NTT : DOKTER RACING

KSMS B-Jos Racing Team, NTT. Rider kawak yang lama gantung helm & sekarang kembali berlaga diback up B-Jos, Surabaya. KSMS B-Jos Racing Team, NTT. Rider kawak yang lama gantung helm & sekarang kembali berlaga diback up B-Jos, Surabaya.

Kalau melihat basic kuda besi diatas, jadi teringat era bebek 2 tak 116 cc tune up alias underbone. RG Sport didatangkan dari Malaysia, buat menggempur pasukan F1Z R, yang lebih dulu berjaya di kelas para raja, di bawah era 06. Termasuk RG Sport yang satu ini, mesin, rangka dan bodi ex pacuan rider papan atas, yang selalu mengharumkan nama Suzuki. Tapi, perjuanganya sekarang beda, sebab giliran dipacu Denilay rider asal Kupang, NTT.

Tapi, historynya karier balap yang dijalani di tahun 03 sempat terputus, saat Deni sapaanya menekuni ilmu kedokteran di Unair, Surabaya. Setelah wisuda dan lulus menyandang gelar dokter, Deni kembali mengulang cerita lamanya dan menekuni karier sebagai rider road race.

Memang susah ditinggalkan, apalagi sampai dilupakan. Road race bagi saya selain karier dan hobi, juga sebuah pride, di rana sportifitas. Uniknya ada disini, sebab ada proses dan perjuangan. “Termasuk urusan postur subur saya, lagi-lagi harus diet dan rutin fisik, untuk mengejar stamina dan menyusut bobot, selain kembali latihan balap, ”senyum Deni yang sekarang mengibarkan panji KSMS B-Jos Racing Team.

Tapi, secara usia kelahiran 86 bisanya berlaga di kelas veteran. Kelas ini macam reunian bagi saya, dengan rider-rider ex rival saya saat laga di kelas bebek 2 tak 116 cc pemula. “Dan mereka yang berlaga di kelas ini sudah nggak asing lagi bagi saya, yaa seperti sahabat yang lama nggak sua, ”kata Deni.

Soal mesin, Deni mendaulat Anton mekanik B-Jos jagoan trek lempeng, yang memiliki workshop di kawasan Jl. Tidar, Surabaya. Konsep korekan yang diaplikasi, spesial melayani rider bongsor. Tersaji pada rongga daun as kruk yang dibobok las MIG.

Desain porting silinder. Penerus rombakan daun as kruk & flow gas segar makin tinggi.

 

Selain bekal untuk menunjang torsi, makin padatnya daun as kruk, juga mampu memperbaiki siklus gas segar saat pembilasan. Apalagi saat tinggi lubang transfer dijadikan 39 mm. Debit gas segar meningkat dan akurasi inlet semakin baik, efek flow yang kian meningkat. Konversi power juga kian bengis.

Sebab itu, silinder skep karbu diremer menjadi 24 mm dan venturi 23 mm. Sebagai penunjang kebutuhan rombakan daun as kruk dan desain porting silinder, reed valve berganti carbon kevlar. Kelebihanya, tahan suhu tinggi. “Akumulasi power di lap akhir terjaga lebih baik, sekalipun di tipikal sirkuit stop and go, ”yakin Anton.  

Perbandingan kompresi. Pertimbangkan output torsi mesin.

 

Tapi, lagi-lagi pertimbangan bobot Deni, perbandingan kompresi diplot di angka 7,5 : 1, kental dengan output torsi lebih nendang. Kurva power terbagi HP dan torsi, turut diolah tinggi lubang buang yang sekarang menjadi 39 mm dan knalpot bobokan kreasi Anton.

Selain itu, konversi power ke speed kembali diracik dan mengacu ke bobot Deni. Untuk saat ini, yang terbaik memakai gigi 1(32-11), 2(24-14), 3(22-17), 4(20-19), 5(18-20) dan 6(17-21). Perbandingan gigi rasio ini juga atas pertimbangan pemakaian piston over size 100 RG Sport.

Racikan gigi rasio. Terbaik untuk rider berpostur subur.

 

Dan di dua even, Kediri dan Bangkalan, terbilang masih fase awal beradaptasi menghadapi tensi kompetisi 2020. Termasuk maping, kekuatan rival dan performa motornya. “Sejauh ini, sudah ada strategi yang mesti saya gelontorkan untuk menghadapi even road race selanjutnya, ”optima Deni yang terobsesi menjadi champion itu.   teks - foto : collins