Buah jatuh pasti tak jauh dari pohonya, ungkapan ini yang tepat buat merepresentasikan Eky Adelar Jibril, sosok crosser belia kelahiran Surabaya 18 September 2014.
Dia adalah putra dari pasangan Fiky Hermansyah dan Eka Susanti. Fiky biasa berlaga di motocross dan terklasifikasi di kelas executive Jatim.
Praktis Jibril sapaan putra Fiky itu, setiap harinya cukup familiar dengan bengisnya tongkrongan special engine, setiap kali parkir di garasi.
Bahkan, saat Fiky utak-atik special engine, Jibril selalu tak jauh dari kesibukan Fiky.
"Awal ketertarikan Jibril itu bermula dari situ, "sebut Bunda Eka. Memang was-was bahkan hampir selalu saya alihkan perhatian setiap kali merengek minta trail.
Seiring perjalanan dan pemahaman soal pembinaan, penjenjangan hingga fase training, sebelum turun berlaga di sirkuit.
"Akhirnya, saya mulai memahami lebih mendalam dan justru sekarang mensuportnya, "cerita Bunda Eka.
Bahkan, untuk meyakinkan naluri seorang ibu, saya sampai bela-belain ikut setiap kali Jibril melangsungkan training.
"Setelah seksama meninjau, melihat dan mengamati, Jibril memang ada potensi dan bakat, "senyum Bunda Eka.
Untuk fitting motor trail tipe mini, memang agak susah buat Jibril. Sebab, postur Jibril terbilang Giant ketika dibandingkan sebayanya.
Dari hasil mencari literatur di website, hingga memburu info dari kolega saya, akhirnya dapat juga.
Mini trail CBU 50 cc, dengan geometri frame lebih besar. "Prioritas riding style harus tepat, "ungkap Fiky yang tahu persis soal kenyamanan riding style.
Saat ini Jibril lagi intens ngegas di Hafid 286 Motocross Circuit, Kemasan Tani, Gondang.
Gatam Hatim instruktur kondang Jatim, dipercaya untuk mengawal fase training skill Jibril.
Sesuai dengan tahapan dan prosedur yang berlaku, Jibril lebih ke pemantapan proses adaptasi mengenal handling dan power mini trail pacuanya.
Selebihnya, melatih kelenturan postur tubuh, saat menghadapi mini handicap.
Meskipun telah diback up oleh Gatam Hatim, tapi sang bokap setia mengawal Jibril, saat sesi training.
Beberapa kali memberikan instruksi soal pengaturan postur, kapan saatnya buka handgrip dan aba-aba turunkan kaki.
Sejauh ini, Jibril cukup semangat melangsungkan training skill. Hanya saja, soal fisik memang butuh lebih intens dalam pelatihan.
Khususnya saat menyinggung faktor endurance dan asupan gizi.
Memang, sejak aktif latihan motocross, porsi makan lebih meningkat. "Saya pribadi, berusaha improve untuk memberi tambahan nutrisi dan gizi yang pas untuk menunjang fisik dan stamina Jibril, "ulas Bunda Eka.
Dan saat dikonfirmasi sehubungan dengan rencana kedepanya, Fiky menegaskan tinggal meninjau minat dan passion Jibril lebih lanjut. Tapi, saya pinginya Jibril bisa memulai menitih karier di motocross sejak dini, sesuai prosedur yang terukur.
Dengan harapan setelah latihan dengan mini trail, naik 50 cc, 65 cc dan 85 cc. "Dan sejauh ini, Jibril tetap ada obsesi untuk naik 85 cc, "tegas Fiky.
Terpenting lagi, dalam masa pertumbuhan saat ini, saya menginginkan terbangunya sportifitas, mental baja dan karakter lelaki, melalui motocross.
"Agar, lebih tangguh dan bebrkarakter, kelak saat Jibril dewasa, "papar Fiky. enea