Baru saja berkesempatan untuk menyalurkan hobinya di motocross, belum sampai 2 bulan latihan, sudah mengalami acident, saat sesi training di sirkuit Karangpilang, Surabaya.
Sebelumnya, warga Tanjung, Kedamaian, Gresik ini aktif berlaga di adventure. Baik private adventure, maupun menghadiri undangan adventure para kolega.
Bahkan, mania motor enduro brand Husaberg itu, sempat menggelar adventure di Kedamaian pada 2017, sebagai partisipasi dan kontribusinya dalam menggairahkan adventure di Jatim.
Maka, menjadi hal wajar, ketika Yahya sapaanya memiliki obsesi untuk naik kelas lebih bergengsi di motocross.
Karakter dan pola pikir itu pula yang kemudian bergulir, dengan dibangunya Marco MX Team, diback up Sugiarto crosser kawak era 98.
Persis dengan representasi pribadi Yahya, yang visioner dan modern, selalu terpacu dengan olahraga prestasi, seperti motocross.
Itu masih secuil hobi CEO PT. Marco Jaya Abadi, yang berkecimpung di kontraktor. Segmen pengembang real estate, gedung 4 lantai, pengaspalan sampai irigasi.
Selebihnya, Yahya adalah seorang kolektor roda empat yang terklasifikasi diproduksi di masa transisi tekhnologi classic ke modern.
Hanya faktor kebetulan saja, saya menemukan unit roda empat tipe ini, di berbagai pelosok wilayah di Jatim.
"Kebetulanya lagi, brand dan tipenya saya nilai langka, ada history yang menjadi nilai jualnya, "papar pria yang juga member Majapahit Jeep Comunity itu.
Untuk koleksinya saat ini, ada Jimny Kotrik "81, Land Rover Defender Seri 3 tahun 74 dan Hardtop bensin.
Tipe roda empat yang menjadi koleksinya, juga sarat sebagai cermin pribadi Yahya yang senang dengan panorama alam dan kebebasan.
Praktis, dari dominanya tipe Jip yang dikoleksi Yahya, hobi off road pun mengalir alami.
Sejak tahun 2018, Yahya terjun di off road level adventure, bersama Erwin Andriyanti istrinya dan Eqiel, Felix dan Qiara buah hatinya.
Otomatis soal modifikasi tapak kaki, suspensi dan mesin, yang terus memperkaya Yahya soal ilmu otomotif dan teknik modifikasinya.
Bahkan sesekali, ketika event off road vakum, Yahya memboyong keluarga kecilnya cross country di seputaran lereng pegunungan.
Anak jaman now menyebutnya quality time. "Sengaja saya cari lokasi alam yang fresh, sehat, virgin, agar sejak dini bisa terbangun rasa syukur dan pribadi mandiri pada buah hati saya, "bijak Yahya.
Dengan kendaraan yang identik berpenggerak 4 x 4 itu, Yahya juga sering menjadikanya sebagai partner, saat survey lokasi proyek.
Tongkrongan dan tenaganya memang pas, menyisir vulkanik, banjir sampai makadam berkontur tanjakan.
Sisi lain, ketertarikan Yahya mengkoleksi brand dan tipe-tipe unit roda empat ini, juga banyak sedikitnya dipengaruhi oleh H. Suwono, orang tua Yahya.
Di era 90-an namanya tenar sebagai Kades, termasuk menjadi sosok penggerak pembangunan Madrasah Ibtidai"yah.
Abah, begitu Yahya menyapanya, senang dengan roda empat retro yang bisa direstorasi.
Abah, karakternya tak bisa diam, selalu ada saja ide dan gagasan, untuk kanibalan, kala dihadapkan option part langka.
Dari pengalaman dan jam terbang restorasi roda empat itu pula, Abah jadi tak pernah sepi tamu.
Entah teman sebayanya, komunitas roda empat, sampai mekanik, untuk sharing ilmu dan pengalaman otomotif.
"Sosok pria humble itu juga yang akhirnya menurun ke saya, tak bisa jauh dari teman dan koloni, "lontar Yahya.
Bahkan, saking dekatnya dengan aktifitas dan perkakas bengkel roda empat, saat duduk di kelas 1 SMP, Yahya sudah ahli mengendarai roda empat.
Sekalipun kondisi rem problem, maupun tierod bermasalah.
Dari pengalaman dan pengetahuan ini pula, evolusi teknologi roda empat, Yahya banyak memahaminya.
Dari mekanis konvensional ke hidrolis sampai bergulir ke hidrolis-electric.
Sisi lain, seiring melangitnya harga motor roda dua yang diproduksi di masa transisi, mantan rider drag bike dan road race itu, belakangan ini juga mulai gandrung mengoleksi unit motor roda dua.
Seperti Yamaha 75 ada 3 unit, Yamaha 80, Yamaha DT, Kawasaki KE, Zundap, Yamaha F1Z, Yamaha RX-King dan Vespa PX.
Hobi mengkoleksi unit roda empat dan roda dua masa transisi itu, juga berlatar sebagai pelengkap dan pendukung aktifitas bisnis Yahya di dunia kontraktor.
Otomotif menurut saya, memang kuat berpengaruh dalam komunikasi.
"Melalui unit koleksi roda empat dan roda dua ini, kolega bisnis banyak yang suka, awalnya pinjam dan kemudian nawar, "kisah lulusan ITATS angkatan 2004 Teknik Sipil itu.
Beda lagi ketika ada birokrasi tender dan keperluan nego, koleksi unit roda empat dan roda dua saya, cukup banyak membantu.
"Ya mirip dengan ucapan terima kasih gitu, buat cindera mata lebih tepatnya buat kolega, "senyum Yahya yang setia didampingi Indrawan Kriwul General Manager PT. Marco Jaya Abadi.
Kerenya, kelahiran 87 itu memiliki unit koleksi langka. Selain VW Beetle 66, VW Safari , juga ada Fiat Kupu 1.100 cc rakitan 61.
Fiat berpenampilan retro inin, diklaim menjadi incaran kolektor di negerinya. "Sebab, kisah awal mula kebangkitan pabrikan Fiat, banyak tercermin pada fitur dan teknologi Fiat Kupu, "yakin Yahya.
Unit roda empat yang satu ini, reviewnya dikenal sebagai mobil keluarga, tapi level ningrat di jamanya.
Diproduksi dari tahun 1953 sampai 1969 oleh pabrikan Fiat Italia. Mengadopsi desain unibody, hasil turunan Fiat 508 C Balilla 1100.
"Juga ada versi komersial ringan (LC), yaitu Fiat 1100T, yang sangat diminati di pasar otomotif, "detail Yahya juga penggemar fotografi itu.
Melalui koleksi Fiat ini, saya ingin sekali mengenalkan peradaban otomotif di masa lampau, ke para milenial saat ini.
"Sekaligus sebagai bentuk apresiasi para arsitek dan insinyurnya, yang sukses menjadi trigger evolusi tteknologi pabrikan-pabrikan otomotif dunia saat ini, "pungkasnya. skg/doc