Mevans Sanggramawijaya - Onesixeight Motocross Team : CAMPAIGN RETROPOLIS, BENARKAH AKAN BANGUN PEMALANG LEBIH EKSOTIS

Mevans Sanggramawijaya. Adopsi style retropolis, yang dijadikan campaign upaya mempertahankan leluhur Jawa di Pemalang.  Mevans Sanggramawijaya. Adopsi style retropolis, yang dijadikan campaign upaya mempertahankan leluhur Jawa di Pemalang.

Dengan backsound lagu "Naik Vespa" nyanyian David vokalis Naif, Pangeran Nurhikmah Putra Jaya, tampak mengemas baju spare dan ransum bekal perjalanan.

Tapi, kali ini dengan ketiga Vespa dan kerabat-nya, Mevans Sanggramawijaya touring long journey, jadi tak hanya keliling kota seperti di lirik lagu itu !

Demi menembus lintas dan batas provinsi, DKI dan Jabar, banyak perjuangan yang harus dihadapi oleh "Flamboyan Man" itu.

Dari problem pengapian drop lantaran platina aus, sampai kabel persneling putus, dengan penuh kesabaran dan kegigihan, dilalui Mevans dan rombongan.

Mevans Sanggramawijaya. Penasaran gas poll ke Pemalang, riding dengan Vespa koleksinya. 

 

Selain, rencana menengok kondisi Onesixeight Motocross Circuit, kedatangan pria yang lagi menikmati kesendirianya itu, ada yang spesial.

Dengan Vespa, Mevans ingin membiaskan" budaya retro dan classic-nya kearifan lokal, serta kultur budaya kota berjuluk Grombyang, di tengah serbuan gadget milenial.

Sebab, "menang tanpa ngisorke", seperti wejangan Semar, untuk saat ini layak dijadikan serum positif, dalam mereminding budaya leluhur, yaitu santun, tepo sliro dan bijaksana.

Mevans Sanggramawijaya. Meriminding budaya leluhur, seiring pesatnya dunia on line. 

 

"Agar kota Pemalang, bisa berkembang seiring sejalan dengan terjaganya budaya leluhur Jawa, "terang Mevans.

Melalui kombinasi dan skema "retropolis", diharapkan bisa memperkuat dan menambah khasanah icon Pemalang, menurut Mevans memberi ilustrasi.

Dan konsep ini yang lagi menjadi campaign Mevans, setelah mempopularkan Pemalang melalui sport tourism di supersport, motocross dan grasstrack.

Desain Retropolis. Perpaduan milenial & Jawa, menambah khasanah icon Pemalang.

 

Tak ada tendensi apa-apa, terkecuali sebagai pribumi Pemalang yang terobsesi membangun kota-nya lebih eksotis.

Dan tak bisa dipungkiri, destinasi wisata berkonsep retropolis, sejak 5 tahun silam terus menjadi incaran exmud dan wisatawan domestik.

"Sebab, memiliki daya pikat luar biasa, "yakin Mevans.

Mampu merefresh penatnya pikiran, juga pas menjadi ruang nostalgia masa silam.

Mevans Sanggramawijaya. Alternatif merefesh penatnya pikiran, selain beradventure mengenalkan destinasi iconic Pemalang. 

 

Dan melalui otomotif roda dua segmen retro classic ini, saya terpacu untuk memulainya lagi, menyemarakan style retropolis di Pemalang.

"Untuk mereminding masyarakat, khususnya milenial yang selalu tampil out of the box, dalam berkreasi dan berkarya, "tandas Mevans.

Mevans Sanggramawijaya. Optimis style retropolis, menjadi daya pikat. 

 

Akhirnya, hampir 10 Jam perjalanan, terlihat juga bando Selamat Datang Kota Pemalang.

Mevans, bukanya tersenyum, tiba-tiba mukanya muram, setengah murka.

Onesixeight Classic.id. Saat menapak di lereng Gunung Selamet, Pemalang.

 

Bingung juga kerabatnya dalam rombongan, jadi salah paham, juga resah dan saling tuding !

Moto Pemalang "Iklash" yang biasa terpampang di bando selamat datang, berganti Pemalang "Aman", ternyata jadi pemicunya.

Sang Pangeran sangat kecewa, dengan terjadinya perubahan Moto" tanah kelahiran-nya.

Mevans Sanggramawijaya. Kecewa dengan bergantinya moto kota Pemalang. 

 

Sebab, moto "Iklash" telah menjadi representasi, "beratnya perjuangan saat tahap dan proses pembangunan Pemalang.

Hingga moto "Iklash", telah menjadi prasasti bagi masyarakat Pemalang, yang berkorban demi pemerataan pembangunan, kemajuan dan kemakmuran Pemalang.

Dibalik moto "Iklash", ada prestige, kebanggaan, nurani dan identitas, dalam makna tersiratnya.

Mevans Sanggramawijaya. Amanah tak tertulis & bentuk apresiasi leluhur yang berjuang, berkorban membangun Pemalang. 

 

"Dan hal ini merupakan amanah yang tak tertulis, "jelas Mevans buka kartu.

Hingga, kecewa-nya sang Pangeran, sempat dilontarkan di medsos, dengan foto di atas Vespa berlatar kaki Gunung Selamet, berikut caption bernada tandingan, "Kunjungan Dapil Dulu".

Bahasanya bijak, penuh dengan teka-teki, soal latar Gunung Selamet dan caption yang ditulisnya.

Mevans Sanggramawijaya. Pesan foto berlatar lereng Gunung Selamet, Pemalang & caption Kunjungan Dapil Dulu", memancing perhatian public. 

 

Tapi, selama ini latar lereng maupun puncak Gunung Selamet, telah identik menjadi ciri khas Pemalang.

Tak pakai lama, ragam tanggapan dari kolega bisnis, hobi, para bankir dan praktisi politik nasional, menyemuti inbox akun medsos Mevans.

Termasuk media lokal dan media otomotif nasional, mempertanyakan jejak langkah sang Pangeran, dengan ratusan prediksi mendasar.

Mevans Sanggramawijaya. Akankah turun gunung & menyelesaikan bijak polemik tanah kelahiranya ?

 

Akankah kekecewaan penggemar Sate Klatak itu, akan mendorongnya turun gunung, mengabdi untuk Pemalang ?

Sebab, bagi penggemar brand Lexus, problem ini bukan sekedar soal prinsip.

Lebih dari itu, juga martabat dan persamaan nasib, saat sama-sama berjuang demi kemajuan Pemalang.

Mevans Sanggramawijaya. Selami hikayat moto Iklash, yang penuh sentuhan nurani. 

 

Jadi, bukan sok unggul atau berkuasa. "Tapi hikayat moto "Iklash", adalah bentuk bangkitnya semangat masyarakat Pemalang membangun kota tercintanya, "tegas Mevans dengan nada tinggi.

Otomatis, Kawasan Kuta, Belik, Pemalang Selatan, lokasi Onesixeight Motocross Circuit, yang awalnya jadi tujuan Mevans dan rombongan touring, jadi tertunda.

Bapak mesti ke kota dulu, menghampiri kerabat pemangku Pemalang.

Mevans Sanggramawijaya. Pertanyakan latar belakang & tujuan perubahan moto Pemalang, di tengah schedule touring.

 

"Mempertanyakan dan mengklarifikasi soal perubahan "moto" kota Pemalang, "gumam salah satu rombongan.

Hal ini pula yang menjadi sinyalemen kuat, bahwa kolektor burung paruh bengkok itu, akan stay di Pemalang.

Mengurai benang kusut, pemicu terjadinya perubahan moto kota kelahiranya.

Serta, memecahkan polemik di dalam PSIP Pemalang.

Mevans Sanggramawijaya. Ikut tersinggung, soal polemik yang terjadi pada club bola idolanya. 

 

Terkait, problem beberapa elemen suporter yang kabarnya mengintimidasi, untuk segera mengakuisisi PSIP Pemalang.

"Dasar dan alasan itu, saya datang langsung mencari tahu, untuk melumerkan permasalahan sebenarnya, "lugas Mevans.

Lantas bagaimana arah Pangeran Nurhikmah Putra Jaya, kedepanya ?

Mevans Sanggramawijaya. Tetap minta petunjuk, ijabah & ridho, sebelum melangkah demi kebajikan. 

 

Akankah, menarik simpatinya dan terjun ke dunia politik, demi mengabdi untuk Pemalang ?

Sampai berita ini, diturunkan Mevans masih enggan memberi jawaban.

"Terpenting melalui media ini saya sampaikan keberatan, melalui norma dan prosedur pemberitaan, "bijak Mevans.   skg/foto : doc