Mega Team - Ekitoyama Racing Team : MENJADI TRIGGER KEBANGKITAN DRAG RACE DI INDONESIA

Dinamika dunia otomotif memang menarik, dengan kisah dan cerita, yang selalu menjadi warna dan trend baru, seiring perjalananya.

Persis dengan, ungkapan para sesepuh, bahwa "Setiap jaman ada eranya, demikian sebaliknya, di setiap era ada jamanya".

Pemaparan ini begitu kuat menyatu pada profil "Ekitoyama Racing Team", yang hampir di dua tahun belakangan, namanya selalu menjadi topik hangat perbincangan komunitas penghobi kecepatan, workshop racing, Pengprov IMI, medsos, hingga media online.

Itu lantaran, nama "Ekitoyama Racing Team", spontanitas menjadi sinyalemen sekaligus trigger, kembali bangkitnya popularitas drag race, yang sejatinya terus berangsur tenggelam.

Usai ditinggalkan para pelaku kawak drag race, lantaran menurunya statistik minat sponsor, penyandang dana, termasuk ruang untuk regenerasi.

Kalaupun sempat berjalan, dominan melagakan kelas bracket, sebagai siasat mereduksi "momok kompetisi" di ajang drag race.

Tapi, berbanding terbalik, saat Rezky Audrey Setiadji putra Pangeran Boss Rudi saudagar cengkeh dan hasil bumi di wilayah Sulawesi itu, tampil berlaga di drag race !

Lintasan drag race kembali bising, bahkan mulai terdengar suara "ultrasonic" macam Estilo Empu Gandring kala 2007.

Lantas, seberapa besar kiprah dan partisipasi Ekitoyama Racing Team, hingga mampu menyulut "greget" pelaku kawak drag race, Racing Organizer dan Promotor, kembali antusias di jagad drag race ?

Berikut hasil kutipan wawancara bersama milenial dermawan akrab disapa Eki, sang Pangeran Ekitoyama Racing Team.

 

Mas Eki, bisa diceritakan awal mula, hobi di dunia racing kompetisi, apa yang mendasarinya ?

Persisnya di tahun 2008, pernah juga sih berlaga di road race dan drag bike, saat itu.

Masa itu, sangat banyak partisipasi pabrikan menggairahkan dunia otomotif segmen racing, melalui gelaran OMR Suzuki, OMR Honda dan Yamaha Cup Race.

Influenz-nya sungguh kuat, di satu sisi saat itu saya juga lagi panas-panasnya hobi balap liar.

Setelah komunikasi dengan bokap dan saya jelaskan apa itu road race, hingga mengenai aturan dan prosedur yang diberlakukan, akhirnya sangat antusias mendukung.

Bahkan melengkapinya dengan mendatangkan instruktur balap, untuk memastikan bahwa saya mampu berlaga di road race.

Begitu juga drag bike, intensitasnya tinggi dan banyak event bergengsi saat itu.

Hingga memicu para maestro dan empu, sebagai engine builder turun gunung di lintasan.

Ya, akhirnya mencoba ikut berlaga, sebab secara total ragam basic gacoan saya, juga komplit.

Puji syukur, awal bertempur di event balap resmi, mampu membiaskan energy positif di lingkungan Eki, khususnya dalam meminimalisir balap liar.

Road race dan drag bike, saya lalui hingga tahun 2014, dikarenakan saya harus fokus mengejar dunia akademis.

 

Nah, kalau di drag race, kapan anda mulai berlaga ? Bagaimana kisah perjalanannya, hingga nama Ekitoyama Racing Team mampu menorehkan prestasi gemilang seperti saat ini ?

Awal tertarik di event drag race itu tahun 2019, mulanya saya coba-coba pakai Mitsubishi Pajero di kelas bracket.

Ternyata menarik dan sangat menantang, saya harus bisa respon sesingkat mungkin, saat membaca reaction time lampu start, sembari mengumpan power di RPM yang tepat.

Di tahun 2020, saya beli Honda Jazz, kemudian saya rombak mulai tapak kaki, suspensi, porting polish, custom camshaft hingga replacement ECU.

Tetap penasaran dan masih bertahan ikut bracket, setelah menebas catatan waktu sesuai ekspektasi, jadi keterusan dan justru terpacu berlaga di kelas bergengsi.

Dari hasil komparasi basic gacoan dan pertimbangan Divisi Teknik Ekitoyama Racing Team, pilihan akhirnya merujuk pada Honda Estilo.

Untuk keseluruhan proses pengerjaan, saya percayakan workshop spesialisnya di Jakarta, kebetulan saat itu lagi diatas angin popularitas workshop-nya.

Saya terobsesi, seluruh gacoan Ekitoyama Racing Team, bisa menyemburkan Torsi, HP dan Speed, hingga mengimbangi gacoan jawara lama.

Sampai proses modifikasinya, ada yang harus mencangkok turbo, untuk mendapat Torsi dan HP yang melimpah.

Dan seiring perjalanan team, serta upaya pembentukan jam terbang untuk Go Nasional, maka saya sepakati untuk bisa tampil berlaga, di berbagai kejuaraan nasional.

Jadi tak lagi berkutat di wilayah Sumatera saja !

Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, saya pastikan Ekitoyama Racing Team berlaga.

Prinsipnya eksistensi dan prestasi hakiki, selalu saya perjuangkan bagi Ekitoyama Racing Team.

 

Lantas, apa makna yang terselip dari nama Racing Team "Ekitoyama", diketahui bersama saat ini lagi viral di jagad drag race, youtube, medsos sampai media on line ?

Jujur mas, awalnya iseng-iseng aja, kebetulan "nick name" saya di public racing roda empat, biasa disapa Eki.

Termasuk di dunia entertaint segmen modifikasi audio mobil, Eki begitu public akrab menyapa saya.

Dan Toyama adalah salah satu kota Di Jepang, bersanding kota Himi, Imizu, Kurobe, Namerikawa, Nanto, Oyabe, Takaoka, Tonami dan Uozu.

Memiliki topografi sangat indah, dengan dataran tinggi dan teluk yang merupakan hunian ikan berkelas.

Toyama oleh tourist di penjuru dunia, biasa dijuluki sebagai kota tenang dengan Sejuta Kesenian dan banyak Menyimpan harta karun.

Jadi, kalau digabungkan dengan nama saya, menjadi "Ekitoyama", maka filosofi yang dikandung adalah, ketenangan pola pikir di jagad racing, senantiasa akan menelurkan ide-ide inovatif berunsur seni.

Dan harta karun lebih tepat sebagai konotasi trophy dan prestasi.

Dari ide-ide inovatif itu pula, optimis trophy dan prestasi ada di genggaman Ekitoyama Racing Team.

Dan seluruh squad inti Ekitoyama Racing Team, dominan konten lokal Lampung, sesuai daerah asal dibentuk dan dilaunchingnya Ekitoyama Racing Team.

Demikian saat mengikuti event perdana, juga bermula di Lampung.

 

Siapa saja nama pembalap yang memperkuat Ekitoyama Racing Team ?

Tetap pembalap lokal Lampung, yang saya prioritaskan, sesuai misi visi, Lampung Bisa & Lampung Juara !

Diantaranya ada teman-teman dari Jazz Fit Community (JFC) Lampung, saya libatkan untuk tampil di event drag race.

Kemudian juga ada pembalap kawak Lampung, yaitu Anton dan Akbar, yang secara tak langsung berperan sebagai mentor bagi pembalap pemula.

Melalui Ekitoyama Racing Team, saya berharap bisa mengembangkan hobi menjadi sebuah torehan prestasi.

Serta menyelipkan implementasi mental sehat, visioner dan profesional.

Dan puji syukur, Ekitoyama Racing Team, juga menyandang gelar "duta safety riding" khususnya di wilayah Lampung.

Setelah memberi suri tauladan kepada para milenial, bahwa mengeksplore passion dan adrenalin yang benar itu di lintasan resmi drag race.

 

Kalau boleh tahu, Siapa sponsor utama di belakang Ekitoyama Racing Team ?

Sejak awal berdiri hingga saat ini, masih setia dibackup oleh bokap saya, di dunia otomotif akrab disapa Boss Rudi, beliau kebetulan hobi otomotif roda empat.

Kalau dikonfrontir dengan ilmu marketing, apapun yang sifatnya popular, selalu akan jadi rocket sebuah brand.

Dan bejibunya prestasi Ekitoyama Racing Team, dalam kurun waktu 2,5 tahun selama aktif mode on fire, saya yakin kedepanya akan menjadi incaran sponsor.

Tapi, kalaupun terealisasi dan mendapat sponsor, keputusan mutlak diterima atau tidaknya, soal policy ada di Management Ekitoyama.

Sebab, sejauh ini, skala prioritas Ekitoyama Racing Team, tetap prestasi dan eksistensi.

 

Ketika menilik perabot, gacoan dan official Ekitoyama Racing Team, lebih tepat saya menyebutnya sebagai Mega Team.

Berapa total unit armada drag race, yang dimiliki Ekitoyama Racing Team, sampai saat ini ?

Total yang siap tempur ada 7 unit, terbagi Honda Estilo, Honda Jazz, VW Shiroco dan Mitsubishi Pajero.

Estilo dan Jazz adalah gacoan favorit saya di lintasan, jujur passion saya terbakar di kelas-kelas yang kebetulan  mengkompetisikan basic Jazz dan Estilo.

Menurut saya, perkembanganya sangat dinamis, tak ada istilah puas, di setiap pertemuan kejuaraan selalu ada saja perkembangan terbarunya.

Ditambah lagi, saya intens mengawal perjalanan research dan testcase, sampai final seting dalam konversi catatan waktu.

Pantas dong kalau saya cukup mudah menemukan chemistry, dengan performa mesin dan traksinya, saat di lintasan.

Dari menikmati dan melalui proses itu, saya jadi improve, terpacu dengan menyajikan standarisasi gaya balap terbaik dan minim kesalahan.

 

Dari sisi perkembangan drag race, bagaimana anda mengamatinya ?

Ada himbauan dan pencerahan yang mungkin, akan bermanfaat untuk drag race ?

Alhamdulillah sudah ada beberapa pihak, walaupun belum menyeluruh yang berpartisipasi dan berusaha menggairahkan drag race.

Seperti, hadirnya sirkuit Superblock yang diinisiasi oleh Pak Bamsoet, saya nilai cukup representatif, guna merangsang regenerasi pembalap drag race, hingga menjadi lokasi perhelatan.

Termasuk dengan kedatangan Ekitoyama Racing Team di drag race, secara tak langsung memicu pembalap-pembalap kawak yang telah gantung helm, kembali berlaga.

Menurut saya peran swadaya dari masing-masing Racing Team, juga berpengaruh dalam menghidupkan drag race di teritory-nya.

Karena setelah saya bikin event drag race di seputaran wilayah Sumatera Selatan, banyak sekali mendapat suport dari penghobi otomotif dan ingin tampil berlaga, yang awalnya melampiaskan di jalan raya.

Alhamdulilah, impact ke industri kreatif otomotif segmen racing, seperti workshop racing, builder knalpot, gerai ban, kembali bergairah.

Dari situ pula, lapangan kerja baru jadi terbuka dan lalu lintas perekonomian alternatif, kembali berjalan.

 

Setelah puas bertempur di drag race, rencana event racing kompetisi apalagi yang rencana anda ikuti ?

Saya pingin mengembangkan bakat saya untuk berlaga di Indonesian Series Of Motorsport (ISOM).

Jadi, nggak fokus pada kecepatan dan optimalisasi traksi saja.

Dari sisi endurance, pemerataan performa mesin, fisik pembalap, mental bertarung, psikis dan adaptasi skill, pastinya jauh lebih menantang.

Dan saya telah persiapkan matang dua unit Honda City Hatchback, untuk berlaga di ISOM dan kemungkinan akan bertambah lagi unitnya.

 

Secara resmi dan sah, Ekitoyama Racing Team, telah terpublikasi identik dengan kota Lampung.

Apa harapan anda dengan Lampung, melalui Ekitoyama Racing Team ?

Mudah-mudahan melalui eksistensi Ekitoyama Racing Team, mampu bertransformasi sebagai cikal bakal lahirnya "sport tourism" di Lampung.

Mungkin ini masih awal, tapi secara embrio dan impact-nya mulai terasa, bagi milenial serta pelaku usaha skala UMKM.

Di segmen ini, semoga di perjalanan nanti mampu berkembang menelurkan inovasi dan kreasi produk otomotif.

Entah adaptor front pipe, spicer velg, struthbar custom, sampai dokter spesialis suspensi.

Sisi lain, Sinergi dengan pemerintahan juga mulai tergalang, melalui beberapa event drag race yang telah sukses berjalan di Lampung.

Logika sederhana, bakpia dan gudeg paling enak ada di Jogja, maka datang-lah domestik ke Jogja.

Demikian dengan dinamika otomotif yang telah berjalan di Lampung, mulai membiaskan berkah kepada pemilik penginapan, pengelola resto lapak kuliner, hingga pusat oleh-oleh.

Semoga pencerahan ini, bisa diimprove oleh banyak pihak, untuk saling menguatkan, agar terus berkembang menjadi habit dan icon baru Lampung.

 

Wah, super sekali Mas Eki, apa ada rencana untuk mencalonkan jadi orang Nomor satu di Lampung ?

Hahaha, tak ada tendensi kesana mas, sekali lagi Ekitoyama Racing Team, tak ada kaitan dengan politik.

Kalau persepsi terbangun kesana, silahkan dan sah-sah saja.

Terpenting bagi saya, bagaimana Lampung bisa eksis dalam hal-hal positif, salah satunya melalui otomotif segmen drag race.

Sebab, siapa lagi yang akan mengawali, kalau tak ada sosok yang peduli dengan Lampung.    skg/foto : doc