JALANKAN RITUAL & LARUNG, MENANDAI RESMINYA SEBAGAI PENERUS TAHTA NURHIKMAH PUTRA JAYA GROUP

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Memegang teguh tradisi leluhur Sanggramawijaya, melalui ritual & larung, meneruskan kejayaan dinasti Sanggramawijaya. Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Memegang teguh tradisi leluhur Sanggramawijaya, melalui ritual & larung, meneruskan kejayaan dinasti Sanggramawijaya.

Diiringi alunan gamelan Jawa dan Kidung "Rumekso Ing Wengi" dan semerbak aroma dupa cendana, pangeran Nurhikmah Putra Jaya, gelar ritual potong rambut.

Lengkap dengan perabot yang biasa dan melekat dikenakan pribadi Sang Pangeran, ritual sakral itu berlangsung.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Jalankan titah Kanjeng Ibu, menandai resminya sebagai penerus tahta Nurhikmah Putra Jaya Group.

 

Ritual potong rambut dan larung ini, telah menjadi tradisi keluarga besar Sanggramawijaya, sebagai etape baru dalam menuju kesempurnaan.

Menandai diturunkanya tongkat komando secara penuh, kepada sang Pangeran, yang identik dengan strategi dan pemikiran brilian.

Sebagai penerus tahta Nurhikmah Putra Jaya Group dan kejayaan keluarga besar Sanggramawijaya.

Sekaligus, menjadi dharma bhakti seorang anak kepada orang tua, agar bisa lebih nyaman menikmati hidup, jelang masa senja.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Bentuk kasih sayang & penghormatan terhadap Kanjeng Ibu.

 

Juga menjadi bentuk sikap dan nurani pribumi Jawadwipa, dalam meneruskan tradisi Mataram kuno, era Panembahan Senopati, dalam melaksanakan ritual larung rikma (potongan rambut).

Hingga berlanjut di masa Susuhunan Pakubuwono 1 pada 1715, ritual ini begitu terjaga kesakralan dan eksistensinya.

Sebagai apresiasi kepada para pelantaran atau leluhur dan penguasa, atas kesejahteraan, kemakmuran dan keselamatan, yang senantiasa dilimpahkan.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Cermin perilaku pujangga & pejuang, setelah menjalankan misi besar, bagian perjalanan sejarah.

 

Ritual potong rambut dan larung ini, juga representasi perilaku pujangga dan pejuang tanah air, usai memenangkan peperangan, serta keberhasilan menjalankan misi besar.

Seperti ritual potong rambut Aru Palakka pada 1672 di atas Gunung Cempalagi, Bone, setelah kemenangannya atas Makassar.

Termasuk Pangeran Diponegoro, yang pernah nazar di Rejasa, Kaki Gunung Merapi, kelak memotong rambutnya, saat memenangkan dalam perjuangan-nya.

Interprestasi ini pula yang makin mempertegas, begitu kuatnya keyakinan keluarga besar Sanggramawijaya, terhadap tumindak pribumi Jawadwipa.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Pegang teguh keyakinan kultur budaya pribumi Jawadwipa.

 

Atmosfir ini, kental mengingatkan wejangan, "Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jawane, Kudu Ngerti Eling Sangkan Paraning Dumadi".

Dipahami sebagai asal dan tujuan hidup, kembali pada diri sejati, atau singgasana sejati.

Menjadi fase tingkat kedalaman batin, bebas konflik dan prasangka, yang tiba saatnya akan dilalui umat-Nya, oleh pengawalan Batara Ismaya, biasa disimbolkan dalam sosok Semar.

Agar bisa melumerkan duniawi dan mengakurkan pikiran positif negatif, Saat dihadapkan jagad Gumelar.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Dadi wong Jowo, ojo ilang Jawane, Kudu ngerti Eling sangkan Paraning Dumadi.

 

Kesempurnaan dan ketenangan batin ini, yang sesungguhnya berulang kali telah ditegaskan oleh sang Pangeran.

Termasuk, pada pernyataan resmi yang disampaikan saat "Make A Wish" di tengah kemeriahan ulang tahun sang Pangeran belum lama ini.

Saya pribadi, makin kesini selalu terbawa oleh rasa syukur, mengalah dan selalu mencerminkan perilaku "easy going".

"Sesekali sifat manusiawi kadang juga muncul, tapi selalu saya paksa untuk akur, meski berujung mengingkari hati nurani, "senyum pria bergelar Dewa Motocross Indonesia itu.

Pangeran Nurhikmah Putra Jaya. Kesempurnaan & ketenangan batin, selalu mengilhami rasa puji syukur, kepada para leluhur sebagai mediasinya.

 

Dengan tampilan rambut baru ini, sontak medsos The Real Man, diberondong berbagai tanggapan para loyalis dan fans.

Beribu-ribu do"a terbaik, dipanjatkan kelak menjadi penghantar Sang Pangeran, menemukan serpihan hati yang terjedah oleh ingkar.

"Mungkin juga atas kehendak dan petunjuk-Nya, agar tak sampai memicu kesenjangan dan perang bintang, "menurut orang dalam Nurhikmah Putra Jaya Group memastikan.   enea/foto : NPJ