Misalkan kalau jadi digelar event MX-GTX di tahun ini, diklaim makin popular kelas sport trail. Mengingat, hampir setiap brand telah memiliki gacoan, seperti CRF 150L, KLX 150 dan WR 155. Sehingga, dipastikan ada lampu hijau untuk membawanya di kelas level kejurnas.
Wow memang ngeri, KLX 150 dituding duluan berbakat, lah memang dia yang meluncur pertama kali di pasaran otomotif di 2006 pertengahan. Kemudian disusul CRF 150L dan jelang Corona di 2020 WR 155 baru dilaunching.
Pandangan demikian yang menjadi latar belakang Janal Chunk punggawa DQ Motor di Ruko Lotus Regency Ketintang Baru Selatan 1/62, Surabaya, mengkloning DNA special engine dan KLX 150, dalam sebuah mahakarya terbarunya.
Janal memang pantas disebut sebagai maestronya off road roda dua di Jawa Timur. Info sampai soal up date soal MX-GTX dia paham luar kepala, wajar ketika DQ Motor, Surabaya menjadi sentral rujukan penghobi off road di Jawa Timur.
Hasil perpaduan jam terbang bertarung di event MX-GTX dan pengalaman di bidang suspensi , dituangkan dalam sebuah geometri rangka dan kaki-kaki superior. Melalui pemakaian up side down dan swing arm Yamaha YZ 125, iya benar 2 tak series.
Pengaruh vibra dan kejutan extreme, disiasati rombakan frame di level premium. Disebut demikian, lantaran jenis bahan memakai seamless, diplot sebagai bumbung, poros swing arm, center bone.
Beberapa penguat frame juga dipinang dari seamless. “Kira-kira dari geometri frame KLX 150 aslinya, mekar sedikit, ”sebut Majid mekanik DQ Motor, Surabaya yang kebagian tugas ngelas frame.
Dengan begitu, penataan bearing komstir jenis needle model tirus makin mudah. Termasuk, pengaturan simetrisnya swing arm pada rangka. Hingga bushing dan colar tumpuan swing arm, mendapat tempat lebih sempurna.
Beda dengan unit monocross, mengalami revisi. Dirancang mengacu ke center of gravity frame, berikut bobot mesin dan bobot Janal, iya toh kan yang memacunya nanti Janal Chunk.
Terhitung cenderung lebih lentur - kenyal, itu juga berdasar hasil riset di sirkuit level nasional Karangpilang, Surabaya. Pada pranti ini turut diback up monosok YZ 125 yang telah mengalami rebuild di spesialisnya JC Suspension, Surabaya. Dukungan ke traksi makin menguntungkan Janal mengumbar power setiap kali di 90 derajat lingkar berm.
Sebab paduan Pirelli profil 80/100-21 dan 110/100-18 yang tersentral di velg OEM KTM 250, menapak sempurna di tipikal trek jenis vulkanik kering.
Untuk performa mesin, sumber tenaga diproduksi piston 70 mm from Wiseco dengan pen 15 mm. Dihantar conrod Byson, dengan penampang lebih tebal dan juga lebar.
Itu juga atas pertimbangan posisi big end yang digeser hingga 60 mm. “Kapasitas mesin saat ini bulat di 230 cc, ”jelas Ayub dari Ayub Tuning Center, Surabaya. Ayub setia didampingi Noval, yang lama malang melintang di komunitas otomotif Jatim.
Dengan conrod Byson, problem conrod melintir atau patah, sudah nggak mungkin. “Sebab, hasil test case sudah melampui 13.000 RPM, sementara kebutuhan kompetisi untuk level skill Janal dominan hanya di 9000 RPM, ”timpal Noval.
Bukanya Janal tak berani full throttle, tapi justru pandai memainkan racing line, lebih mengalir. “Sehingga tak lagi dominan stop and go seperti anu, ”canda Ayub sembari melirik ke crosser berpostur jangkung tapi tak pakai kacamata.
Alasan itu pula, CDI BRT Super Pro yang diaplikasi, pada program map ignition tertingginya diplot di 38 derajat dan terendah di 30 derajat. Juga disesuaikan gaya bawaan Janal, yang jeli menjaga stamina mesin. Kecuali mendapat pressure dari petarung selevel-nya.
Lebih lanjut, konversi power ke speed dilayani gigi transmisi Moto-1 special GTX. Ditransfer rantai profil 520, bersanding drive gear 11 dan driven 48, juga profil 520.
Sedang, power low, medium dan high dihela karbu PWK 34 mm, dengan komposisi main jet 120 dan pilot jet 34.
Akurasi respon power mesin juga kian meningkat, setelah dihantar katup BRT 36 mm (in) dan 31 mm (ex), dipadu porting intake 31,5 mm) dan 26 mm exhaust. Untuk data siklus camshaft, in open 30 derajat dan close di 60 derajat, sedang ex open di 60 derajat dan close di 30 derajat.
Spesial desain knalpot, dimanfaatkan memperbaiki torsi di gasingan tengah atas. Hasil kreasi Nur Iwan, pastinya menjadi special product. “Sebab, dirancang melalui test case dan uji performa hampir 2,5 bulan, ”terang Noval.
Memakai ukuran leher knalpot 30 mm, diolah bafel 38 mm dan dimuntahkan sarangan 41 mm. Menjadi komposisi yang pas, saat dipadu perbandingan kompresi 11, 1 : 1. teks - foto : rio