BPJS Defensive Safety Riding Training 2025 : MUTLAK DISOSIALISASI, LENGKAPI BEKAL TEKNIK & SKILL BERKENDARA RIDER JNE

Atraktifnya lalu-lintas dan dinamika sepanjang perjalanan, telah menjadi kisah dan cerita para rider JNE dalam menjalankan amanah customer setianya.

Panas, dingin, kadang emosi, buka gas, ngerem mendadak, menghajar lubang, sampai dipaksa akur dengan backsound komponen motor yang mulai berisik, seolah menjadi nasi dan sayur, bagi rider-rider JNE Surabaya.

Perusahaan ekspedisi yang dikenal tepat waktu dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, belum lama ini mendapat atensi spesial dari BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jatim.

Dengan memberikan pelatihan Defensive Safety Riding Training, yang dimentori Pro Drive Indonesia atas rekomendasi BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jatim, di Hotel Bumi, Surabaya.

Beragam materi teori dan pengenalan berbagai element berkendara, dibedah lugas dan disampaikan oleh Dicky Wijatmiko Chief Of Instructor Defensive Driving Training & Defensive Safety Riding Training, yang menggeluti pelatihan keselamatan berkendara sejak 1999.

Dari materi teori cara memegang handgrip, mengenal blind spot, panic braking, teknik menghadapi turunan, sampai edukasi limit pemakaian ban.

Para peserta juga mendapat penjabaran komplit cara menyikapi, materi practical training yang dimentori oleh trainer Yusnur Wendra dan Dicky Triputradyanto itu.

Melalui mini sirkuit Safety Riding yang khusus didesain para trainer Pro Drive  Indonesia, di pelataran parkir Hotel Bumi, Surabaya, untuk menambah teknik, skill maupun improve para rider JNE.

Makin spesial, practical training yang dimonitor langsung oleh jajaran Direksi JNE dan Staff BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jatim ini, bergulir dengan atmosfir lumer, brotherhood, komplit celetukan canda tawa.

Menurut Dicky Triputradyanto, cara ini yang diklaim memudahkan untuk penyampaian materi practical training, lebih mudah diingat, diserap, dipahami sampai penerapan-nya.

Layout mini sirkuit practical training ini, kental merepresentasikan point pokok kebutuhan berkendara rider-rider JNE.

Khususnya saat dihadapkan berbagai kondisi jalan, arus lalu-lintas, sampai rapatnya gang-gang perkampungan, yang akrab menyapa setiap hari.

Dari dasar itu, di mini sirkuit ini sengaja dirancang untuk mensimulasikan beragam obstacle, seperti straight line, speed bump, circle dan zig-zag (serpentine riding test).

Bahkan, masing-masing rider juga dikawal oleh mentor, sehubungan penegasan sikap postur yang benar, teknik mengumpan power dan penguasaan rolling speed.

Menurut Dicky Wijatmiko, total obstacle di materi practical training ini, merupakan basic yang harus dimiliki rider.

Berguna untuk kebutuhan rider, agar singkat mengambil keputusan, juga mudah improve saat menentukan sikap dan mengatur postur tubuh yang benar.

Spesial diproyeksikan, menjaga body balancing berkendara, saat menghadapi ragam obstacle, terlebih dengan tambahan beban di motor atau matic.

"Kalau diilustrasikan, misal bekal teknik dan skill para rider awal berkendara "langsung" di level SMP, maka practical training ini, kembali melengkapi teknik dan skill di level TK, yang "mungkin" terlewatkan, "papar Yusnur Wendra.

Itu artinya, di practical training ini, teknik maupun skill rider kembali direfresh juga dikalibrasi, lebih baik lagi dan lebih benar lagi.

Penekanan-nya prioritas pada psikis, merubah mind set, terapkan konsep terbaik, sebagai goals-nya.

"Sebab itu, standar pelatihan Pro Drive Indonesia, selalu ada feedback dari trainer, di akhir practical training dan terdata dalam statistik point, "tambah Yusnur Wendra.

Point mana saja harus dikoreksi segera, kebiasaan kurang baik mana saja yang harus dirubah ?

Dengan begitu, fundamental skill akan terbangun, lantas berkembang pada mengakarnya materi safety riding, sikon berkendara jadi lebih benar dan lebih baik lagi, berlandaskan idealisme.

Tanpa, mengikuti pembenaran yang tak berdasar, seperti dongeng dan kisah copas, di warkop sebelah !

"Kami harapkan baik buruknya pengalaman berkendara, cukup terinspirasi dari pengalaman orang lain, jangan sampai dari pengalaman pribadi, "wejang Dicky Wijatmiko.     skg