Transformasi workshop racing ke racing factory mulai merebak. Belakangan ini mulai menjadi wabah, sekaligus hal mutlak sebagai mesin pencetak uang. Mengingat, workshop racing lebih tepat sebagai ajang menebar popularitas dan mengolah pesan sponsor. Tapi, ketika sponsor sepi dan “hanya menyuntik dana di tim-tim itu saja”, apa boleh buat ? Buat loe aja nggak papa.
Racing factory terbangun dan hadir dari sebuah pemikiran logis, untuk mengelola bisnis racing, agar makin panjang nafasnya, sekaligus pengembangan. Sebab, itu gigi rasio diracik jeli, untuk mengolah power band gigi 1 sampai top gear, agar mesin tak over heat.
Implementasinya setara workshop racing, kalau berkutat di itu-itu saja, cash flow dapatnya di limit itu saja. Dan tambahan bonus popularitas, saat jadi champion dan diliput media.
Sebaliknya kalau kalah pasti tetap dipuja, toh itu hanya sebagai fase kemenangan yang tertunda, seperti yang pernah dilontarkan Helmi Sungkar pronas dari Trendy Promo Mandira. Disini kunci attitude itu menjadi hal mutlak !
Termasuk Swega Owner RAT Motosport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo, pelan tapi pasti dengan kurva lembut, mulai bertransformasi menjadi racing factory. Produk knalpot menjadi option part yang paling bisa dan mudah dikelola, baik performa dan strategi marketingnya.
Dari data base korekan juga komplit. Point ini konversi ke data desain knalpot mudah berjalan. Knalpot bagi Swega tak hanya sebagai pemanis, apalagi sebatas resep modis. Lebih dari itu, knalpot produk RAT Motosport, juga dimanfaatkan sebagai connecting power, sampai melengkapi hasil racikan dan mengolah komposisi option part yang diterapkan mekanik.
Statetment demikian memang rasional, terlebih pada desain knalpotnya kali ini dilengkapi power exhaust di bagian leher. Ada sekat dan sarangan dengan ruang minim. Saat RPM rendah, gas buang menyelinap di ruang power exhaust. Sebaliknya, ketika terjadi perbedaan tekanan, gas buang yang terjebak di power exhaust tadi, beralih funsgi menjadi booster flow gas buang.
Otomatis, juga diikuti turbulensi atau pusaran, yang berujung pemampatan di leher. Dari sini akurasi siklus buka tutup katup yang dikontrol camshaft mampu direvisi lebih baik, khususnya saat overlaping. Andaikan terjadi kebocoran, bisa diminimalisir, termasuk ketika clearance katup terlampau rapat.
Koreksi power seperti ini, level power serasa diadjust continue dan berlangsung otomatis, dari pengaruh dan reaksi pusaran gas buang yang diolah power exhaust. "Bisa dimuntahkan kapan saja, sesuai keinginan rider, ingin action di bawah, tengah atau gasingan atas, ”cerita Swega meledak-ledak.
Dan power exhaust ini, saya kenalkan sebagai trade mark knalpot RAT Motosport, baik untuk bebek 4 tak 130 cc, 150 cc, sampai dengan 200 cc.
Dan power exhaust ini saya rancang bukan dengan teknik asbun, tapi berdasar data dynotest berikut metodhe pembanding dari ukruan diameter, panjang, sudut lekukan sampai gradasi ukuran dan teknik penyambungan.
Untuk panjang pendek dan model silencer, tak bisa asal. Alasan tidak asal itu pula, saya terapkan sistem knock down pada bafel - silencer. “Sebab, gas buang saat di sarangan dan silencer diolah dinamis dan tak bisa diplot apalagi main tebak, ”senyum Swega.
Bahkan jenis bahan dan kualitas steinless yang saya pakai, dipilih khusus. Memiliki unsur induksi tingkat panas, yang paling reaktif untuk fleksibelitas jalur gas buang. Juga mencakup reduksi pantulan gas buang, juga saya kaji dan pertimbangkan, untuk mendapat performa yang ideal di variabel RPM. “Jadi tak hanya jambak di RPM tinggi maupun rendah, ”promo Swega yang pasang diskon 15% - 20% hingga April 2020 itu. teks - foto : enea
Info - RAT Motosport, Sidoarjo
0856 4557 7007