Satria F memang lagi mengalami dilema di ajang karapan. Sebab, kompetitornya, yaitu MX-King lebih dulu sukses menembus catatan waktu 6,7 detik di 201 meter, saat laga di kelas FFA.
Tapi, mengingat data korekan basic mesin Satria F yang variatif, akhirnya Satria F tetap mendominasi, di ajang karapan. Bahkan, tuner yang memakai basic gacoan Satria F, kian terpacu untuk melibas catatan waktu MX-King.
Termasuk VRC19 Factory, turut terobsesi mengawal kebutuhan tuner mania Suzuki. Melalui produk yang baru saja dilaunching di awal bulan September 2020, yaitu “Intake Manifold VRC19”, dengan ukuran over size.
Disebut demikian, karena lubang intake manifold VRC19, menyediakan ukuran 35 mm dan 38 mm. Identik dengan karbu Keihin PWK Air Strike atau Mikuni TM, primadona tuner karapan, yang telah merombak extrem intake silinder head.
Jelinya, M. Zulfikar sebagai produsen intake manifold VRC19, mengaplikasi joint karbu berbahan rubber dengan lapisan aramid, yang tahan diatas suhu produktif mesin.
Ketika suhu tinggi, sifat rubber aramid akan lebih mencengkeram bibir venturi karbu. Sehingga, akurasi suplai gas segar lebih optimal.
Dan kombinasi bahan almu billet pada adaptornya, diklaim memiliki sifat penghantar panas yang baik. “Saat panas akan menekan balik, sehingga kerapatan penampang adaptor di bibir silinder head, lebih terjamin, ”yakin M. Zulfikar.
Perpaduan bahan intake manifold VRC19 ini, juga atas input dari tim Research & Development VRC19 saat berkunjung ke workshop racing di Thailand. Memang rasional dan logis, untuk kebutuhan penunjang mekanis karbu.
Dan saya yakin, tuner di tanah air akan setuju dengan perpaduan bahan seperti ini. “Sebab, sifatnya sama-sama memperbaiki siklus gas segar, kebutuhan RPM tinggi di ajang karapan, ”pasti M. Zulfikar. teks - foto : skg