Preview - Kejuaraan Balap Motor Piala Sri Sultan HB X Gubernur DIY Championship 2022 - Seri 1 (12-13 Maret) : AKSI & REINKARNASI BEGAWAN ROAD RACE YOGYAKARTA USAI PANDEMI

Titelnya keren, mengusung nama Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kuat menjadi representasi bersatunya pemangku wilayah Yogyakarta dengan pelaku otomotif roda dua.

Guna kembali mendongkrak sport tourism, selain dari kontribusi wisata heritage-nya, kearifan lokal dan kekayaan panorama alamnya.

Tak bisa dipungkiri, intensitas domestik racing secara statistik, hampir sebanding  dengan wisatawan regular, yang hanya bertandang pas hari besar.

Yogyakarta selalu istimewa, termasuk soal racing sampai cornering, pengganti istilah rebahan.

Sempat menjadi parameter dan primadona, baik lingkup racing school, speedshop maupun arsitek dibalik kuda besi, para penyandang gelar terbaik sampai scoop Asia Pasific.

Masa kejayaan itu yang ingin kembali dirajut ulang, oleh Iwan CHR dan Penta Wijaya rider legend from Yogyakarta yang banyak menorehkan kisah dan cerita.

Tersohor sebagai brand image Suzuki jago di pasar senggol, senyumanya tetap manis seperti masa kejayaan Crystal Tune, disusul Shogun Kebo.

Banyak pula menghantar para rider berjaya di masanya. Termasuk promotor, yang sempat terbangun chemistry, hingga growing together.

Pengalaman dan jam terbang itu, yang kini diimplementasikan Iwan dan Penta,  serta jajaranya, pada Kejurda Balap Motor dengan titel "Piala Sri Sultan HB X Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Championship 2022".

Sosok pria humble itu, menjabat langsung menjadi Event Directornya dan diback up oleh Agung, Yayang dan Kecil.

Praktis, soal aturan dan kisi-kisi kemasan event akan diramu profesional, jauh dari incaran "tukang paido".

Maaf, keduanya juga mantan aktifis racing, selalu kritis meski lebar sirkuit kurang 20 cm.

Transformasi pelaku racing merangkap regulator, berangkat dan berawal dari sini.

Berusaha tampil mengkalibrasi aturan dan kisi yang tak sehat, menjadi bermartabat saat itu.

Derajat pelaku racing kian terkatrol, hingga tumbuh subur pelaku dan fase regenerasi di era-nya.

Maka, special event yang akan dihelat pada 12-13 Maret mendatang, tak cuman sekedar kompetisi.

Lebih tepatnya, mengenang ihwal atmosfir 3 generasi pelaku racing dari klasik, milenium dan milenial, yang dipaksa akur berbalut reinkarnasi.

Tuner style manual tech, sampai yang "ngalor ngidul" bawa laptop buat remap kurva power, akan dipertemukan, sebagai dinamika dan eksistensi di dunia road race.

Selebihnya, menjadi momen nostalgia rider, tuner, manager dan spektator yang pernah menjadi murid dan mentor di Yogyakarta.

Sungguh akan menjadi special event dramatis, ketika meninjau lokasi sirkuit Mandala Krida, Yogyakarta, yang tetap hangat dan setia merangkulnya.

Banyak history yang ditorehkan disini. Dari cikal bakal dewa road race, pertemuan SPG dan rider bergulir menjadi biduk rumah tangga, audisi rider oleh sponsor untuk memulai kerjasama.

Sampai, proses penajaman late braking, mengunci racing line dan cerita tagihan bon avgas.

Selain, memberi wawasan soal gaya bertarung dan standarisasi attitude rider,  di special event ini kental mereminding proses perjalanan racing roda dua segmen road race di tanah air.

Mahalnya pengalaman dan kisah ini, yang sejatinya akan kita bagikan ke pelaku racing milenial saat ini, usai hadapi badai pandemi.  

"Agar, kembali terbakar semangatnya, menyelami dunia road race, hingga mengcreated-nya dalam industri kreatif otomotif, "beber Iwan dan Penta kompak.

Bahkan ketika ditinjau dari sisi penjenjangan dan evolusinya, sosok pelaku racing asal Yogyakarta, masih diklaim menjadi pionirnya.

Point ini yang kemudian bisa dijadikan acuhan, merubah mindset metodhe pelatihan sejak usia dini.

Diprediksi lebih jauh, special event yang akan dihelat dua hari ini, kemungkinan menjadi kejurnas bayangan.

Akan mempertemukan Racing Team region Jawa. Sebab, ketika menengok provinsi kanan kiri, tak ada jadwal event di segmen yang sama.

Otomatis, asimilasi para rider yang beda kultur budaya bertarungnya ini, akan menjelma sebagai Racing Academy.

Masing-masing ada kelebihan dan kepuasan, jadi tak ada lagi yang kurang. Semua serba terukur !

Maka, menjadi hal rasional, menjadi ruang saling intip dan sharing antar Racing Team.

Selebihnya, dipastikan akan menjadi tontonan yang segar. Ah sayang tak ada penonton !

"Tenang, tetap ada saudagar, marcom, sampai produsen otomotif yang hadir memonitor, mengaudisi rider untuk menebar sponsor, "bisik Iwan.   enea