Panas, berisik, tegang dan menguras fisik, telah menjadi tradisi, panorama dunia kompetisi di tanah air, baik on road dan off road roda dua. Ihwal ini, petarung profesional selalu dibekali pemaparan psikis, soal sengit dan kejamnya racing kompetisi.
Sebagai siasat mengambil celah dan kebijakan, demi menjunjung sportifitas, juga fairplay.
Selebihnya, perangkat kejuaraan, dalam hal ini penyelenggara, pimpinan lomba, pengawas lomba, juri kejuaraan dan marshal, harus tegas mengembang tugas sesuai aturan PP IMI.
Dan dimatangkan oleh rapat juri dan pengawas, sebelum dimulainya kejuaraan. Tapi, sayang polemik dan insiden kembali terulang, di kejuaraan motocross.
Memang realistis, sebab motocross identik dijubeli oleh pelaku yang kritis, cakap dan berbobot.
Salah dikit memang berbuntut, apalagi sosialita motocross juga koloni, entah MX Training yang back up, crosser kawak, maupun sponsor utama.
"Itu pentingnya sanksi dan efek jera, agar tak sampai terulang, apapun bentuk kamuflasenya, "sambar Deny Orlando crosser kawak Solo saat sua di Kejurnas Motocross seri 1, Lamongan silam.
Kabar hangat, buntut tindak pelanggaran disiplin, kembali terjadi antara Febby Aribowo dari PoinPlus Management penyelenggara event Indonation MX dan Irwan Ardiansyah Manager Onesixeight Ardians KYT Federal Motocross Team.
Polemik terjadi dalam event Indonation MX seri 2 di Sirkuit Tambak Rejo, Yogyakarta (2/7/2022).
Hingga menuai perhatian Mevans Sanggramawijaya, crosser Onesixeight Motocross Team.
Dalam keterangan resminya, Pangeran Nurhikmah Putra Jaya itu, menyayangkan atas kejadian kurang menyenangkan ini.
Mengingat, apapun jenis dan sifat olahraga kompetisi, harus tetap menjunjung tinggi sportifitas.
"Ironisnya, bejibunya MX Training di Jawa, masih saja tak bisa menjadi kitab atau kiblat membangun sportifitas, "sorot Mevans dengan nada tinggi.
Berikut kronologi kejadiannya :
Saat sesi kualifikasi kelas 65 cc Pro, Irwan Ardiansyah mengetahui ada dua crosser masuk ke Pit Area melaluli pintu “PIT OUT”.
Hal ini jelas membahayakan, sebab berpotensi terjadinya acident.
Saat itu Irwan Ardiansyah sedang mengecek transponder yang terpasang di pacuan Ryan Devano Ardiansyah#75 putranya, saat persiapan di laga kelas SE 65 cc Novice di area "Pit Out".
Mendapati penyimpangan itu, spontan Irwan Ardiansyah mengingatkan petugas, agar crosser yang masuk ke "Pit Area" melalui “Pit In” yang telah tersedia.
Masih di titik lokasi sama, Irwan Ardiansyah yang berkonsentrasi dan komunikasi dengan petugas jaga transponder, soal kondisi transponder Ryan Devano Ardiansyah yang diduga eror.
Tiba-tiba Irwan Ardiansyah didorong atau kontak fisik dengan Febby Aribowo dari PoinPlus management.
Febby Aribowo menyangka atau menuduh tanpa bukti dan saksi, kalau Irwan Ardiansyah melontarkan umpatan “GOBLOK” kepada Djanoko crosser 65 cc Pro putra Febby Aribowo saat masuk Pit Area melalui pintu “Pit Out”.
Tapi, saat dikonfirmasi ke petugas Pit Area yang jaga, menyangkal kalau Irwan Ardiansyah mengeluarkan kata-kata umpatan.
Perlakuan kasar yang menimpa Irwan Ardiansyah, di sirkuit itu tak pakai lama memancing perhatian publik motocross, hingga diketahui oleh Pemprov IMI DIY.
Dengan tembusan ke PP IMI, keduanya disidang Pemprov IMI DIY pada Rabu 27 Juli 2022.
Berdasar kronologi, teknis jalanya lomba, serta keterangan saksi-saksi, akhirnya memberikan skorsing Febby Aribowo dan Club Poin Plus.
Berupa larangan, menggelar atau melangsungkan kegiatan oahraga kendaraan bermotor, dibawa naungan atau pengawasan PP IMI maupun Pemprov IMI di seluruh wilayah Indonesia, selama tiga (3) bulan sejak tanggal keputusan skorsing dikeluarkan.
Itu artinya, Febby Aribowo berserta Club Poin Plus terhitung sampai dengan bulan November 2022, baru dinyatakan usai jalani skorsing dan bisa kembali jalankan event.
Keputusan skorsing kepada Febby Aribowo dan Club Poin Plus ini, diterbitkan melalui surat keputusan IMI DIY nomor 008/IMI-DIY, A/VIII/2022 Tentang tindakan Disiplin.
Kebijakan ini yang pantas dijunjung tinggi, sebagai komitmen PP IMI dan Pemprov IMI, agar senantiasa menegakan sportifitas dan peraturan.
"Dan layaknya sebagai penyelenggara bisa mengayomi seluruh peserta lebih terukur, bijak dan tanpa adanya intervensi maupun tendensi, "lugas Mevans.
Polemik dan dilayangkanya skorsing ini pula, jadi mengingatkan insiden di road race.
Seperti lempar karung pembatas hingga penganiayaan.
Atas kejelian pengawas lomba dan juri kejuaraan, masing-masing pelaku, yang tak lain rider road race itu telah mendapatkan skorsing.
Hingga panas dan sengitnya sentimen antar rider, disetiap kejuaraan road race kini bisa direduksi lebih kondusif.
Dasar itu pula, jajaran squad Team Balap, tak lagi bisa sembarangan atau membabi buta saat terjadi konflik.
Semua bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan atmosfir yang lumer.
"Toh esok lusa ketemu kembali dan saling tersenyum, saat sama-sama memijakan podium, "senyum Mevans.
Sebagai catatan penting, di setiap kejuaraan juga dihadiri delegasi dari produsen yang berkaitan dengan industri otomotif. Entah promo atau memantau MX Team yang membawa pesan sponsor.
"Jadi, alangkah baiknya untuk menghindari jangan sampai timbulnya raport merah, atas prasangka maupun persepsi dari beberapa person calon sponsor, "ingat Mevans. *