Hampir 27 tahun lamanya si penulis mengenal H. David Surya Pratama, saudagar asal Ponorogo, yang beken dengan bisnis Rumah Makan Ala Jawa di Brunei Darusalam. Mengawali di dunia otomotif, H. David tenar di dunia road race, cukup banyak tuner dan rider road race yang mendapat suport darinya. Bahkan, dihantarnya melambung hingga di pentas Asia pacific.
Perjalanan mensuport dan membangun tim road race, hingga bongkar pasang formasi sejak 2003 sampai 2015, bukanlah waktu yang singkat. Banyak kolega seperti tuner nasional sampai produsen option part racing, yang dikenalnya.
Empat tahun silam nama AMRF yang identik dengan H. David, juga ikut menyemarakan MX-GTX skala nasional. Turun di MX-GTX diawali dengan kisah Rio Bangun Putra Pratama putra H. David yang pingin berlaga di MX.
Bahkan di empat tahun silam, H. David kembali tampil di road race, mensuport beberapa rider Jawa Timur. Selain road race, H. David juga menjadi penyandang dana beberapa crosser dan tracker di MX-GTX.

Hanya sebatas menyalurkan hobi otomotif. Dan kebetulan Rio putra saya, juga hobi dengan otomotif, ”sebut H, David.
Atas pengaruh pandemi dan makin sepinya event otomotif di Jawa Timur, H. David merasa simpati dan peduli, untuk tampil menggairahkan racing di Jawa Timur.
Merealisasinya dalam bentuk event resmi, bertajuk, “AMRF Java Drag Bike Openchampionship 2020”. Hasil kerjasama Management AMRF dan Lana dari AE Indonesia event organizer.
Dan konsekuensinya, protokol kesehatan wajib dijalankan semestinya, selalu cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.

Baru pertama kali ini saya turun langsung, ikut menggelar event otomotif dan diluar prediksi, bisa begitu spektakuler. Starter tembus di angka 787, menandingi starter road race di Madura dan terbagi di 27 kelas, sesuai hasil print entry list sekertaris lomba.
“Parameter lain, tim drag bike asal Bali merapat, tuner papan atas seperti Mlethiz juga ada, serta tim-tim drag bike milenial Jatim lainya, ”terang H. David yang merasa bersyukur atas kepercayaan pit crew, manager, owner tim, rider sampai pihak-pihak sponsor yang ikut menyemarakan event (19/9/2020).

Bicara sponsor, terbilang bejibun seperti King Land Tire, Cream Pie, Koizumi, Ipone Oil, CLD Racing, ADD Suspension, Antangin dan Andy Speed. Sebagai catatan, mereka datang bukan karena saya lobi dan kemudian mendanai.
Saya dengan beberapa sponsor ini, telah terjalin hubungan cukup lama, sesama penggembira dan menggairahkan dunia otomotif di tanah air. “Mereka lebih sebagai teman yang terjalin karena memiliki emosional sama terhadap dunia otomotif, “tegas H. David.

Dan menanggapi persoalan, dihentikanya event pada pukul 17.00, karena kebijakan Gubernur Jatim dan jajaran, yang baru diterbitkan 4 hari lalu, terkait soal pelarangan kerumunan masa untuk penanggulangan penyebaran covid, saya justru berterima kasih.
Saya nilai ada hikmah yang luar biasa dari penghentian event ini. Sebab, itu sudah menjadi prinsip hidup saya, menjalaninya seperti air. “Sebab saya percaya, karma baik itu pasti berjalan, selama kita hidup di dunia ini selalu berniat berbuat baik terhadap sesama, ”wejang H. David.
Di balik kejadian ini, saya jadi semakin matang dan makin penasaran menyelami dunia “kepromotoran” ini. “Dalam ruang notes Iphone XR saya, sudah saya bikin data, apa saja yang perlu direvisi dan mana yang perlu diganti, ”tegas H. David.

Dan Alhamdulillah peserta dan pihak sponsor, melalui komunikasi yang persuasif dengan pola pikir yang dingin, semuanya saling memahami dengan kejadian ini.
“Bahkan memberi suport, untuk kembali menggelar, dengan asumsi formatnya baru dan tak seperti ini, ”lontar H. David.
Sebab, untuk saat ini nama AMRF menjadi magnet event, mengingat semua peserta, baik tim, rider, tuner, manager dan pihak sponsor, memahami pribadi AMRF.
Dan "perasaan semua peserta, saya sangat memahami, ibarat sampai tidur di hotel merah putih, saya pernah merasakan dalam rentang waktu 27 tahun, saat malang melintang di dunia otomotif.
Maka, saya pastikan, semua uang pendaftaran bagi rider yang gagal berlaga, saya kembalikan penuh. Jangan sampai saling menyalahkan dan disalahkan. “Anggap saja ini learning by doing dan indah pada waktunya, ”senyum H. David.
MENJADI RUANG RINDU TIM ROAD RACE
Ini yang bikin miris, rider yang lagi on fire, makin bingung untuk aktualisasi kepiawaianya menekuk setang. Solusi terbaik, AMRF Java Drag Bike Openchampionship 2020, menjadi rujukanya.
Sebab itu, beberapa tim yang setia berlaga di kelas Mini GP di road race, maju bersama untuk menawarkan kelas, agar dibuka kelas Mini GP. Tapi, kerenya kelas yang diperlombakan berdasar pembatasan bobot dan bukan usia. Jadi beda dengan regulasi road race.

Mengingat, ada perbedaan krusial, terkait pengaruh skill dalam hal in jam terbang dan bobot. “Dengan pembatasan bobot, saya optimis memancing minat peserta di kelas Mini GP, ”jelas Haki Salma ortu dari Rafif Sadya rider yang berlaga di kelas dibawah 45 KG.
Atas prestasi Rafif yang meroket, maka banyak pula sponsor yang merapat. Kali Rafif membawa nama tim AE Indonesia AMRF HKS Nuansadia 83 Ponorogo, disuport oleh DRT, Zidane Motor dan Erzhet Garage.

Hadir pula rider Favian dan Alfaro, juga meramaikan kelas Mini GP, di bawah 45 KG. Kendati Favian fasih menunggang Sonic 150 kelas ECU standar di road race, belum tentu paham mengolah power dan speed di arena drag bike.
Keputusan regulasi ini, saya nilai aspiratif. Tanpa dibayang-bayangi kekhawatiran kalah, karena perbedaan senior dan junior. “Misalkan, semua penyelenggara konsisten menggelar kelas Mini GP dengan regulasi sama, saya yakin akan membludak pesertanya, ”timpal Yudi Kucing yang hadir bersua dengan tuner Jateng yang merapat di event ini. teks - foto : collins