Yamaha Vega R, Surabaya : MENGULANG MASA KEJAYAAN

Sahek RAT Motorsport, Sidoarjo. Bangga bisa mengenang masa kejayaan Vega R, melalui up grade performa mesin untuk daily use. Sahek RAT Motorsport, Sidoarjo. Bangga bisa mengenang masa kejayaan Vega R, melalui up grade performa mesin untuk daily use.

Bebek legendaris yang dipertahankan dengan berbagai varian dan series, dipercaya Agus pemiliknya untuk dijadikan basic gacoan daily use, tapi memiliki performa racing.

Bahkan, menurut Agus dengan semangatnya, popularitas Vega R masih belum tenggelam, dengan varian terbaru. Kompensasinya, option part racing diadopsi untuk mendongkrak performanya.

“Fakta akual, Vega R sempat menjadi seteru Shogun 110 di eranya, saat menjadi primadona tuner road race, ”dukung Arul dan Sahek mekanik RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo mengenangnya.

Arul dan Sahek sepakat, berduet mengupgrade performa mesin Vega R. Sebab, keduanya banyak memiliki kenangan dengan Vega R.

Kopling Sentrifugal. Dirombak berganti manual, dengan balancer weight menu akselerasi.

 

Sehingga, proses realisasinya terkesan lebih menguasai. Macam rubahan kopling manual, melalaui penggantian calter kopling custom.

Balancer weight memakai 450 gram, diameter kecil tapi tebal. Menurutnya, untuk memperbaiki inertia dan mereduksi vibra.

Dan piston dipinjam dari Kawahara berdiameter 55,25 mm, menjadi rujukan untuk mengejar kapasitas mesin 130 cc.

Proses bore up ini turut merujuk pada penggantian liner kompetisi, yang diklaim lebih licin saat suhu tinggi.

Silinder Head. Mengaplikasi over size katup & custom seteng katup.

 

Sektor silinder head otomatis, banyak menjawab kebutuhan meningkatnya kapasitas mesin.

Seperti rubahan seteng katup yang dijadikan 24,6 mm dari standarnya 19 mm. Klop melayani over size katup yang memakai katup 28 mm (in) dan 24 mm (ex).

Camshaft. Hasil custom RAT Motorsport.

 

Dan disuport camshaft rombakan dengan lift 8,20 mm (in) dan 8,16 mm (ex). Untuk durasi camshaft, Sahek memutuskan di angka 245 derajat.

Untuk mengatasi problem floating dan surging, kali ini memakai produk RAT, dengan profil lebih tinggi 2,6 mm.

Knalpot Aftermarket. Melayani pemakaian daily use.

 

Rombakan camshaft ini pula yang berpengaruh pada diameter intake, hingga dibesarkan menjadi 25 mm. Sedang exhaust menurut Arul lebih tepat di angka 23 mm.

Diteruskan knalpot aftermarket, dengan lingkar leher 28 mm dan sarangan 40 mm.

Karbu. Makin bengis dengan PWK 28 mm Sudco.

 

Makin special, debit gas segar ditingkatkan melalui kanibalan karbu PWK 28 mm Sudco. Kerapatan kurva power di RPM bawah, turut dijamin setingan pilot jet 42. Sedang peak power dilayani main jet 120.

Kian pekatnya AFR ini pula, yang mempengaruhi Arul dan Sahek meminang CDI BRT.   teks - foto : enea