Tak ada habisnya Suzuki Satria F menjadi komoditas basic street performa, bagi remaja milenial penyuka sensasi 140 KM/Jam. Bisa jadi karena dikejar hujan, dengan harapan segera sampai rumah, memang banyak tafsiran.
Kalau sudah bisa menyentuh 140 KM/Jam, otomatis buat street performa cukup mengakomodir. Kecepatan 140 KM/Jam, itu bukan berarti speedometer sudah mentok. Itu kecepatan power produktif rata-rata Satria F.
Setelah mengalami up grade performa, seperti milik David Chandra, bisa jadi pasti lebih. Pada point ini pabrikan Suzuki cukup bijak, seiring sejalan meramaikan industri kreatif otomotif di tanah air.
Sebab, secara tak langsung banyak elemen yang dilibatkan. Termasuk workshop racing RAT Motorsport di Jl. By Pass 17, Sidoarjo, yang dominan menjadi rujukan remaja milenial penghobi.
Salah satunya David Chandra owner Satria F, yang penasaran dengan tenaga puncak Satria F. “Untuk mendapat hasil yang rasional dan sesuai kebutuhan, saya memilih merealisasinya bertahap, ”jelas Chandra sapaanya.
Imam Malik Hasan mekanik RAT Motorsport asal Lampung, kali ini yang mendapat tugas merealisasinya. Piston 67 mm dari Kawahara dengan ukuran pen 15 mm, menjadi pilihan. “Prioritas utama ring kompresi dan ring minyak lebih tahan lama, ”yakin Imam. Imam berusaha mengakurkan paduan option part racing dan manual tech, untuk menekan budget lebih ringan.
Itu dikarenakan, posisi big end telah digeser hingga langkah piston menjadi 54 mm. Memang tepat, kapasitas mesin naik hingga 190 cc. Cukup rasional ketika dibangun dari basic Satria F 150. Sebab, telah dilengkapi 6 speed.
Masih di kompartemen crankcase, bearing as kruk dipinang dari FAG. Kondisi magnet standar, tapi untuk mengejar balans disusut 250 gram.
Memahami request awal Chandra yang ingin mendapat torsi dan HP lebih besar, untuk menghela speed. Desain porting silinder head diatur ulang. Untuk intake diremer 6 mm, berikut meruncingkan sekat, meminimalisr terhambatnya siklus gas segar saat langkah isap. Sedang, exhaust diremer 4 mm, lengkap dengan polesan.
Itu juga menyerasikan ukuran katup, yang memakai ukuran 25 mm (in) dan 22 mm (ex), dengan ukuran tangkai 4,5 mm.
Siklus gas buang pada project korekan kali ini, dikelola knalpot RAT Motorsport. Melalui komposisi ukuran leher, bafel dan sarangan, yang special diracik untuk menu street performa.
Ketika meninjau kaapsitas mesin Satria F milik Chandra, maka panjang sarangan ditambah 25 mm. “Fungsinya, memaksimalkan turbulensi gas buang saat di RPM tengah, agar fase perpindahan ke RPM atas, speed semakin licin, ”yakin Imam sapaanya saat menguji speednya.
Bahkan, camshaft juga ikut dipermak dengan trade mark RAT Motorsport. Data in open di 27 derajat dan in close berlangsung di 58 derajat. Sedang camshaft ex, diplot pada ex open 55 derajat dan ex di 22 derajat.
Dengan pencapaian lift camshaft 7,7 mm (in) dan ex 7.5 mm (ex). Pada point ini RAT Motorsport, telah mendapat tipikal pegas katup sebagai serum terbaiknya. Diklaim mampu memperpanjang usia bushing albronze. Sebab, problem surging dan floating, optimal diminimalisir.
Terutama saat menghadapi makin tingginya limit RPM, setelah dibooster CDI BRT i-Max. Memang banyak variabel performa, yang ditinjau ulang sehubungan kebutuhan, dari daily use sampai sunmori, seperti yang disampaikan Chandra.
“Alasan itu, perbandingan kompresi relatif tinggi, di angka 13,6 : 1 dan 6 speed-nya didistribusikan rata dengan final gear 15-40, ”terang Imam yang mencangkok PWK Air Strike 35 mm, sebagai media kontrol speed atas bawah.
Komposisi main jet 125 dan pilot jet 38, dinilai paling sempurna , untuk mengolah kapasitas mesin 190 cc. “Terpenting, tipikal mesinya pas sesuai dengan karakter Chandra, tetap nyaman dipakai merayap di kemacetan, ”pasti Imam. teks - foto : skg