Ronaldo akrab disapa Dodo, memang tahu persis soal basic pilihan kuda besi, buat daily use. MX 135 LC tipe sentrifugal, yang kini mulai tergeser bebek jantan Fuel injection, tak membuat Dodo menyerah.
Justru alumni UK Petra Teknik Mesin itu, terpacu untuk menggelontorkan kedigdayaan hadapi bebek jantan Fuel injection.
Bareng Nicolas Geovani kerabat kentalnya, proyek up grade MX 135 LC itu, digarap serius dan serba terukur.
Pertimbangan postur tambun warga Jl. Dinoyo, Surabaya itu, blok silinder berikut piston dipinjam dari V-Ixion Lightning kode 1PA, berdiameter 63 mm.
"Kebetulan tinggi blok silindernya sama persis dengan MX 135 LC.
Jadi, proses custom lebih banyak di silinder head, seperti memperbesar diameter ruang bakar jadi 63 mm, "jelas Nicolas.
Sedang, point volume kubah terdata 16 cc saat diburet, setara perbandingan kompresi 13 : 1.
Skala prioritas, bobot Dodo yang pastinya menjadi acuhan.
Agar HP dan torsi produktif, di gasingan bawah, tetap singkat mengawal Dodo saat berakselerasi, mengejar Imam.
Latar itu, katup turut dioversize jadi 23,5 mm (in) dan 19,5 mm (ex), pendukung intake yang kini liangnya menjadi 32 mm.
Berikut, custom camshaft by Nicolas, dengan data in open 30 derajat dan close 55 derajat, sedang Ex open terdata di angka 55 derajat dan close di 32 derajat.
"Pada kompartemen ini bearing camshaft saya ganti high speed, bersanding pegas katup single berlabel Swedia, "urai Nicolas yang mengawal bengisnya performa mesin dengan disc PSM itu.
Doping tenaga dilayani karbu berlabel CPO tipe PWK 32 mm, dengan kondisi box filter terinstal.
Dari hasil final seting dan sesi test speed, merujuk pemakaian main jet 135 dan pilot jet 36.
Itu juga setelah mengacu ujung diode busi, cenderung lebih basah, sebab warnanya coklat bata kemerahan.
Tapi, ya memang rasional, ketika merujuk bobot Dodo, sehingga dominan tosi yang nyodok duluan.
"Jadi, selaras hasil data dynotest, torehan torsi maksimal di 18 Nm saat gasingan 7000 RPM, "beber Nicolas yang mencangkok CDI BRT Dual Band dan koil Suzuki A-100.
Kerenya, temperatur air dan kestabilan voltage, turut menjadi prioritas Dodo, saat kondisi volume mesin meningkat.
Melalui instalasi indikator aftermarket, sebagai parameter, kebutuhan kelayakan mesin, terkait kondis water coolant maupun oli mesin.
Pada pelepas gas buang digawangi knalpot custom, dengan dimensi replika knalpot OEM, untuk mempertahankan kesan safety riding.
Tapi, secara detail desain, mengacu pada nilai up grade kubikasi mesin, bermuara pada exhaust 31 mm. Mengadopsi leher 32 mm, bersanding baffle dengan komposisi 38 mm - 45 mm dan dilepas sarangan 45 mm.
Racikan ini yang sukses pengaruhi power maksimal mampu disemburkan hingga 26,3 HP di 11.500 RPM.
"Torehan tipikal power ini, yang menjadikan final gear diseting di 14-38, guna mengejar performa di top speed, "yakin Nicolas.
Dan pendongkrak gasingan bawah, turut ditunjang penggantian sentrifugal ke kopling manual.
Melalui pemakaian calter kopling MX 135 LC tipe sport, dengan posisi lubang baut sama persis tipe sentrifugal.
Cuman di titik tengah kopling house ditambahkan adaptor, sebagai perantara push rod kopling.
"Untuk kampas kopling keseluruhan mengadopsi Tiger 4 lapis, plus pegas kopling Daytona, "detail Nicolas yang mengklaim MX milik Dodo ini mampu fight Vs Satria F 150Fi. enea