Mungkin sekian persen dan bisa dibilang masih dominan, masayarakat menganggap crankset dan pedal yang ada di E-Vi, dijadikan sebagai mode manual saat battery habis atau drop.
Di produk sebelah mungkin bisa dibenarkan. Sehingga, bayangan dan imajinasinya, ada dua mode manual dan electric.
Tapi, di Uno E-Vi, Akasha E-Vi dan Panama E-Vi, mungkin istilah itu kurang tepat.
Mengingat, keberadaan crankset di varian E-Vi dibekali pick up coil yang dimanfaatkan sensor E-Vi, saat beralih memakai mode manual. Sebut saja saat ingin berolahraga.
Dengan keberadaan pick up coil yang terangkai pada crankset dan sensor tadi, setiap derajat putaran crankset akan terbaca dan diteruskan oleh sensor ke Electronic Control Module (ECM) E-Vi.
Kemudian ECM memerintahkan battery mensuplai arus listrik berdasar putaran crankset, ke electric motor.
“Untuk dikonversi sebagai subsidi tenaga putar, ”analisa Munif Chief Mekanik Ditama Motor Viar, Banyuwangi.
Sehingga, dalam prakteknya mode manual E-Vi tetap memiliki kelebihan. Porsi tenaga untuk mengayuh jadi lebih ringan.
“Jadi, mode mengayuhnya tak perlu dilawan seperti gaya atau cara mengayuh konvensional, ”terang Munif saat mensimulasikan mode manual di tanjakan.
Bahkan mode ini, membuat kapasitas penyimpanan arus listrik di battery jadi lebih tahan lama.
Keberadaan sistem kinetic ini, yang menjadikan fitur yang dimiliki E-Vi lebih kaya dibanding produk lain.
Sekaligus sebagai implementasi sebuah produk yang royal akan fitur dan teknologi, untuk menjawab tantangan customer yang makin kritis belakangan ini, ”puji Jimy Owner Ditama Motor Viar, Banyuwangi. teks - foto : rio