Alvianzar Larkaa Friady - Crosser 65 cc Sampono MX Team, Bandung : FIX MENDAPAT RESTU BUNDA & USAI MASA RECOVERY, KEMBALI GAS POL DI MUSIM KOMPETISI MOTOCROSS 2022

Memang benar pepatah, "tak ada prestasi yang didulang dengan cara instant", semua harus melalui perjuangan dan jalan panjang.

Fase ini yang baru saja dilalui oleh putra Wendra Friadi, setelah melewati masa recovery.

Accident yang dialami Larkaa sapaanya di 3 bulan silam, tak membuatnya patah semangat.

Ilustrasinya, Larkaa hanya berhenti di shelter sementara, sebelum melanjutkan perjalanan.

Kembali merefresh bekal power, skill, nyali dan evaluasi, mengkaji pemicu kesalahan yang dialami.

Tapi, kalau boleh dibilang, itu bukan kesalahan Larkaa, apalagi sebuah problem.

"Lebih tepatnya, momentum proses perjalanan mengukir jam terbang dan kematangan Larkaa di 65 cc, "terang Om Del instruktur Larkaa di basecamp-nya di Jl. Amir Mahmud 389, Cimahi Tengah, Jabar.

Proses adaptasi dari pengaruh accident telah dilalui, atas inisiatif Larkaa dan didampingi mentornya.

Dari pelatihan mengangkat beban, menghadapi vibra sampai hentakan, sudah tak lagi nyeri.

Hingga, suspensi depan belakang KTM 65 cc pacuan Larkaa, kembali diseting lebih smooth, untuk penunjangnya.

Memang, selama sebulan penuh Larkaa dengan kemauan kerasnya, step by step berusaha mengusir nyeri bekas accident-nya.

"Berlatih dengan mode interval ringan sampai agak berat, baik fisik maupun melenturkan otot dengan memacu special engine, "jelas Om Del.

Fantastisnya, crosser dengan nomer start 48 itu, baru-baru ini kembali melangsungkan aktifitas training skill.

Tak main-main, sirkuit yang dipakai training, kemarin yang dipakai kejuaraan nasional.

Yaitu sirkuit Bukit Nyomot, Subang dan sirkuit Gunung Bohong, Cimahi.

Sayang, saya absen mengikutinya. Padahal saya terobsesi bertarung, merangsek podium 65 cc dan mempersembahkan trophy ke mama dan papa.

 

Sebagai penggantinya, cukup dengan memakainya untuk training skill.

Semoga di tahun ini, kejuaraan yang sama kembali digelar di Bukit Nyomot dan Gunung Bohong.

"Agar, kelak bisa mewujudkan impian dan obsesi saya, "senyum Larkaa optimis.

Kendati usai accident, tak ada istilah trauma !

Dengan mode pelatihan sparing partner, gaya bawaan kuda besinya tak jauh mengalami perubahan. Tetap nyaman dengan aksi brutal dan ekstrimnya, saat melayani handicap.

Larkaa ya tetap Larkaa, tahu persis akan resiko yang ada di hadapanya. Tapi, juga tahu siasat untuk mereduksinya.

"Larkaa terklasifikasi crosser yang mudah improve, saat memonitornya selama training skill dan laga di kompetisi, "nilai Om Del.  

Usai masa recovery ini, point krusial materi pelatihan ada di konsentrasi dan kembali memperbaiki fisik.

"Kestabilan catatan waktu di setiap putaran sirkuit yang sepakat, kita jadikan bahan materi training sekaligus memonitornya, "papar Om Del.

Wendra Friadi dan Nurul Fatimah, kedua orang tua Larka, juga makin memahami akan konsekuensi, karier putranya di jalur motocross.

Dan all out, kembali mensuport Larkaa, untuk berkompetisi lagi di motocross.

Bahkan, dari sini pula teori, materi dan literatur motocross jauh lebih diperbanyak oleh Larkaa, untuk mendalami ilmu motocross.

Nah, proses kematangan mengukir jam terbang, berjalan lebih kompleks dan terukur dari pengalaman.

Di sisi lain, Wendra salut akan kegigihan putranya, kembali bertarung di motocross.

Selain, telah terbangun karakter sportif, mandiri dan santun, tambahan satu hal lagi, Larkaa bukan bocah yang cengeng.

Itu artinya, di musim kompetisi motocross 2022, Larkaa kembali meramaikan kelas 65 cc Junior dan setia diback up Rojali kepala Divisi Teknik  Sampono MX Team, Bandung.   enea/foto : sampono