Entah apa yang merasuki Pangeran Nurhikmah Putra Jaya, tiba-tiba terpikat oleh Piaggio dengan salah satu produk legend-nya yaitu Vespa.
Lingkungan dekat Onesixeight Racing Team, sampai mengira, kalau Mevans mau touring ke Bali mengikuti Vespa Day.
Sebab, keinginan memburu dan mengoleksi line up Vespa terpaut hanya 2 bulan, sebelum perhelatan Vespa Day di Bali silam.
Makin spesial, Tipe Vespa koleksinya, juga berkelas, dari tipe kolektor sampai iconic.
Terbagi Vespa VGLA Congo 1963, Vespa PTS 100 "1978 dan Vespa Darling 90 "1966.
Padahal bapak nggak tahu kalau akan ada perhelatan akbar komunitas Vespa, skala dunia di Bali itu.
"Jadi, ada semacam serdadu Italy, yang bereinkarnasi mampir ke headquarter Onesixeight Racing Team, "kata Dio Koordinator Rumah Tangga Onesixeight Racing Team berusaha menebaknya.
Bahkan, kerabat dan kolega Mevans Sanggramawijaya, juga mengira dan memprediksi sama.
Sontak, Vespa VGLA Congo, Vespa PTS 100 dan Vespa Darling 90, yang kini menjadi koleksi Mevans itu, memancing perhatian publik dan loyalis Onesixeight Racing Team.
Pasalnya, ketiga varian yang terklasifikasi iconic itu, harganya fantastis, di kalangan kolektor.
Apalagi, meninjau dari history-nya yang menjadi torehan sejarah di tanah air.
Seperti, Vespa VGLA Congo 1963, sebuah apresiasi spesial dari Presiden Soekarno, yang diberikan kepada Pasukan Garuda saat misi ke Congo, Mesir.
Hingga nama "Congo" menjadi misteri dan icon scooter mania tanah air.
"Congo, sekaligus merubah catatan sejarah evolusi dari DNA Vespa, hingga menjadi trend setter modifmania, "puji Mevans saat sua di cafe Tanah Merah, Jakarta Selatan, tongkrongan beragam bikers milenial.
Dengan sajian body small frame compact dan tarikan garis bodi elips yang melegenda menjadi ciri khasnya.
Sedang, Vespa PTS 100 diproduksi terbatas, menjadi transisi dan evolusi teknologi rotary mesin Vespa, dari tipe 50 cc dan 90 cc, sejak 1963.
Vespa PTS 100 oleh negara produsenya banyak diexport ke pasar Asia, dominasi Jepang.
"Dasar itu, geometry PTS 100 menganut "small frame", untuk menghadapi market otomotif Japan yang membludak saat itu, "sebut Mevans.
Dalam biography Vespa, PTS 50, PTS 90 dan PTS 100, bergelar sebagai commuter Kaisar di eranya.
Mesin tangguh tampilan classic, pantaslah disapa retropolis, "celetuk Mevans.
Kalau Vespa Darling 90, desainya 11-12 degan Vespa VGLA Congo 1963.
Sebab, mempertahankan trademark siluet khas DNA Congo, karena dinilai yang paling diminati pasar saat itu.
Ciri khas perbedaan yang paling kental, adalah tromol dan velg depan berkontur polos, bukan kipas.
Di halte dan hobi baru ini pula, Mevans jadi rajin sowan ke workshop Vespa classic kawasan Jabodetabek.
Praktis style fashion "Ali Topan", kembali diadopsi oleh raja jalanan, eh Mevans.
Selain helm retro, Jacket True Religion, Jeans True Religion dan Sneakers Yeezy Boots, jadi starter kit-nya.
Memang bertolak belakang, dengan style Metroseksual yang melekat di Pangeran sebelumnya.
Ketiga varian seri Vespa incaran kolektor itu, sekarang jadi pelengkap kehidupan dan display Onesixeight Garage.
"Ada saatnya jumping, mengumbar speed dan riding stasioner, sembari menikmati sosialita otomotif, "lontar Mevans sembari nyruput teh kesukaanya.
Repot juga, ketika punya kolega dan kerabat bejibun, apalagi di segmen otomotif.
"Mesti dan harus bisa beradaptasi, dengan habit-nya, "tutur Mevans.
Tapi, ada sesuatu yang menarik bagi saya soal Vespa, selain tipe dan tahun-nya.
Vespa bagi saya adalah sosok commuter jenius berbalut legacy, yang penuh kisah.
Kalau pegang dashboard dan speedo mungil analognya, jadi teringat almarhum Papa, yang penuh kasih mengantar putranya, saat mengenal ihwal dunia pendidikan.
Vespa ibarat pujangga yang tak bernyawa, sosoknya mencerminkan filosofi keseimbangan dan selalu mawas diri dalam mengarungi kehidupan.
Riding style-nya yang A Simetris, sengaja diciptakan untuk mengimbangi bobot mesin sebelah kanan.
Maka, saat mengendarainya, harus segera move on untuk beradaptasi.
"Andaikan saja, sisi kirinya ada pasangan, pasti jalanya lebih seimbang, "senyum Mevans.
Point ini simpel, tapi amat sangat mendalam maknanya bagi kehidupan saya, usai melupakan lara.
Demikian seluruh seri dan tipe Vespa, dirancang oleh arsiteknya tetap balans, meskipun menghajar jalan berlubang.
Dibalik "kemasyuran arsiteknya, ada keunikan dan perjuangan yang justru menjadi daya pikat, saat mengendarainya.
Seolah dibawa ke arah lebih fokus, mencari titik keseimbangan, untuk mencapai tujuan.
"Hakekatnya sederhana, terus berupaya balans dan berkarya, untuk mencapai tujuan, bersama keluarga besar satuenamdelapan, "wejang Mevans.
Dan tapak kaki 8" dari segi logika memang kurang berdasar dan rasional.
Tapi, ketika menyelami lebih dalam, makna yang tersirat justru terkamuflase sebagai "rambu juga panuntun".
Persis pepatah orang Jawa, "hidup nggak iso grusah-grusuh".
"Demikian Vespa, balans dan tenang psikisnya, terbias kebenaran, bahwa dibalik kurang balansnya kehidupan, selalu tersimpan hikmah yang indah, "salut Mevans.
Sisi lain, soal perawatan percaya nggak percaya, setiap varian Vespa koleksi Mevans, memiliki "roh" layaknya manusia.
Macam Congo, ada ritual bakar dupa, buat menyapa "demang" yang mungkin pernah jadi tuanya.
Jadi, ada tradisi yang harus dilanjutkan, sebagai bentuk apresiasi.
Demikian Darling 90, bawaanya harus "Mbois" dan suasana hati harus senang.
"Suntuk dikit, bawaan mesin mesti ada saja trouble yang dipicu faktor non logis, "bisik Mevans.
Kesanya pernah menjadi "klangenan" nonik Belanda, yang kadang datang di sampingnya, dengan gaun merumbai khasnya.
Dan PTS 100, untuk saat ini yang paling rasional.
Perawatan sekedar ganti oli mesin, menakar oli samping, replacement platina dan seting tinggi pelampung karbu.
"Asyik juga koleksi Vespa, saya jadi sering terinspirasi bab kehidupan dan pekerjaan, saat riding denganya, "lugas Mevans. skg/foto : NPJ