Crosser belia potensial asal Gempol, Pasuruan, jelang akhir musim kompetisi MX GTX 2024, terus menunjukan perubahan signifikan.
M. Raditya begitu public motocross menyapanya, telah familiar mengikuti kelas diatasnya, sebagai upaya up grade skill, dari MX85.
Beberapa kali di kejuaraan bergengsi, M. Raditya mulai bertempur di kelas MX125 dan Sport Trail Pemula Penampilanya tak lagi di level uji coba, tapi murni ikut pusaran kompetisi crosser-crosser level diatasanya.
Skema strategi ini, mengingatkan saat Matador Boy itu melalui di jenjang MX65, kuda besi berbasic KTM 85 aktif dipacunya saat giat private training.
Limit dan kapasitas nyali crosser MX85, praktis telah didapatnya saat masih "ngegas" Husqvarna 65 cc.
Pola pelatihan yang telah menjadi tradisi itu, kini diulang, dengan tarjet serupa alias jadi "numero uno".
Makin spesial, nama Painul sosok engine builder kawak era 95 asal Ngoro, Mojokerto, didaulat sebagai Kepala Divisi Teknik.
Dari statistik performa di beberapa kali di kejuaraan setara Nasional, pacuan M. Raditya makin bengis dari sisi endurance juga lebih baik.
Selaras, dengan bejibun-nya torehan prestasi yang disandang nama besar Painul, saat berkreasi membangun Sport 2 tak 155 tune up di laga drag bike, bahkan hingga saat ini belum ada lawan.
Kendati terklasifikasi engine builder yang pernah berjaya di era milenium, tapi Painul rajin up date teknologi dan option part racing, guna menjawab dan menandingi, engine builder era milenium.
Kini Painul sepenuhnya dipercaya memonitor statistik performa GasGaz 85 cc dan KTM 125 cc, besutan M. Raditya.
Hingga Painul bela-belain turun gunung, saat berlangsungnya laga MX GTX 2024, di sirkuit Mente Balap, Ploso Klaten, Kediri, silam.
"Saya datang cuman tamasya, pingin makan sate bekicot, "canda Painul mengumbar senyum khasnya.
Hahaha, saya spesial diberangkatkan H. Adi Lukito, untuk mengawal Putra Pangeran Tembakau Balap.
Saya, pingin tahu improve M. Raditya, mengolah HP dan torsi, hasil kreasi saya.
Menurut saya tipikal porting, timing pengapian dan clutch system KTM 125 pacuan M. Raditya, sudah paling sempurna, dengan output HP dan torsi relatif extrem.
Salutnya, M. Raditya sanggup membawanya, dengan sempurna, HP dan torsi dieksplore matang.
"Jadi, memang karakternya petarung, bahkan gelar mental juara sudah tampak, di gaya balap M. Raditya.
Faktanya saat fight dengan seniornya, tak ada istilah menyerah.
Melihat pemandangan ini, saya jadi giliran yang tertantang untuk berinovasi lebih brilian lagi, "ulas Painul sambil geleng kepala tanda takjub oleh penampilan M. Raditya.
Fakta lain kepiawaian M. Raditya di lintasan MX GTX juga teruji, saat berlaga di kelas Sport Trail FFA, memacu Sport Trail berbasic KRR 150, hasil racikan Pak Be begawan Kaisar Motor, Sidoarjo.
Kuda besi yang dipacu M. Raditya dengan icon SBM itu, disebut-sebut kuda besi "spare" M. Zidane yang prestasinya lagi diatas angin.
M. Raditya lagi-lagi mudah improve, mengambil keputusan singkat dan tepat, saat berada dibawah tekanan rivalnya.
Hingga mampu menguntit rapat M. Zidane, di laga yang dijubeli petarung senior itu.
Pemandangan ini, seolah membalik persepsi para pakar dan pribadi yang diseniorkan di motocross !
"Bahwa jenjang usia crosser, yang belum waktu dan tiba saatnya, banyak memunculkan keterbatasan saat dihadapkan kuda besi full up grade performa.
Kalau meninjau data dan fakta saat ini, wacana itu saya anggap bagian dari intrik dan politik di jagad motocross, "tegas H. Adi Lukito dengan nada tinggi. enea