Sudah diprediksi oleh penghobi sport trail, dalam hal ini yang terbagi bermain di segmen off road dan on road. Postur KLX 230 yang sudah dibekali dengan postur mesin lebih besar, seolah menjadi clue para penghobi dalam modifikasi.
Adalah Bery dari Mahabarata Accesories Part & Apparel di Jl. Kalijudan 189, Surabaya. Sebuah industry kreatif yang bermuara pada otomotif, dengan tampilan café dan resto. Include galeri accessories, part dan apparel supermoto, dari look style sampai keperluan kompetisi.
Bery memang konsisten di jalur supermoto, bahkan dia termasuk founder Supermoto di Indonesia. Hingga bergulir menjadi beberapa embrio baru komunitas supermoto.
Jiwa marketing Bery juga top. Sebab, pribadinya sejak awal sudah menjadi endorse supermoto hampir di 10 tahun silam. Sekarang Bery tinggal memetik hasil. Pantas dan wajar sekali, kalau sekarang Bery mengepakan sayap membuka gerai accessories, part dan apparel seputar kebutuhan penghobi supermoto.
Bahkan, belakangan ini Bery juga merangkap sebagai designer dan builder, selain rider, bartender dan enterpreneur. Memang brilian, Bery mirip dengan developer perumahan elit di Surabaya. Wilayah yang hampir tak diduga bisa disulap sebagai megapolitan, tapi sekarang bisa direalisasi.
Pada progress terbaru di KLX 230 pacuan Bery, ada yangberbeda. Disini Bery berbicara sebagai designer dan builder.
KLX 230 hasil rombakan kaki-kaki miliknya, persis hasil rakitan factory. Bagi yang paham, wujud proporsional sebuah sport trail lebih dapat. Dari estetika dan harmonisasi dimensi kaki-kaki dan bodi lebih dapat. “Jadi nggak seperti Popeye, besar atas bawah cungkring, ”senyum Bery.
Kaki-kaki depan belakang dipinang dari special engine, up side down dari KX 125 versi 2009 dan swing arm CRF 250 rakitan 2009. Wheelbase jadi melar kisaran 7,5 cm.
Progres up grade kaki-kaki ini, menurut pria berpostur atletis itu, memang dikonsumsikan untuk rider diatas 170 cm. “Jadi, disini saya hanya memberikan ilustrasi dan semoga bisa menjadi inspirasi bagi penghobi supermoto, ”wejang Bery.
Untuk instalasi up side down KX 125, as komstir dipertahankan milik KX 125. Bearing as komstir berganti aftermarket, dengan ukuran lingkar dalam sama as komstir KX 125 dan lingkar luarnya presisi dengan bumbung komstir.
“Sehingga tak perlu lagi main las dan gerinda, kalaupun nanti dijual dan dibalikan ke standar tak berpengaruh pada nilai jual, ”usut Bery.
Khusus untuk melayani kebutuhan supermoto, up side down saya rebuild ulang di wokshop milenial spesialis suspensi, yaitu JC Suspension, Surabaya. Susunan shim ada yang diganti, mengikuti postur bobot saya 92 KG. “Perubahan performa up side down-nya luar biasa, ”puji Bery.
Demikian swing arm, dipakainya milik CRF 250 versi 2009 dipertimbangkan, karena sudah memiliki kontur H. Jadi sama dengan bawaan KLX 230.
Cara aplikasinya, poros swing arm berganti lebih panjang, tapi memiliki ukuran sama dengan poros swing arm OEM KLX 230. Cukup tambahkan colar dan bushing, sebagai pelicin.
Untuk pangkon monosok atas, yang perlu dicustom, untuk mempermudah menentukan sudut monosok.
Dari perhitungan speling jarak monocross ke rangka sub frame atas tersisa 36 cm. Ketika dikalkulasi dengan tambahan pangkon atas, maka monosok lebih pas memakai dimensi 280 mm. Pada bagian ini Bery memakai produk Ohlins.
Kalau monocross bawah, asli OEM swing arm CRF 250. Kecuali conrod custom, panjang pendeknya mempengaruhi tingkat kelenturan. Kalau saat ini memang spesial saya plot untuk melayani bobot saya. Agar saat ngebrake tajam, center of gravity tak terlalu extreme bergeser ke depan. Sebaliknya saat keluar tikungan, juga tak mudah wheelie.
Parameter riset tingkat kekenyalanya, serba saya data dan perhitungkan dengan perolehan traksi yang paling sempurna. “Jadi, tak mengalami ketergantungan dengan brand tapak kaki, ”tegas Bery. teks - foto : skg
Mahabarata Resto-Café Accecories Part & Apparel
Jl. Kalijudan 189, Surabaya
0857 3086 4021