Awal di terapkan di road race, sudah lima tahun silam. Lubang buang yang berada di tengah ini, hadir sebagai inovasi baru para tuner disaat kompetisi mulai rapat, alias 11-12. Hal demikian memang wajar, di saat asimilasi kuda besi yang berlaga, didominasi dari luar provinsi. Ini yang disebut dinamika teknologi road race, meskipun realisasinya di level manual tech.
Dianggap sebagai inovasi extreme, sebab merubah total desain dan kontruksi DNA pabrikan. Dan ketika ditinjau dari siklus mesin 4 tak, cukup menguntungkan.
Jarak lubang buang dari seteng katup hingga akhir lubang buang jadi makin pendek. “Level silinder cop Jupiter bisa menyusut 8 mm - 10 mm, ”jelas Yono Chief Operator Kaisar Motor Racing Factory di Perum Tamasa VIII/2, Tropodo, Sidoarjo.
Iya benar, Pak Be begawan Kaisar Motor Racing Factory, Sidoarjo itu lima tahun silam telah menerapkan di basic gacoan bebek Honda saat berlaga di OMR Honda yang bergulir menjadi HDC.
Pengaruh terhadap performa mesin, mampu mengolah kurva torsi lebih lebih produktif saat di RPM atas. Jadi teringat dengan lubang buang silinder cop mesin sport bawaan pabrik. Beberapa dan hampir rata-rata, produk sport sudah menerapkan lubang buang berada di tengah. “Itu juga yang menjadi alasan, mengapa tipe sport lebih nyaman dipakai touring, ”beber Yono.
Tapi, hal ini tak sampai bahkan jarang dianggap sebagai formula mesin sport, lantaran lebih terkamuflase estetika penempatan dan kontruksi leher knalpot.
Dan kabar terbarunya saat sleep engine booming, lubang buang tengah jadi acuhan. “Sebagai tambahan estimasi korekan, selain menu lama, ”beber Yono yang sejak 2 bulan terakhir ini menerima orderan lubang buang tengah lebih dari 17 unit silinder cop.
Dari sini saya menyimpulkan, aplikasi lubang buang tengah telah menjadi kebutuhan tuner, yang lagi nafsu up grade sleep engine. “Apalagi ketika dilihat dari jumlah orderan yang masuk, jelas dan 100%, memiliki kontribusi terhadap performa mesin, ”yakin Yono.
Dan merujuk ke pengerjaan, lubang buang bawaan pabrik, bobok lebih dulu dengan las diral hingga tertutup padat. Untuk menentukan posisi lubang buang tengah, simulasikan tarik garis simetris dari katup in dan ex.
Lanjutkan dengan mencari titik penampang lubang buang paling dekat dengan tepi. Tapi, pertimbangkan sesuai ukuran lubang buang yang akan dipakai, 28 mm, 30 mm, 32 mm, atau lebih. “Dan lanjutkan menambah dua lubang 10 mm, berikut drat sebagai tumpuan baut tanam pengikat knalpot, ”tunjuk Yono.
Bagi kita, evolusi dan modifikasi silinder cop lubang buang tengah ini terbilang sudah lama. Kalangan dan tuner di level tertentu, yang mengetahui dan memahami manfaatnya.
“Terbaru di workshop kita ada lagi evolusi silinder cop, yaitu menambah ketebalan penampang ruang bakar, ”lontar Yono. Dari bentuk muka ruang bakar aslinya, ditambah daging. Melalui babet las diral, ketebalanya variatif, ada 5 mm sampai 15 mm.
Secara kebutuhan, inovasi ini bukan diproyeksikan untuk mengolah dan merevisi bentuk desain ruang bakar. Tapi, lebih ke revisi merubah sudut lubang masuk. Dari tambahan babet las diral tadi, untuk menciptakan sudut lubang masuk yang landai jadi mudah. “Konsekuensinya, sisi luar dinding lubang masuk juga perlu dibabet las diral, ”terang Yono.
Ilustrasi sederhananya, ambil seutas kawat dan tekuk seperti sudut lubang masuk bawaan pabrik. Coba bandingkan dengan sudut kawat yang telah dirubah landai, otomatis akan memanjang, tapi secara jarak masih sama. Sampai disini paham ya !
Inspirasinya mirip dari perilaku racing line rider road race, saat memangkas tipis chicane. Identik dengan racing line dengan pola banana atau boomerang. Otomatis speed stabil, dengan asumsi ridernya level expert.
“Maksudnya persis dengan rubahan bentuk lubang masuk tadi, bedanya di lubang masuk flow gas segar tercipta makin singkat, ”timpal Aad tuner potensial asal Ponorogo sejak 5 bulan silam memperkuat Kaisar Motor Racing Factory, Sidoarjo. teks - foto : rio