Kompetisi sleep engine alias motor bebek tulen, makin diminati di karapan. Pantas disebut sebagai aktualisasi sekaligus pamor workshop dengan cap racing. Setelah diramaikan sleep engine 200 cc, sekarang berganti sleep engine 300 cc. Kerenya disini, berjalan dinamis, hingga tak ada lagi istilah jawara atau penguasa di kelas ini.
Itu juga disebabkan semua tuner, berjalan pada proses pencarian data dan inovasi terbaru, untuk diadopsi. Pak Bhe punggawa Kaisar Motor di Perum Tamasa VIII, Sidoarjo yang biasa berlaga di kompetisi road race level nasional dan GTX, acungkan ibu jari daftar meramaikan kelas ini.
Pak Bhe justru minat, bahkan menjadi influencer, bukan di level yang sudah marak, yaitu sleep engine 300 cc, berbasis Blade 125 cc. Baru saja rampung, mesin dinaikan dan uji dynotest. Semburan power-nya tembus 36,8 HP di 9.400 RPM dan Torsi 34 Nm saat bergasing di 7.300 RPM. Dengan total estimasi biaya Rp. 40 Juta.
“Masih tahap final tuning, mencari grafik power yang lebih agresif lagi, ”jelas Pak Bhe yang mengusung sistem suplai bahan bakar double injector. Instalasinya, throttle body dipinjam dari CBR 250 Mono dengan spesifikasi 38 mm dicangkok dengan intake manifold Kawahara MX King 150 ukuran 36 mm.
Injector primary memakai CBR 250 Mono, posisinya tetap bawaan pabrik. Bekerja hingga 8.000 RPM, dengan kapasitas fuel rate 200 cc/minute. Estafetnya, digawangi injector secondary dipinang dari BRT. Pastinya, proses menyemburnya diatas 8.000 RPM, hingga 13.000 RPM.
Timing semburan injector dan fuel rate, dikelola ECU BRT Juken 5 Pro. Data menyebutkan, timing ignition terendah berada di 12 derajat dan tertinggi di 26 derajat. Sedang kompartemen pengapian dan pengisian, dilayani fulser standar dan spul pengisian OEM.
Turut dimaksimalkan pemakaian katup 37 mm (in) dan 32 mm (ex) produk BRT. Dikontrol camshaft modifikasi dengan data, in open 65 derajat dan in close di 30 derajat. Sedang ex open di 30 derajat dan ex close saat 65 derajat.
Dari pertimbangan RPM yang mampu menembus 13.000 RPM, lift katup diplot di 9,9 mm. Pegas katup Koizumi, diklaim paling aman mengawal buka tutup katup. “Saya salutnya kondisi panas dingin, tingkat kekenyalan stabil dan memang teruji, “yakin Petek Pit Crew Kaisar Motor, Sidoarjo.
Racikan mesin demikian, krusial untuk memenuhi kebutuhan kapasitas mesin 309 cc, dari pemakaian piston LHK 74 mm yang bernaung di liner JP Racing, dengan clearence ring piston diplot di 0,3 mm. Dan stroke 72 mm, masih dilayani as kruk Blade 125. Tapi, dipermak ulang, bagian tepinya ditambal daging.
Inovasi baru diterapkan disini, melalui pemakaian conrod LHK sport 2 tak. Dipilih untuk mengejar kekuatan, melayani hentakan 309 cc. Rumah bearing bambu pada small end, disok metal berkode ER 15 mm. Dengan cara sama, big end dijadikan 22 mm.
Konfigurasi mesin juga mengalami rubahan, dengan tambahan almu billet dibentuk paking 15 mm, dilas di belakang blok silinder. “Konsekuensinya, rantai camrat berkode KPH disambung 6 mata atau 3 keping, ”jelas Pak Bhe yang mengadopsi gigi transmisi Faito Wave 125 cc.
Diteruskan racikan balancer 600 gram, berikut fly wheel magnet yang dibuat nol, melalui proses bubut, tanpa menyusut beban. Memahami output power yang luar biasa fantastis ini, rumah kopling digantikan Sonic 150 dan dikawinkan skunder OEM Blade 125.
“Dari pemakaian kampas kopling 6 keping ini dan pegas kopling Koizumi, akurasi konversi power ke speed jadi lebih baik, ”kata Petek yang mencangkok final gear 14-31.
Pemakaian knalpot, Pak Bhe terbilang setia dengan brand CLD, termasuk di event road race dan GTX. Bahkan, di karapan brand CLD tetap melekat di Blade 125 ini. Komposisi racikan terbarunya, leher memakai 32 mm dan sarangan 55 mm.
Kabar hangatnya, dibangunya Blade 125 cc ini rencana untuk mensetarakan kemampuan tuner Jatim. “Sebab, kalau provinsi sebelah bisa mengukir 6,8 detik dengan gacoan berbasic bebek, masa Jatim nggak bisa 6,9 detik ?, ”sebut Matius Ade sponsor privater, yang berkolaborasi dengan Setyawan STW88 dan Rinto Demokrat. Nah ini dia, pemain kawak otomotif ada di belakangnya, mantap pak Bhe ! teks - foto : collins