Honda Blade 125 Fi, STW 88 MX AMRF CLD Koizumi JP Racing Kaisar Motor, Sidoarjo : PERTAMA BEBEK GTX FUEL INJECTION DI INDONESIA

Pak Be Tuner STW 88 MX AMRF CLD Koizumi JP Racing Kaisar Motor, Sidoarjo. Optimis memacu kompetisi GTX lebih sengit. Pak Be Tuner STW 88 MX AMRF CLD Koizumi JP Racing Kaisar Motor, Sidoarjo. Optimis memacu kompetisi GTX lebih sengit.

Kompetisi GTX di 2020 ini dipastikan lebih fresh. Sebab, gacoan yang bertarung tak lagi berkutat bebek DNA karbu. Sejak akhir musim kompetisi GTX 2019, STW 88 MX AMRF CLD Koizumi JP Racing Kaisar Motor, Sidoarjo telah menyiapkan amunisi terbarunya, berbasic Blade 125 Fi.  Diklaim menjadi salah satu bebek 4 tak Fuel injection yang ikut berlaga di GTX kelas bebek standar 130 cc.

Makin banyak ragam variabel opsi korekan yang bisa diterapkan disini. Bisa dibilang hampir setara dengan basic kuda besi road race, dengan spesifikasi MP6. Tapi, lebh dikembangkan lagi sesuai kebutuhan GTX oleh Pak Be begawan Kaisar Motor workshop yang merangkap sebagai racing factory di Perum Tamasa VIII/2. Sidoarjo.

Macam pemakaian katup 26 mm (in) dan 23 mm (ex) dari basic standarnya 25 mm (in) dan 21 mm (ex). Over size katup ini  cukup berdasar pada kebutuhan mesin GTX, yang identik bergasing diatas 7000 RPM.

Over size katup juga diikuti penggantian seteng katup berbahan albronz. Dari hasil uji coba, lebih fleksibel mengimbangi peningkatan muai katup. “Sehingga, saat dingin dan suhu tinggi, buka tutup katup lebih rapi, optimal mereduksi kebocoran, ”jelas Pak Be.     

Racikan diatas, diterapkan untuk mengimbangi tipikal mesin Blade 125 Fi, yang menganut long stroke 57,9 mm, dengan panduan piston aftermarket 53,4 mm. Sesuai dengan regulasi bebek standar 130 cc. Bedanya, saat ini liner berganti produk JP Racing. Saat mesin panas, justru bikin licin permukaan liner. Sebab, material bahanya ada campuran carbon.

JP Racing. Material bahan berunsur carbon & suhu tinggi makin licin.

 

Indikasinya, pemakaian oli mesin jenis racing merk apapun lebih kompartibel dengan kebutuhan mesin. “Brake Horse Power semacam optimal direduksi dengan liner JP, ”yakin Pak Be yang mencangkok knalpot CLD X Series.

Di kelas bebek standar 130 cc, knalpot CLD X Series cukup banyak memberi kontribusi. Sebab, secara desain, siklus gas buang di gasingan bawah mampu dikonversi menjadi tambahan torsi. Sama saat Di RPM tengah atas. “Misalkan, sirkuit GTX yang diaplikasi teknikal stop and go, saya jamin CLD X Series, jagoanya, ”promo Pak Be.

Knalpot CLD X Series. Banyak berkontribusi menunjang spesifikasi mesin kelas bebek standar 130 cc.

 

Hal demikian yang menjadi bekal Pak Be, jadi berani memakai ECU Daytona, spesial untuk memenuhi kebutuhan kompetisi.  Kali ini kurva pengapian diseting produktif di 7000 RPM. Demikian, fuel rate gas segar, diplot di angka 190 cc/minute. Disemburkan injector Ninja Mono dan dipadu throttle body OEM Blade 125.

Throttle body. OEM modif cukup mumpuni melayani kapasitas mesin under 130 cc.

 

Lift cam shaft jadi nyambung saat didesain di angka 8,8 mm (in) dan 8,5 mm (ex). Sebab, floating dan lift erat terkorelasi dengan tipikal mesin pacuan Feby. Dengan data lift camshaft kali ini, kebutuhan mesin terback up sempurna alias lebih terukur, saat di gasingan bawah maupun atas.

Itu juga atas back up pegas katup yang dipercayakan Koizumi. Selain mencegah floating, juga mampu menumpas problem surging, saat mesin bergasing di RPM tinggi. Tipikal mesin demikian jadi tetap ringan saat menghela perbandingan final gear ringan di angka 13-52.

Dengan konsekuensi kampas dan plat kopling CLD, dikawal pegas kopling Koizumi. Kombinasi duo part ini, yang memang telah teruji untuk kebutuhan kompetisi. “Dari durability sampai poengaruh performa akselerasi, memang luar biasa, ”kata Pak Be.  

 

Rangka Mengikuti Aturan Terbaru 2020

Tak ada lagi pemakaian wide shroud atau air scoop. Termasuk desain Blade 125 Fi yang satu ini, tampil inovatif. Bagian atas centerbone  ditambahkan plat penampang sama, presisi dengan tinggi jok. Dari titik itu juga, tubular sebagai sub frame tambahan dirancang sebagai penopang jok. Dengan geometri diatas tangki OEM.  

Desain bodi & rangka bebek GTX 2020. Wide shroud absen & tangki di posisi aslinya.

 

Jelinya, Heri dan Aad yang menangani desain dan kontruksi rangka, menambahkan box dari plat 1,2 mm dibawah center bone. Berfungsi sebagai penutup dan pengaman throttle body dan koil CRF 150.

Secara volume, turut dimanfaatkan melayani kebutuhan throttle body akan asupan udara murni di kecepatan rendah maupun tinggi. “Pada point ini, tetap terukur dan sesuai test case, ”bisik Aad bagian menggerinda, memotong dan mengelas plat.

Suspensi belakang. Aplikasi Ohlins cerdas maksimalkan traksi.

 

Untuk suspensi, depan dikawal KYB Gordon dengan inner tube 33 mm, berikut triple clampnya. Bearingnya dipilih model tirus, dikenal tahan banting. Hasil akhir tetap direseting di JC Suspension, Surabaya. Dengan menu spesial melayani trek GTX,  terbagi roller, double jump, table top dan berm.

Sedang suspensi belakang dipinang from Ohlins original. Memiliki fitur setingan rebound dan kompresi, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Suspensi belakang ini yang diklaim memiliki performa luar biasa untuk mempertahankan traksi tapak kaki. “Sehingga, konversi power to speed lebih jalan, saat melayani variabel trek, ”yakin Heri.   teks - foto : enea