Makin gawat, bukanya gajah lewat. Tapi, produsen spesialis part aftermarket terus sejalan dengan pertumbuhan minat dan passion, mania kecepatan pengguna kuda besi Fuel injection atau Fi. Salah satunya produk blok silinder piston set level Asia Pasific merk XTR.
Kental terbangun atmosfir terus mengakomodir, kebutuhan soal up grade performa mesin. “Bahkan, terbaru ada ragam blok silinder komplit dengan piston produk XTR berdiameter 62 mm, ”buka Fikri mekanik RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Selaras dengan atraktifnya workshop RAT Motorsport, Sidoaorjo yang kaya akan inovasi dan up date dalam ragam menu up grade performa. Jadi, tergantung bagaimana menyikapinya. “Memang harus ada data pembanding, berikut output dari testcase, sebagai bahan acuhan, ”tegas Fikri yang asli Jombang itu.
Balik ke topik, dari jenis bahan blok silinder XTR ada dua jenis, memakai ceramic dan satunya mengusung liner jenis diasil. Pada point ini, Emin Susanto pemilik brand XTR terkesan sangat menguasai dan memahami kebutuhan tuner, sehubungan dengan tipikal mesin Fi.
Makin spesial, pemilik akun instagram hbm_racing itu telah melalui uji material dan endurance, termasuk sinkronisasi dengan kualitas pelumas mesin yang ada di tanah air.
“Dari hasil uji coba, tipikal blok silinder XTR lebih cepat mencapai suhu produktif, tapi juga mudah untuk melepas kalor yang dikandungnya, ”cakap Fikri yang terus merasa penasaran dengan tim R & D blok silinder XTR yang seolah lebih tahu dan memahami.
Mengingat, sebelumnya tuner mengalami ketergantungan dengan liner konvensional, jenis baja olahan nikel. Suhu produktif lebih lama, demikian induksi panasnya juga lebih lama melepas panas.
Sehingga, ada tahap mensinkronkan clearance ring piston dengan liner pada limit yang paling ideal lebih dulu. Jadi, beda jauh performanya dengan blok silinder XTR, bukanya kecap nomer satu, tapi memang telah teruji, pasang langsung pakai.
Mengingat suhu produktif berada di rentang 90 derajat. “Di satu sisi untuk liner jenis baja olahan nikel, pada kondisi demikian telah terjadi pemuaian hingga mempengaruhi clearance makin rapat, ”beber Fikri.
Beda saat memakai blok silinder dengan liner yang memakai bahan jenis ceramic dan diasil seperti produk XTR, satu paket dengan pistonya. “Telah ditetapkan clearance fix yang dinilai memiliki akurasi pemuaian yang presisi, ”nilai Fikri.
Untuk kebutuhan up grade performa mesin segmentasi daily use dan touring kali ini, dipadu dengan stroke standar 58 mm. Sehingga, kapasitas mesin naik di 175 cc.
Menurut Fikri, merupakan angka ideal, untuk pencapaian endurance, saat dipakai touring. “Tapi, relatif lebih liar saat dipakai daily use,”yakin Fikri yang mematok perbandingan kompresi 12,8 : 1.
Sedang program pengapian dan durasi semburan injector dilayani ECU BRT Juken 5. Kemungkinan untuk fuel rate diplot di 185 cc per/minute, dengan map ignition 31 derajat di 4000 RPM. “Pertimbangan pemakaian AFR lebih pekat ini, juga berdasar dari bobot rider diatas 70 KG , ”ulas Fikri.
Merujuk ke kompartemen silinder cop, turut berlangsung pembenahan yang sifatnya meningkatkan volume intake dan exhaust. Melalui porting polish intake yang dijadikan 20 mm dan exhaust 16,5 mm.
Dihantar katup OEM V-Ixion, yaitu 19 mm (in) dan 17 mm (ex), berikut pemakaian camshaft Faito, berdurasi 258 derajat pada in dan ex. Dengan detail dimensi in tinggi 30,8 mm dan pinggang 25 mm. “Sedang dimensi camshaft ex, tinggi 30,7 mm dan lebar pinggang 25 mm, ”tunjuk Fikri. teks - foto : enea