Ajang supremasi kompetisi road race yang dikemas dalam titel Jatim Road Race Openchampionship, Surabaya, minggu silam, kembali menjadi ajang pembuktian kedigdayaan performa kuda besi Rabbani Ipone Hudgrapix CKC Bachelor Racing Team, Malang.
Terhitung, sejak di 2019, team yang dinakodhai oleh H. Agus Tole dan mengusung gacoan berbasic Yamaha WR 155 itu, belum ada tandingan.
Baik, turun di openchampionship Jabar maupun Jateng, bengisnya performa WR 155 korekan Pak Cong itu, belum ada lawan.
Termasuk di laga Jatim Road Race Openchampionship, Surabaya minggu silam, kembali menuai sukses.
Menjadi jawara di kelas Supermoto s/d 180 cc Open, Supermoto s/d 180 cc Pemula Open dan Supermoto s/d 180 cc 35 Tahun Plus.
Keseluruhan kelas supermoto, dikuasai oleh Rabbani Ipone Hudgrapix CKC Bachelor Racing Team, Malang.
Selain H. Agus Tole, formasi Rabbani Ipone Hudgrapix CKC Bachelor Racing Team, Malang, juga diperkuat Andreas rider pemula potensial, keduanya sama-sama memacu WR 155.
Selain itu juga ada rider kawak yang tak asing lagi, yaitu Dian Kampret, lebih pede dengan KLX 150.
Kesuksesan team dengan basecamp di Gadang, Malang itu, tak diraih dengan jalan instant.
Cukup banyak perjuangan dan tekad keras yang dilalui oleh CEO PT. Javamuda Export itu.
Dari mencari lokasi training ngegas supermmoto, sampai mengukir jam terbang di event-event nasional.
Konsistensi H. Agus Tole meramaikan supermoto, yang berangkat dari ihwal fisik dan hobi itu, belum ada yang menandingi.
Namanya tenar di sepanjang perjalanan Trial Game Asphalt sebelum pandemi, bersama Djagung Racing Factory.
Dari basic special engine yang ditransformasikan menjadi supermoto, hingga full throttle dengan sport trail.
Menurut suami Hj. Yayuk Yuliana itu, amat disayangkan, kelas supermoto selalu jadi supporting race.
Padahal, ketika ditukangi lagi dan selalu dibuka kelasnya, optimis peminatnya akan membludak.
Sebab, makin kesini kelas supermoto, mulai menghadirkan fenomena baru. Menjadi ruang alternatif bertarung para rider seeded yang tidak mendapat tempat.
"Terlebih lagi saat dihadapkan kelas-kelas utama, yang dominan menarungkan basic Fuel injection, "sorot H. Agus Tole.
Bahkan rider seeded yang lama gantung helm, mulai terpikat manuver dengan sport trail, hingga beraksi rear wheel steering.
Supermoto bagi rider seeded bagaikan angin segar, peluang menang terbuka lebar.
Toh setang kemudi bisa ditekuk dengan bekal basic road race. Di momen ini H. Agus Tole tampil sebagai motivator, sekaligus aktor.
Tiada henti merangsang gairah pelaku supermoto.
Kalau sebelumnya memakai basic CRF 150L, yang diriset selama 2 bulan dan langganan podium. Hingga performa CRF 150L rata, kemudian lanjut berganti ke basic KLX 150.
Setelah blue print korekan dari silinder head sampai counter shaft, merata diaplikasi. Giliran basic WR 155, yang dijadikan andalan.
Perjalanan riset berjalan senyap, dimulai dari nol.
Cukup banyak dihadapkan misteri dan teka-teki. Berujung pada testcase dan evaluasi data, yang harus dilalui hampir 3 bulan.
Mengingat, Rabbani Ipone Hudgrapix CKC Bachelor Racing Team, Malang, diklaim yang pertama meriset dan berinovasi dalam up grade mesin WR 155. Aplaus dong !
Skala prioritas, karakter visioner dan semangatnya ini, sengaja dilayangkan untuk memacu tuner dan rider berkompetisi.
Sebab, kalau brand sport trail yang berlaga rata, ujung-ujungnya kompetisi berjalan koloni.
Sulit ninggal jauh, meskipun diupgrade mendekati limit.
"Kalau sudah begitu, tontonan jadi monoton, dari sisi entertaint kurang menjual, "nilai H. Agus Tole.
Kendati bukan penyelenggara, tapi jiwa enterpreneur-nya berkontribusi di setiap laga yang membuka kelas supermoto.
Praktis, cukup rasional ketika jajaran sponsor akhir-akhir ini, terus bertambah yang merapat. "Bahkan, sebagian ada yang lagi proses nego dan melobi ke team kami, "bisik H. Agus Tole. enea