Desain Bodi Sleep Engine - Kaisar Motor, Sidoarjo : TIPIS & MENGIRIS ANGIN

Sleep engine. Terklasifikasi sebagai kompetisi karapan bebek non DOHC & lagi booming. Sleep engine. Terklasifikasi sebagai kompetisi karapan bebek non DOHC & lagi booming.

Sleep engine, istilah baru yang tiba-tiba booming, sebagai sebutan baru karapan 201 meter dengan basic gacoan bebek. Dipakainya nama sleep engine sekaligus untuk mempertegas kalsifikasi bebek dengan mesin non sport atau tegak, seperti Satria F, Sonic dan MX Series.

Sejatinya menjadi bagian dari varian kelas drag bike bebek 4 tak 200 cc non DOHC, yang memang cukup diminati. Latar belakangnya, data korekan cukup bejibun, kalaupun sempat kalah masih ringan dikejar.

Sebab, balik lagi ke limit kemampuan sebuah bebek saat di up grade mentok. Jadi tetap ada batasnya. Dari sini pula, peluang kompetisi makin atraktif dan terbuka mencetak juara baru.

Demikian dari estimasi dan bajet korekan, tak melejit macam underbone bebek 2 tak 116 cc tune up. Sebab, secara konsep, lebih banyak paduan antara manual tech karya bengkel bubut dan option part racing. Instalai dan final tuning tetap tuner dan rider yang bicara.

Makin spesial, yang terjun di kelas yang sebentar lagi tersohor hingga DKI ini, mulai memancing minat tuner road race yang biasa saba Sentul. Secara logaritma data dan inovasi yang dibutuhkan, diplot hanya dipakai 30%, dari kebutuhan road race.

Sory bukanya sombong, apalagi congkak. Sebab, sleep engine tak butuh durability. Sekali geber di 201 meter, selesai. Sementara di road race, tuner terbiasa dihadapkan persoalan klasik, macam over turn, gantung kopling dan permainan durasi camshaft untuk menyelaraskan power band gigi rasio.

Double sok. Dipilih kelas karena mesin naik kapasitas.

 

Ancamanya disini, misal dari 70% sisa inovasi dan data korekan yang biasa diaplikasi, kemudian dikonversikan ke sleep engine apa jadinya ? Pasti bombastis dan semakin ramai kelas ini ! Contoh simpel, soal suspensi saja. Tetap ada perhitungan sudut dobel sok, berikut pemilihan tipe double sok berbanding kapasitas mesin.

Sebagai project perdana, Kaisar Motor di Perum Tamasa VIII/2, Tropodo, Sidoarjo baru-baru ini kembali ikut menanggapi fenomena boomingnya sleep engine.

Berbasic Blade 125, di akhir bulan ini dipastikan ready berlaga. Untuk sementara, bocoran rancang bangun rangka dan bodi telah kelar. Berbagai aspek kebutuhan karapan 201 meter dikaji detail oleh Heri, Aad dan Petek arsiteknya Kaisar Motor, Sidoarjo.

Secara porstur lebih pendek, guna memaksimalkan aerodinamika, atau lebih tepat untuk mengiris angin. Melalui pemotongan as komstir dan penggantian setang kemudi berkontur M. Dari perubahan ini saja, tinggi bodi depan mengalami penyusutan hingga 11 cm.

Riding style. Sesuaikan dengan postur rider & mereduksi wheelie.

 

Praktis, untuk mendapatkan riding style yang nyaman, dimensi tangki dipangkas. Triknya, bisa dibelah dua model horizontal dan disusut 4 cm merata kemudian disambung lagi. “Atau bisa langsung main pangkas sisi bawah dan tambal plat galvanis rata, ”terang Heri.

Menginjak bagian tersulit, yakni merombak posisi tinggi tubular penopang tangki. Saat menurunkan posisi tubular, sesuaikan dengan tinggi tangki setelah terpangkas.

Tubular buritan. Didesain lebih rendah sesuai tinggi tangki.

 

Cukup memotong sisi vertical tubular belakang tangki dan sesuaikan dengan tinggi tangki. Kemudian las dan perkuat dengan sistem sok. “Dengan begitu tubular buritan sebagai penopang jok jadi rata dengan tinggi tangki, ”terang Aad.

Tapi, data ini nggak paten dan bisa disesuaikan postur rider dan aspek kenyamanan yang paling tepat. Gaya rider saat start juga menentukan. “Jadi lebih baik komunikasikan dengan rider, ”timpal Petek.

Kolong buritan tertutup plat almu. Ringan mengalirkan turbulensi & angin.

 

Sisi lain yang tak kalah pentingnya, pola pengaturan bodi buritan. Jelinya Heri, Aad dan Petek, kolong bodi belakang, mulai dari rumah stop lamp ditutup plat almu hingga sisi atas poros lengan ayun. Kontur plat disesuaikan dengan tepi bodi belakang.

Selain rapi, padatnya sisi kolong ini juga ditujukan untuk meminimalisir tubulensi dari tekanan angin dan gasingan roda. Sehingga lebih mulus membuang angin. Potensi kantong angin pada bodi belakang optimal diminimalisir. Dan sisi atas kolong ikut dimanfaatkan sebagai ruang electrical, seperti aki dan CDI.   teks - foto : enea