Sabtu - Minggu kemarin menjadi hari spesial, bagi pelaku otomotif di Kalimantan. Sebab pada 5-6/9/2020 itu, kembali mulai diselenggarakan event, mengusung tajuk New Normal Grasstrack 2020, Sambas
Event grasstrack kali ini memakai sirkuit permanen RMT , di Sebawi 291, Sambas. Pengalaman yang lumayan menantang, memakan waktu perjalanan 10 jam perjanalan darat, dari Pontianak. Melewati perbukitan padat dan keluar masuk hutan sawit, karet dan padang savannah, dengan kontur jalan naik turun.
Kalau mencerna dari sini saja, memang layak dan wajib bersyukur bagi tracker Jawa. “Segala sesuatunya dimudahkan, dengan bertebarnya sirkuit grasstrack yang hampir ada di setiap karsidenan, ”tegas Dony tuner Dony Speed yang spesial didatangkan oleh Erik Indrayana Big Boss ANRT KSP 176 Ashifa Racing Team, Pontianak untuk menghadapi event bergengsi New Normal Grasstrack 2020, Sambas.
Alasan ini pula, fisik tracker asal Kalimantan, butuh dua level lebih strong. Selain dihadapkan dengan sengitnya kompetisi, pastinya juga terkuras saat perjalanan. Kendati demikian, antusias event juga tak ada penurunan, dari jumlah peserta.
Sebab, total 155 peserta yang tersebar asal Kalimantan, ikut memeriahkan. Apalagi, New Normal Grasstrack 2020, Sambas, disebut-sebut sebagai event perdana grasstrack di Kalimantan. Hasil garapan Odak Parlan dari RMT Enterprise, Sambas.
Kerenya, pelaku otomotif di zona ini tertib soal protokol yang telah disosialisasi oleh pemerintah, yaitu selalu cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.
Total panjang sirkuit mantap, tembus hingga 1,2 KM, merujuk aturan nasional, tapi murni sirkuit grasstrack. Tipikal tanah kombinasi vulkanik dan kapur, sehingga tak ada lagi istilah problem tapak kaki mendonat, efek vulkanik.
“Hingga di pertengahan jadwal race, kontur tanah lintasan stabil dan tak sampai “ngerel”, ”beber Fahrul Fawait tracker yang membela ANRT KSP 176 Ashifa Racing Team, Pontianak.
Di event kali ini tracker dengan nomer start 12 dan menunggang basic Jupiter-Z itu, mampu mendominasi podium pertama di 3 kelas, yaitu Bebek Standar 125 cc Pemula Open, Bebek Standar Open dan Bebek Modifikasi Junior.
Sekilas historynya, Fahrul sejak awal turun di grasstrack, karakter petarungnya luar biasa. Ciri khasnya, kalau tak accident bentrok dengan rivalnya, pasti memimpin dan juara 1. “Kalkulasi usianya yang masih belia, praktis peluang pembentukan jam terbang, terbuka lebar, ”analisa Dony.
Prestasi Fahrul, juga ditunjang kesigapan squad ANRT KSP 176 Ashifa Racing Team, Pontianak, yaitu Jeffry, Dwi dan Dipa. “Sebab, saat latihan juga sering kita simulasikan cara mengawal tracker sampai menangani kendala dengan cara singkat, tepat dan cermat, ”urai Erik menyimpulkan.
Erik juga menambahkan, kapasitas pit crew kita juga telah dipersiapkan untuk menangani 7 unit kuda besi, kalau sekarang kebetulan hanya tampil 4 unit kuda besi, sesuai dengan kelas yang dibuka.
Tapi, di event ini termasuk momen krusial bagi tim kita, sehubungan dengan testcase kuda besi yang berlaga di kelas senior. Selain mendatangkan Dony, kami juga mendatangkan Abelio Sajoda tracker senior asal Riau.
Puji syukur di kelas FFA Open dan Sport Trail Open mampu menjadi juara 1, dengan kuda besi KLX 150 modifikasi. Sedang kelas Bebek Modif Open finish di urutan ke 4.
Menurut Abel sapaan tracker senior berkarakter low profile itu, lumayan berat menghadapi petarung Kalimantan. Standarisasi sirkuit grasstrack yang tak dicampur dengan motocross, menjadi stimulusnya.
Akurasi speed dan late braking terukur, dengan speed terus mengalir dan racing line inovatif. Kepekaan tracker Kalimantan patut diacungi dua jempol, sebab ada yang berusaha menyisipkan ilmu road race. “Ilmu baru bagi saya dan terima kasih Boss Erik sudah banyak memberi inspirasi baru dalam ilmu balap saya, ”sebut Erik.
Buat mas Dony, juga terima kasih banyak, memberi saya pengarahan soal mengumbar power dan menjaga durability kuda besi, sampai trik memainkan emosi rival. “Dengan formasi tim seperti ini, saya jadi semakin yakin bertarung di Jawa, ”semangat Abel. teks - foto : collins/DS