Yamaha N Max, Sidoarjo : PROYEK SIASATI POWER TO WEIGHT RATIO

Up grade performance N Max, tak lagi menjadi acuhan untuk bekal ngabers atau laga di karapan.

Mengingat, Skema memperbaiki Power weight to ratio, justru lebih mengemuka.

Untuk mengiris angin dan mengatrol top speed, "sambar Arul tuner RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.

Termasuk Ryan, pemuja top speed yang masih gandrung touring setiap weekend.

Pengguna iPhone 14 itu, berusaha mengakurkan bengisnya performa mesin dan durability.

Kencang tapi juga tahan, tulis Ryan melalui memo Arul yang didaulat buat eksekusi.

Pada project kali ini, proses up grade performa mesin, dominan menyasar option part yang mutlak pengaruhi performa speed.

Seperti penggantian katup 25 mm (in) dan 22 mm (ex) lengkap dengan mengatur ulang kontur intake dan exhaust.

Demikian camshaft dipermak ulang, mengusung durasi 254 derajat (in) dan 252 derajat (ex).

Dengan pencapaian lift camshaft 8,1 mm (in) dan 8,0 mm (ex).

"Pengaruhnya, debit gas segar yang dimampatkan, jadi terbantu oleh sisa gas pembakaran yang gagal dilepas, karena pengaruh kecilnya durasi camshaft (ex), "teori Arul.

Konversi ke pemakaian rambatan torsi lebih smooth, dengan kurva terus meningkat.

Sebagai Output pemakaian ECU BRT Juken 5 Plus, yang menyelaraskan timing pengapian tertinggi di 32 derajat.

Jadi, pas melayani stroke as kruk yang telah bergeser 2 mm.

Mode power seperti ini juga disempurnakan knalpot BSS, dengan diameter leher 29 mm dan sarangan 50 mm.

Gasingan mesin jadi efektif saat mengumpan speed, yang bermuara dari blok silinder dan piston casting 65 mm.

Untuk doping tenaga, dilayani throttle body 34 mm, bersanding injector KTC 9H. Demi menstabilkan AFR ideal, optimalisasi debit udara disempurnakan.

Melalui pemakaian velocity stack yang dirancang panjang hingga 7 cm.

Pada kompartemen CVT, dikawal movable drive face from XTR.

Kelebihanya, kontur rel roller weight lebih curam, sehingga singkat mempolakan perbandingan drive belt lebih berat.

Akurasi lontaran roller weight yang memakai kombinasi 8 gram dan 10 gram, jauh lebih baik.

Performa mesin menerjemahkanya jadi lebih ringan.

Itu juga pengaruh pemakaian kampas sentrifugal, yang dipinjam dari Daytona.

Dan proses mengkopelnya dikontrol pegas KTC 2000 RPM.

Prosesi mengumpan speed tak banyak menguras torsi dan HP, loss power sukses direduksi.

"Ketika dipadu perbandingan kompresi 13,8 : 1, praktis sisi durability jadi lebih manis, sekalipun dipacu di top speed dalam rentang waktu lama, macam kebutuhan touring, "ulas Arul.   skg