Ini salah satu kelebihan kerja di Koperasi, macam Abdul pemilik N Max berpenampilan standar dengan mesin terbilang bengis. Staf Koperasi Syariah Permata Barokah, Pandaan itu baru saja terjangkit wabah touring. Wajar dan pantas, sebab Abdul baru saja bergabung dengan komunitas MIC Pasuruan, Barat.
Minimal saya harus bisa mengimbangi performa N Max member MIC yang lain, “rendah Abdul yang bela-belain datang ke workshop RAT Motosport, Jl. By pass Juanda 17, Sidoarjo. Sesuai dengan misinya, rombakan kali ini lebih banyak, diproyeksikan guna keperluan touring.
Macam velg pakai OEM, tapi ban dipilih dari Pirelli depan belakang, yang menurut Abdul lebih menggigit saat manuver di 90 KM/Jam. Demikian, suspensi depan hanya berganti pelumasnya dari Maxima.
Bengisnya mesin kali ini tersaji dari meningkatnya kapasitas mesin menjadi 180 cc, hasil kontribusi piston BRT 63 mm. Ngerinya, perbandingan kompresi menganut 13 : 1, yang wajib memakai bahan bakar Pertamax Turbo. Paling ringan dan singkat mengkail RPM tinggi, menjadi acuhanya, kompensasi bobot dan tingkat aerodinamisnya N max.
Soal up grade performa mesin, Abdul memang tak main-main. Seperti injector yang telah berganti BRT, disempurnakan throttle body dengan inlet yang diremer 30 mm. “Otomatis butterfly dicetak ulang dari plat, berkontur sama persis ukuran inlet, ”terang Swega big bos RAT Motosport.
Urusan program pengapian dan debit gas segar, dipercayakan Ecu Juken 5. Maping Ignition diprogram di 32 derajat di 5500 RPM dan 28 derajat saat 8000 RPM. Lagi-lagi dilatar belakangi oleh bobot N Max dan tingkat aerodinamisnya. Pantas kalau flowrate injector sampai ditakar di 200 cc/minute.
Giliran option pemindah tenaga, diback up primary sheave produk UMA Racing dengan sudut yang dijadikan 13 derajat. Alasanya simpel, drive belt yang dipilih dari Daytona jadi lebih mudah tergelincir ke diameter primary sheave pada lingkar yang lebih besar. Kerenya, drive belt Daytona lapisan compound tepidrive beltnya lebih pakem. “Sehingga tak ada lagi istilah drive belt dribel saat dipaksa berakselerasi, ”yakin Abdul.
Tapi, untuk menyelaraskan pencapaian torsi maksimal dan RPM, roller weight lantas dipertahankan memakai 10 gram. Sebab, roller weight yang dicangkok kali ini lebih ringan. Efek sentrifugalnya lebih kecil. “Tapi, dari output pemakaian tenaga dan speed justru lebih rata saat dipakai di tanjakan Tongas arah Bromo, ”ucap Abdul yang baru-baru ini touring ke Bromo. teks - foto : collins