Muhamad Yunus pemilik gerai handphone Astro Cell paling murah se-Mojoagung, Jombang, punya gaya soal komunikasi dengan konsumen dan pasar. Mio GT lansiran 2017 dimodif luar dalam dengan style touring. Cara ini dianggapnya paling jitu dan beralasan.
Itu lantaran, pasar pengguna gadget di segmen komuniats otomotif di zona Jombang saja, sudah bejibun, belum lagi langganan lama. Dari kalkulasi matang ini, yunus bertransformasi menjadi bikers matic sejati. Sebab, dengan cara ini, secara tak langsung pribadi Yunus sapaanya, otomatis ikut menjadi sarana promo gerai handphone-nya.
Praktis soal pacuan, dedengkot SGCI Mojokerto itu harus meyakinkan dengan menu touring. Tapak kaki ring 17 depan belakang dianggapnya sah, untuk merubah geometri bodi lebih besar. “Ground clearance pastinya menguntungkan, saat menghajar trek makadam, sekalipun wilayah banjir, ”bangga Yunus.
Tapi, dari output konversi power mesin, ring 17” identik dihela dengan RPM tinggi. Sebab, logikanya rotasi roda jadi berat. Ilustrasi sederhana, bisa diibaratkan sepeda BMX dan sepeda kumbang.
Butuh tendangan dan power kuat, untuk mengayuh crankset sepeda kumbang dibanding BMX. “Itu masih bicara soal akselerasi, ”teori Andy siswa RAT Racing School di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Maka, konsekuensi yang paling tepat sasaran adalah up grade kapasitas mesin. Piston 58 mm aftermarket jadi pilihan. Liner berganti dengan diameter luar 64 mm. Sisa ketebalan liner 3 mm, dianggap aman saat dipakai touring di jarak 300 KM non stop.
Bicara kebutuhan touring, otomatis durability dari pengaruh perbandingan kompresi didesain safety. Angka 12,5 : 1, dianggap mujarab. “Artinya, untuk kebutuhan di metropolis, semacam lepas dari traffic light Jl. Merdeka, Jombang masih bisa mengudak V-Ixion, ”senyum Andy yang memangkas bobot fly wheel hingga 200 gram itu.
Tapi, dari singkatnya pencapaian RPM tinggi hasil pemakaian ECU BRT Juken 5, setingan bobot roller weight diplot diangka 10 gram. Lontaran roller pengaruh dari gaya sentrifugal, sengaja dibuat lambat.
Pengaruh ke diameter drive belt yang nyangkut di primary sheave dan secondary sheave, jadi lambat bergeser ke perbandingan ringan. Jadi, setara dengan memperberat perbandingan final gear pada bebek atau sport.
Bukan itu saja, seting bobot roller weight 10 gram, juga setara dengan gaya rider yang mindah gigi saat RPM menyentuh peak power. Sehingga akurasi konversi power ke speed-nya, lebih dapat. “Misalkan roller lebih berat, sama seperti naik bebek kecepatan 40 KM/jam masuk gigi 4, sehingga lemah, ”detail Andy.
Bicara fuel rate debit gas segar, turut diremap di angka 185 cc/minute dan disemburkan injector Denso 12 hole yang biasa dipakai Vega ZR konsumsi road race. Dan diolah camshaft BRT special menu touring dan dihantar katup OEM.
Sedang pasokan udara murni dilayani throttle body OEM dengan inlet 28 mm, berlanjut porting polish intake dan exhaust. Diameter intake dan exhaust pada project kali ini dibuat sama di 22 mm. Sebab, knalpot RAT yang dipakai bertipikal nahan gas buang, sesuai dengan misi awal Yunus, menghendaki menu power touring.
Demikian dengan desain bafel dan sarangan, diproyeksikan guna memaksimalkan siklus gas buang saat top speed. Sehingga, selaras dengan setingan roller dan meningkatnya debit gas segar. Output ke pemakaian, power dan speed terkonversi lebih stand by. “Sekalipun dipakai riding di trek dengan geografis curah angin yang tinggi, tetap tenang dan nggak goyah, ”pasti Andy. teks - foto : collins