Bebek 4 tak 200 atau yang beken disebut sleep engine, bergulir bagaikan fenomena bola futsal, bener kan. Penghobinya makin banyak, terus memacu entrepreneur tua dan muda mengembangkan bisnis renthal lapangan, tempat bermainya.
Demikian, sleep engine turut berbagi berkah ke semua pebengkel bubut, rancang bangun rangka, speed shop, sampai siapa lagi ya, ok deh teruskan sendiri ya.
Tapi, yang pasti wabahnya sukses kembali mengangkat popularitas trah bebek 4 tak. Semua provinsi, hampir tuner sekelas kecamatan, punya gacoan yang berpotensi menjadi kuda hitam.

Ini dia Muhamad Farid, tuner sejak belajar di 15 tahun silam sudah fokus dengan 4 tak, lebih tepatnya sebelum ada medsos. Kelahiran Kediri 94 turunan Kalimantan ini, cukup tenar di jagad 4 tak zona Kediri, termasuk kelas FFA bebek 4 tak 200 cc up sebelum tenar dengan istilah sleep engine.

Latar belakang ini yang menjadi motivasi Brilian Fauzi Azis PNS Pemkab Gunung Emas, Kalimantan Tengah, penghobi karapan untuk terus mensuport Farid. Salah satunya melalui Jupiter-Z yang dijadikan sebagai basic sleep engine.
Workshopnya, berada di desa Dawan Kidul, Jl. Raya Papar - Kediri. Farid sapaanya, memang diuntungkan dengan sleep engine. Sebab, memang segmentasi tuner berkarakter humble itu, ada di sini.
Wajar dong, ketika hasil kreasinya kencang, mampu menembus best time 7,7 detik di 201 meter. “Kalau itu, memang atas kepiawaian Deska Muntel, presisi dan instingnya tajam mengenal power band, ”rendah Farid.

Racikan kali ini memakai perbandingan gigi transmisi 1(33-14), 2(28-16), 3(28-21) dan 4(20-22). Kalkulasi output gigi transmisi identik, mempolakan singkat untuk dipacu di top gear.
Sebab, analisa Farid menyebutkan kapasitas mesin 200 cc, identik over power. “Kalau nggak segera di muntahkan di top gear, saya nilai powernya mubazir, sekalipun final gear pasang 14-31, ”urai Farid yang mengadopsi piston Moto-1 diameter 67 mm itu.
Extremnya lagi, tipikal mesin disengaja menganut over square. Tersaji pada big end yang dinaikan 1 mm naik - turun, berikut pemakaian bearing FAG 6205 pada crankshaft Jupiter-Z.

Termasuk perbandingan kompresi paling extreme saat ini. Sebab, merujuk di perbandingan 15,7 : 1. Konsekuensinya, BBM pakai RON tinggi dari avgas, diolah karbu Air Strike 35 mm. Dengan komposisi main jet 120 dan pilot jet 62.
“Ketika dikonversi ke AFR, bisa jadi lebih lean, ”analisa Farid yang memakai katup 33 mm dan 28 mmberbasic KLX 250. Komposisi ini cukup tepat buat melayani bobot Deska Muntel.

Alasan itu, timing ignition tertinggi diplot di 36 derajat dan Terendah di 12 derajat, melalui program CDI Rextor Limited.
Bergeser ke ruang calter, untuk rumah kopling dikanibal dari Satria-R 120 dan dikawinkan gigi skunder Jupiter-Z. Semburan dan konversi power, hampir tak ada lagi istilah delay, ”yakin Farid yang mengaplikasi camshaft dan rocker arm roller itu.

Bahkan, lontaran gasingan as kruk kali ini diperkuat balancer primer dan Fly wheel magnet, dengan bobot sama 900 gram. Dan diolah knalpot berlabel Fantera, dengan konfigurasi leher 31 mm dan sarangan 60 mm. "Selain nendang di gasingan bawah, tengah atas juga mampu berkontribusi ke speed, "yakin Farid. teks - foto : collins