Upaya inclusive jajaran Pemprov IMI Jatim, terus ditunjukan dengan serangkaian aktifitas berkelas.
Setelah touring jelajah destinasi wisata, touring baksos dan touring to Mandalika.
Sekarang, giliran lini off road 2W alias trabas atau adventure, yang digairahkan. Melalui singgasana "Trabas Wani Perih", koloni metroseksual pelaku kawak otomotif Jatim itu, berpartisipasi juga berupaya mengkalibrasi seluk beluk adventure.
Jadi, tak sekedar exclusive untuk kesenangan internal komunitas semata, akan tetapi bias dan efek positif ke sekitar, juga jadi perhatian.
Seperti mengambil sikap, menolak tag line atau slogan "No Rescue No Towing, "sapa hangat Yudi Biro Pariwisata Pemprov IMI Jatim.
Mengingat, sentral aturan lomba segmen otomotif, mutlak dan prioritas mengacu pada safety.
Point dan norma seperti ini, pelan tapi pasti akan kami gaungkan kepada rekan komunitas adventure lainya.
"Terkecuali, adventure yang dikemas dalam ruang kompetisi, silahkan diaplikasi, mengingat ada racing comitee, team medis dan pimpinan kejuaraan, "tegas Yudi.
Dan tak terasa, di perjalanan senyap kiprah dan partisipasi, komunitas Trabas Wani Perih, telah memasuki usia 1 tahun.
Dalam rangka memperingati hari jadi Trabas Wani Perih, Pekan silam 20 riders dan kuda besi brand Jepang sampai Italy, yang tergabung dalam komunitas Trabas Wani Perih, Jatim, meluncur ke Trenggalek.
Tampak diantaranya ada Janal Chunk, Heri, Danwing Van Houce, Tomy Salim, Ayah Penceng.
Dan disambut hangat oleh "Rahmad Jaya Group Trail Adventure", salah satu komunitas adventure pribumi Trenggalek, yang lama malang melintang di dunia off road 2W.
Hadir juga Dandim Trenggalek serta jajaran, melebur jadi satu memeriahkan spektakuler event yang penuh warna ini.
Setelah saling sapa dan berbincang hangat, seluruh riders beradventure, dengan route yang telah disiapkan oleh guide pribumi, sebagai rangkaian Anniversary Trabas Wani Perih.
Dengan, route yang telah ditracking dan disiapkan matang, praktis adventure kali ini jadi lebih jenak menikmati panorama alam dan destinasi instagramable seperti Gua Biru, Trenggalek.
Jujur, setiap route yang kita pilih bukan jalur yang extreme, apalagi sungai dengan bebatuanya.
"Prinsipnya, keluar keringat, mencari imun dan mencari silaturakhim, "sebut Bambang Haribowo Ketum Pemprov IMI Jatim, juga penggagas komunitas Trabas Wani Perih yang ikut hadir.
Setelah riding diatas track vulkanik keras, rumput dan makadam, dengan estimasi jarak kisaran 50 KM, para riders lantas kembali ke check point start, yang juga menjadi lokasi finish.
Acara simbolis pemotongan tumpeng dan membaca do"a, menandai setahun perjalanan Trabas Wani Perih, berlangsung dramatis.
Semoga, dengan bertambahnya usia komunitas Trabas Wani Perih, optimis akan bertambah pula kiprah dan partisipasinya, dalam kegiatan bersosial, hingga mensukseskan program sport tourism, yang lagi digalakan di pelosok Jatim.
"Sisi lain, pastinya akan bertambah pula, rekan dan kolega di segmen adventure, khususnya di Jatim, "kompak Bambang dan Yudi. skg/foto : doc