Otomotif di Jatim kian dinamis, setiap segmenya telah komplit memiliki motor penggerak.
Dari drag bike, motocross dan road race, telah berjalan pada mode matic, dengan rule dan habitnya.
Bahkan, dipantau dari kejauhan, bisa berjalan rapi, soal birokrasi serta regulasi.
Dari kapasitas dan kelebihan masing-masing person di bidang otomotif ini pula, lantas hadirlah embrio kelas baru yang bermuara dari masing-masing cabor otomotif roda dua.
Salah satunya, kelas executive di motocross yang makin menggurita, di penjuru Jatim.
Ihwal, dari crosser berusia senja dan eksis berlaga di kelas executive itu, lantas menjadi benang merahnya.
Hingga saling tuding dan membanting, eh membanding, atas kapasitas gengsi dan kemampuan balapnya.
Dari manuver tajam, late braking sampai rear wheel steering.
Masih peka dan intimnya gaya balap yang pernah singgah hingga menjadi legenda itu pula, lantas lahirlah singgasana "Ex Rider Legend Jatim".
Lebih tepatnya sebagai asosiasi, rider kawak Jatim, yang pernah menjadi bagian sejarah panjang otomotif di tanah air.
Dari didaulat sebagai rider test ride saat peluncuran bebek 2 tak, bebek 4 tak, sport 4 tak, laga di skala Asia Pasific, hingga menjadi trigger kelas bergengsi, seperti underbone 116 cc tune up.
Atas kiprah sosok pribadi tangguh era milenium itu pula, produk option part otomotif dari OEM sampai tipe Racing, terus mengalami kalibrasi.
Kiprah dan partisipasinya memang tak bersurat.
Tapi dari sisi evolusi dan transformasinya, sungguh berdampak, seperti yang kita nikmati sekarang ini.
Persis di 1 September 2022, tanpa komando mereka comeback, macam pilem Expendable, dengan aktor yang diperankan lakon semua.
Demikian musuhnya, juga diperankan para lakon, juga tak kalah kerenya !
Skenario dan narasinya pasti hebat, apalagi dengan back up pribadi berjam terbang tinggi, layaknya Ali Topan era 95 an.
Sejak berita ini diturunkan, terhitung 40 rider yang siap turun gunung dan bangkit dari sofa.
Bahkan di setiap even road race di daerah, rider yang terklasifikasi, terus digalang.
Dari hasil kesepakatan, "Ex Rider" yang awalnya menjadi ajang temu kangen dan reunian, untuk full throttle bareng di sirkuit, kini bertransformasi jadi nama kelas.
Untuk awal, semua rider veteran yang akan berlaga, tergabung dalam kelas Ex Rider.
Tapi, di perjalananya nanti, ketika dipilah dan diselami lagi, bisa saja akan bertambah pengkategorianya.
Misal saya fight dengan Dian Kampret, Muhaimin, Nonot dan H. Momo, masih berimbang.
Khawatirnya rider yang benar-benar lama meninggalkan aroma avgas, seperti Dois dan Iir.
"Jadi, nggak rasional fight dengan sosok yang masih aktif di road race, bahkan sempat menjabat instruktur racing school, "senyum Bobi Arabsyah rider seeded Jatim yang sempat mengibarkan Pit Corner dan Suzuki Junior Denso Motorsport, di eranya.
Pemaparan dari Bobi memang logis, tapi apapun ide dan pendapatnya, tetap bersama-sama berdasar mufakat.
Prinsipnya, Ex Rider Jatim Legend, selain menjadi ruang rider yang tak bisa berpaling dari kompetisi, juga wadah buat mengkalibrasi berbagai aspek dan problem di dunia road race.
Kabar baiknya, soal legalitas kini telah sah dan resmi, terdaftar sebagai Club di naungan Pemprov IMI Jatim.
Dan sesuai klausul, Hampir 15 rider telah teregristrasi di Pemprov IMI Jatim.
"Harapanya, Ex Rider Jatim Legend, bisa mengikuti Musprov, untuk memberi input terkait himbauan, saran dan pencerahan soal balap on road roda dua atau road race, "tegas Bambang Haribowo Ketum Pemprov IMI Jatim.
Dengan bersinerginya Ex Rider Jatim Legend dengan Pemprov IMI Jatim, ke depanya kemungkinan juga akan menjadi duta dan sosok suri tauladan, road race di Jatim.
"Tugas ini yang harus diemban oleh Punggawa Ex Rider Jatim Legend, sesuai kapasitas, bobot, bebet dan bibit-nya yang memang piawai di bidangnya, "himbau Bambang.
KABINET EX RIDER LEGEND JATIM
Ketua : Bobi Aranxa
Bendahara : Dois
Konseptor : Yusuf Setyobudi
Sekertaris : Yayuk Kartiningsih
Penasehat : H. Momo Harmono, Danwing Van Houce, Bambang Haribowo, Frangky Laurent.
Sekertariat, Jl. Semolowaru Utara IV/1, Surabaya