Upaya menjaga tensi dan gengsi kompetisi supermoto, terus dikebut oleh H. Agus Tole rider multitalent identik dengan singgasana Rabbani Javamuda Racing Team, Gadang, Malang.
Artinya, selain aktif berpartisipasi di kejuaraan bergengsi supermoto, H. Agus Tole juga aktif menjadi trigger dan provokatif jagad supermoto.
Seperti belum lama ini, di perhelatan spektakuler MCR ronde 4 di sirkuit Kanjuruhan Kepanjen, H. Agus Tole, cukup banyak berkontribusi menghadirkan petarung supermoto.
"Supermoto harus ada, supermoto tetap ada dan harus terjaga popularitasnya, "jelas rider juga pejabat teras Pengcab IMI Malang Raya itu.
Bukan hanya sekadar statement ! Tapi berupaya keras menyemarakan, di event hasil garapan Michael Rudi dari Mata Panah Production itu.
Tampak sosok senior supermoto Indonesia H. Momo Harmono, berserta Jeany Harmono, ambil bagian di grid start.
Termasuk Hapsoro Ruditha rider nasional yang sempat memperkuat Blackstone Racing Team, di era Milenium.
Selebihnya, loyalis supermoto yang lagi menapaki dan mengukir jam terbang, juga ambil bagian pamer aksi rear wheel steering.
Konteks demikian, H. Agus Tole kental sebagai penyelamat eksistensi supermoto di Jawa bagian timur.
Apapun istilahnya, olahraga otomotif segmen kompetisi roda dua on road, di Jatim jangan sampai redup !
Saya pribadi salut skema dan konsep kemasan MCR 2023, seolah menjadi kebangkitan balap motor di Jatim.
"Akan tetapi, gradasi penyandingnya harus sebisa mungkin disosialisasi, sebagai bentuk refresh.
Agar tak monoton, jenuh hingga terdampak kisah cerita panas, jawara penguasa podium, "urai H. Agus Tole memberi ilustrasi.
Dan pemaparan ini, sejatinya yang dibutuhkan juga didambakan stakeholder pelaku bisnis di otomotif.
Sebagai guide, yang lantas terkonversi dalam promo berupa support ke penyelenggara, hingga membangun kerangka mutualisme.
Kalau boleh jujur dan bangga, supermoto telak menjadi nilai jualnya, hingga brand-brand otomotif terus berbondong di MCR 2023.
Apalagi secara estimasi dan spesifikasi kelayakan untuk berlaga di supermoto, mengalami ketergantungan, replacement berbagai piranti.
Dalam ilmu marketing, desain, performa, fungsi, langsung dibuktikan dihadapan audiens.
Otomatis, secara kalkulasi dan efisiensi, supermoto adalah lahan paling representatif !
"Sejauh ini, kalau saya menilainya masih tahap awal, masih banyak strategi kesinambungan, yang bisa diadopsi untuk memikat dan mengikat stakeholder.
Pekerjaan beratnya, tinggal menjaga konsistensi kelas dulu, hingga membangun embrio baru rider-rider supermoto.
"Batu karang yang keras, ketika kena sapuan air, akhirnya terkikis juga !
Jadi memang harus yakin dan semangat, "tegas H. Agus Tole berfilsafat. enea