Sosialisasi dan perjalanan kelas Mini GP di Jatim, fungsi kedepanya memang krusial. Pengenalan dan mematangkan bakat rider belia, jadi lebih didapat, sampai membangun mental bertarung. Hal demikian setara dengan proses percepatan regenerasi dengan usia relatif strategis.
Salah satunya Fernando buah hati Aan Widodo dan Bunda Nando, kelahiran Tulungagung 2010. Fernando yang terhitung mengawali laga di Mini GP sejak tahun 2017, diklaim telah memiliki naluri balap dan disiplin soal training fisik.
Maka, di usianya yang ke 10 tahun ini Fernando sepakat dinaikan kelas ECU standar 150 cc, menunggang Sonic 150. Mengingat kelas ini paling strategis, untuk menanggapi penjenjangan bakat rider belia, setelah Mini GP.
Kedua orang tuanya sepakat dan all out mensuport Fernando. Bahkan dua unit Sonic 150, telah disiapkan, satu untuk turun di even, satu unit spesial dipakai training. Dengan membawa nama Sumber Telur Racing Team, Tulungagung.
Ngerinya, sponsor yang memback up Fernando bejibun, seperti Odyssey Indonesia, Anugrah Trans Pendi Puser, Tulungagung, Firzal Racing Team, Eksan Motor, Ud. Billa Motor, SA 48 Training dan Bosku Tante Gaul. Selain itu, juga ada Yosi juragan speed shop MP2, Blitar yang spesial mensuport ban, oli mesin, kampas cakram dan rantai.
Ada latar belakang dan skenario, terkait dipakainya Sonic 150. Dari beberapa pabrikan yang aktif di road race, Honda dengan berbagai program academy dan regenerasinya, terbilang cukup agresif. “Dan kemungkinan saya akan mengkomunikasikan dengan pihak Honda AHM, melalui kolega yang ada koneksi kesana, ”tegas Aan Widodo.
Sisi lain, soal performa mesin saat ini, diback up Bondet mekanik asal Beringin, Tulungagung. Tipikal power mesin yang disajikan langsung ke level bengis. Hasil racikan pembenahan camshaft yang lift-nya dinaikan minimalis di angka 8,7 mm (in) dan (ex), sesuai debit gas segar yang berada di rentang standar.
Throttle body pada inlet dipoles tanpa remer, dipadu injector standar. Pada bagian ini, intake dan exhaust diremer untuk meminimalisir hambatan gas segar dan gas buang. Diteruskan pemakaian katup standar, tapi posisi seteng katup lebih ditonjolkan.
Pengaruhnya, proses masuknya gas segar kian singkat, demikian keluarnya gas buang. “Setara dengan memperbaiki siklus isap, kompresi, usaha dan buang, ”teori Bondet yang meneruskan dengan knalpot RR27 itu.
Lebih lanjut, konversi power ke speed juga dilayani gigi rasio racikan Bondet. Hasil kalkulasi perbandingan gigi rasionya, lebih ditekankan untuk meratakan interval gigi 1 sampai gigi 6. Bobot Fernando di 32 KG, relatif menguntungkan akurasi speed. Bahkan, untuk mengejar gigi 6 tetap produktif, final gear memakai 14-52.
Skala prioritas, seiring perjalanan Fernando mengawali kelas ECU Standar 150 cc ini, ada nama Sakti Andre pemilik sekolah balap SA 48, Blitar. Dari hasil adaptasi 3 bulan di sirkuit Green Park, Blitar menunggang Sonic 150, mulai terjadi adaptasi pada setingan suspensi depan belakang yang dipercayakan produk Treck D.
Di sirkuit Green Park, Blitar Fernando sparing dengan Pandu tak lain adik kandung Sakti Andre. Secara kapasitas kemampuan Fernando, sudah cukup dijadikan bekal bertarung di kelas ECU Standar 150 cc. Tinggal pengembangan teknik dan fisik lebih lanjut.
Untuk tarjet Fernando di musim kompetisi road race 2020 ini, rencana turun di seri Kejurprov, HDC seri Jawa - Bali dan even Frangky Laurent.
Kabar baiknya, Fernando yang memiliki basecamp di desa Panggung Wuni, Tulungagung itu, mendapat apresiasi dan support dari bapak Zain wali kelas yang merangkap guru matematika SDI Al – Hidayah, Samir, Tulungagung.
Demikian dari konsumsi gizi Fernando, jeli diperhatikan oleh Bunda Nando. Selain mengkonsumzi suplemen susu Zee, juga ada tambahan sayur dan protein, untuk mengimbangi kebutuhan stamina. “Mengingat, dari intensitas kegiatan Fernando cukup padat dan menguras energy, ”urai Bunda Nando. teks - foto : rio