M. Raditya - Crosser 65 cc Pro - Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX Team : PERSIAPAN MATANG HADAPI WET RACE & FIX IKUT LAGA 85 CC

Cuaca yang masih belum bisa ditebak, terus diyakini oleh crosser berjuluk Matador Boy, untuk mensimulasikan training pada mode wet race.

Aksi dan proses pelatihan, dipersiapkan matang jelang laga Onesixeight Indiel Motocros & Grasstrack Openchampionship 2022, Semarang mendatang.

Sebab, putra H. Adi Lukito yang tenar disapa H. Gombloh itu, tak mau berspekulasi, menanggapi soal cuaca.

Berbagai variabel handicap baru dibuat, di sirkuit Rizqy Motor Boss Mild, Pasuruan, untuk melayani layout sirkuit Wanko, Bubakan, Mijen, Semarang.

Seperti trek angka 8, yang diindikasi menjadi sarana penting, untuk mempertajam late braking alias mengolor pengereman.

Selebihnya, untuk mengolah akurasi gantun RPM mesin, saat di u-turn maupun fast corner.

Point ini, diterapkan usai dipicu terlalu singkatnya jadwal adaptasi pengenalan sirkuit,  usai laga motocross di sirkuit Forlantas, Jogja, tiga pekan silam.

Pemaparan ini, yang lagi serius menjadi kajian Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX Team.

Kendati detail dan teknik materi motocross telah dimiliki oleh M. Raditya, tapi soal pengenalan layout lintasan, menurutnya menjadi hal krusial.

Terkait adaptasi dan mencari final seting suspensi, perubahan setingan power valve, jeting karbu, final gear, sampai jenis patern tapak kaki.

"Sebab, tetap harus saya sampekan dan komunikasikan dengan divisi teknik, seperti pesan ayah, "kata M. Raditya.

Ketika menyelami lebih mendalam, kompetisi kelas 65 cc Pro, tak lagi soal mengadu skill crosser.

Tapi, kompartemen mesin dan penyelesaian final seting, turut menjadi acuhan.

Seperti, "dipatenya" bukaan power valve, sesuai kebutuhan layout sirkuit atau tidak ?

Pasalnya, mekanis power valve tetap layak bekerja, seperti bawaan pabrik, untuk melayani trek teknikal.

Demikian final gear, mampukah mengkonversi power band gigi rasio lebih merata, saat dihadapkan layout sirkuit ?

"Minimal ada jedah dan waktu, hingga proses seting dinyatakan final, sesuai kebutuhan dan gaya balap saya, "tutur M. Raditya.

Sebab, keberadaan dan jadwal sehubungan pemakaian lokasi sirkuit yang masih sporadis, sejatinya kurang menguntungkan bagi MX Team, khususnya luar provinsi. 

Intensitas pengenalan jelas kalah dengan MX Team yang dekat lokasi sirkuit.

Sekali lagi, hal ini yang layak dijadikan tinjauan oleh penyelenggara !

Bukan soal berharap agar hafal layout sirkuit ! "Tapi, justru lebih diproyeksikan ke optimalisasi kontrol speed dan pengenalan racing line, "sebut Rofik Pit Crew Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX Team yang setia mengawal training M. Raditya.

Minimal ada ilustrasi, terkait inovasi racing line yang akan diadopsi. Termasuk titik rawan area block pass, yang wajib disiasati.

Sebab, laga kelas 65 cc Pro, item variabel yang dijadika amunisi untuk berkompetisi sungguh atraktif.

Selebihnya juga taktik dan strategi, untuk menghadapi intrik rival MX Team, "timpal H. Gombloh dengan nada tinggi.

Prinsipnya, secara persiapan Rizqy Motor Boss Mild Tembakau Balap MX Team, stand by dan ready untuk bertempur.

Saya juga memahami, crosser 65 cc Pro untuk saat ini, terklasifikasi produk unggulan para mentor kawak.

Tapi, obyektifitas dan subyektifitas, layak harus dijalankan !

Bahkan, saat memasuki masa transisi ke 65 cc Pro, saya sudah sampekan, tak perlu mengikuti style dan pusaran bertempur rival.

Tapi, lebih baik ciptakan pertempuran mode baru, agar energi tak terbuang dan tetap terukur sesuai kebutuhan.

"Saya optimis putra saya pasti mampu, kalau meninjau bekal dan intensitas training skill-nya, "yakin H. Gombloh yang lagi fokus menyoroti soal teknis KTM 65 cc "2022 pacuan putranya.

Makin spesial, terhitung di event mendatang, M. Raditya juga akan berlaga di kelas 85 cc, atas intruksi H. Rokhmawan Big Boss Rizqy Motor Boss Mild MX-GTX Team, juga kakak kandung H. Gombloh.

Laga di kelas 85 cc lebih mengena untuk pengenalan speed kuda besi, kapasitas mental dan nyali, serta respon agility saat berhadapan rival.

Taktis dan singkat mengambil keputusan terbaik saat laga, agar terlatih juga mudah beradaptasi mengimbangi gaya balap lawan.

Proses dan fase ini, biasa disebut percepatan training skill. "Sebab, kapasitas dan kemampuan M. Raditya, dinilai mampu fight di 85 cc, "beber H. Gombloh mengutip statement H. Rokhmawan.   enea