Memang kian atraktif, setelah tuner yang membela tim milik M. Fatkul ini, terbagi di beberapa workshop racing dan tuner potensial di segmenya. Jadi tak tersentral di satu workshop. Skala prioritas, upaya mengejar prestasi dan catatan waktu tercepat, menjadi latar belakang M. Fatkul.
Saat ini, duet tuner Bowo dari Jombang dan tuner Kemo Sanjaya asal Jogja, yang menangani Ninja 150 yang turun di kelas sport 2 tak 155 cc rangka standar. Strategi yang diterapkan M. Fatkul memang brilian, sebab seolah mengunci skema peta kekuatan tuner Jatim dan Jogja.
Mengingat, kedua tuner ini diklaim menjadi jajaran tuner spesialis sport 2 tak kawak. Cukup menguasai inti dapur pacu mesin 2 tak, khususnya di ajang drag bike.
So pasti, pengalaman dan data riset cukup bejibun. Mencari tolak ukur data di setiap produknya, pasti variatif. Sadisnya lagi, Bowo dan Kemo instingnya cukup tajam. Dari input suara knalpot berbanding interval power band saja, keduanya sanggup menyimpulkan apa yang kurang.
Demikian dengan rider yang membelanya. Nama Deska Muntel dan Arif Tijil, dinyatakan menjadi kombinasi solid, di level pemula dan kawak.
Untuk sport 2 tak rangka standar 155 cc garapan Kemo dipacu Deska. Menurut Deska, tipikal power lebih lembut. Tapi rambatan power tengah atas, lebih agresif.
Kemo memahami pengaruh power to weight ratio Deska berbanding power dan bobot kuda besi. Sehingga, output lembutnya power mesin lebih pas dan terukur diolah menjadi speed dan minim spin apalagi wheelie.
Basic Ninja 150 pacuan Deska memakai knalpot produk KDX dan sukses menembus best time 7,06 detik. “Racikan knalpotnya cukup presisi untuk trek 201 meter, tenaga padat dan menghantar speed singkat, ”kagum Deska.
Sedang Ninja 150 hasil korekan Bowo yang berlaga di sport 2 tak rangka standar 155 cc, tipikal powernya lebih bengis. Cocok buat dipacu Arif Tijil yang tercatat sebagai rider kawak tanah air dan lebih menguasai.
Bukanya Bowo lantas bermain extreme, melainkan tetap mengacu pada proses dan perkembangan hasil test case di korekan sebelumnya. Bisa dianggap, Bowo saat ini lagi diatas angin, untuk urusan mengorek sport 2 tak 155 cc rangka standar.
Catatan waktu juga relatif sama di 7,07 detik. Basic Ninja 150 tunggangan Tijil memakai knalpot ABRT. “Dan knalpot ini diklaim menjadi incaran tuner yang biasa berlaga di karapan liar, sebab proses setingnya lebih dimudahkan, ”jelas Tijil.
Sampai sejauh ini, menurut Deska dan Tijil, kedua kuda besi memiliki performa yang berimbang. Sekalipun saat rider dirotasi, catatan waktu tetap sama. “Dengan asumsi, rider harus mengenali tipikal power mesinya lebih dulu, ”papar M. Fatkul.
Untuk event drag bike di Jatim, catatan waktu diatas sudah termasuk podium teratas. “Sehingga, penguasa podium 1 dan 2, sampai hari ini kami berdua, kalau nggak dia saya, “senyum Deska dan Tijil saling tunjuk.
Kesempatan di AMRF Java Drag Bike Openchampionship 2020, Ponorogo minggu silam, keduanya berencana mencari pembanding dari rival-rival yang setia berlaga di kelas ini.
Mungkin masih belum diberikan kesempatan, setelah event tak bisa menjalankan semua kelas yang terdaftar. “Tapi, kami tetap optimis, menjadi yang terkencang di kelas sport 2 tak 155 cc rangka standar, ”yakin Deska dan Tijil kompak. teks - foto : collins