Bosan dengan adu kebut di jalanan, yang tak ada manfaat, akhirnya Kevin Dimas Rizal Prayoga berganti haluan ke jalur touring dan modifikasi. Praktis soal gacoan yang awalnya KRR 150, dilego dan ditukar Aerox 155 tipe S matic premium yang diklaim paling comfort dan high performa. Mantaps !
Jarahan awal modifikasi berlangsung, pemakaian panel bodi motif carbon kevlar. Terbagi, panel sayap depan, back layer, front top cover, sampai panel buritan bawah. Selain itu, air box filter juga berganti aftermarket motif karbon kevlar, termasuk cover CVT.
Sesuai dengan konsumsi menu touring, suspensi depan berganti Equinox model up side down. Dan belakang dipinjam dari YSS dilengkapi tabung. Selain, mampu mendongkrak tampilan, piranti suspensi kali ini juga diproyeksikan sebagai kontribusi modifikasi, sekaligus mengimbangi naiknya kapasitas mesin.
Selebihnya, spion memakai model handlebar produk TAD, bersanding master rem Nissin dan cakram RCB. Pada point ini, Kevin yang berdomisili di kawasan Jl. Jagir Sidoresmo, Surabaya menyebutnya sebagai pelengkap touring.
Termasuk Pirelli 110/70-14 dan 150/70-14, yang diklaim lebih gigit saat dipakai manuver lebar maupun sempit, saat touring. Masih dengan maksud sama, jok dibekleed ulang, bergaya sofa.
Tapi, stylenya jadi kontras, saat dipadu knalpot aftermarket model megaphone dari R9. Tak jadi soal, bagi Kevin sapaanya. Sebab, pebisnis di segmen agrobisnis lombok ini, memburu kenyamanan untuk touring.
Belum genap dua bulan, eh adrenalin dan cerita lama soal kebut-kebutan, Kevin tertantang lagi. Sebab, teman bikers penghobi touring yang tergabung dalam Scooter Bastard Surabaya, rata-rata penyuka top speed.
Dari sini pula awal cerita up grade mesin Aerox 155 berlangsung. Amin mekanik RAT Motosport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo dipercaya untuk realisasi.
Kapasitas mesin di up grade, melalui pemakaian piston 63 mm dari TDR. Demikian dengan big end turut 61 mm, hingga mampu mengakumulasi kapasitas mesin 190 cc. Ngerinya, liner silinder dipilih 69 mm pada diameter luarnya.
Sehingga, ruang mantel air pada blok silinder relatif masih aman, sebagai jalur sirkulasi water coolant yang diolah radiator Mufac. Kompartemen silinder cop, pada katup diover size, menjadi 21 mm (in) dan 19 mm (ex).
“Acuhanya pada peningkatan kapasitas mesin,”terang Amin yang mencangkok camshaft BRT tipe T2. Diteruskan porting polish intake dan exhaust. Sasaranya, memperbaiki flow gas segar, agar lebih homogen saat injector mulai menyemprot. “Jadi, dari desain porting intake ada perbedaan dengan sistem karbu, sebab lebih besar diatas, ”jelas Amin.
Tapi, kalau exhaust teknik portingnya sama dengan sistem karbu dan mengacu ke nilai kapasitas mesin dan segmentasi. Misal, kalau kebutuhan touring, remer exhaust cukup 2,2 mm. “Konsumsi untuk kebutuhan akselerasi dan top speed, dominan masih membantu, ”yakin Amin.
Pertimbangan itu pula, flow rate gas segar diplot di angka 200 cc/minute, melalui remaping ECU BRT Juken 5. Hingga mampu mengakumulasi 23 HP di 4000 RPM dan torsi maksimal 55 Nm di RPM 2000.
Dan final seting CVT, pada movable drive face berganti TDR, memiliki sudut kemiringan 13 derajat. Artinya, variabel drive belt lebih responsif meneruskan semburan power mesin.
Sehingga, nyambung dengan pemakaian roller weight 13 gram dan dihantar drive belt Daytona. “Konversi ke pemakaian, akselerasi ke gasingan tengah, makin agresif, ”yakin Kevin. teks - foto : collins