Catatan Swega CEO RAT Motorsport, Sidoarjo : PERKEMBANGAN PORTING POLISH, BALIK SEPERTI PABRIKAN

Swega CEO RAT Motorsport, Sidoarjo. Mengapresiasi perkembangan korekan silinder head pada lingkup porting. Swega CEO RAT Motorsport, Sidoarjo. Mengapresiasi perkembangan korekan silinder head pada lingkup porting.

Porting polish di dunia balap maupun korek harian roda dua terus mengalami perkembangan, seiring kapasitas, porsi dan inovasi industri kreatif di belakangnya. Berbagai persepsi dan pembenaran, soal porting polish, kuat menjadi indikasi sebagai dinamika kembali suburnya industri otomotif segmen racing, usai pandemi.

Tetap ada steping pada prosesnya, seiring perjalanan riset dan final seting. Output inovasi itu didapat dari sini, data dan pengalaman, terus memacu para pelakunya, mencari performa terbaik.

Porting dan polish silinder head, memang tak lagi bisa dipandang sebagai pelengkap. Kalau meninjau sejak tahun 2000, berawal dari pemakaian porting dan polish extrem.

Porting Polish Extrem. Awal meramaikan segmen racing & penghobi kecepatan.

 

Lanjut ke pemakaian hard chrome dan sand blasting untuk under size. Di 2006 bertebar wabah porting by pass. Melalui tambal daging, hingga pergeseran posisi intake.

Sebab, dinilai produk kuda besi di tahun itu, kurang sempurna untuk melayani kebutuhan racing, baik drag bike maupun road race.  

Over Size Katup. Memaksimalkan ragam bentuk & desain porting.

 

Memasuki 2007, trend over size katup mulai marak ! Porting polish kembali ke metodhe lama, hanya sebatas mengikuti kontur aslinya.

Sebab, makin besarnya katup, mampu memaksimalkan siklus gas segar dan gas buang, dengan berbagai kontur dan desain porting polish.

Tapi, anggapan itu salah, justru fenomena ini, tuner dengan operasi senyap, kembali melangsungkan inovasi dan berbagai jurus, dalam pembentukan porting. Dari pemakaian porting minimalis, medium dan extrem.

Over Size Katup & Porting Extrem. Bertahan lama di segmen high performa.

 

Mode dan menu korekan lingkup porting silinder head seperti ini, berjalan paling lama. Serasa berada di zona nyaman, seiring datang dan perginya tuner-tuner yang pernah menjadi jawara di kancah racing roda dua.

Tapi, sayang mereka tidak meninggalkan banyak data dan dokumentasi ilmu, sehingga cenderung menjadi rahasia. Ditambah lagi masih minimnya jasa mencari data hasil portingan melalui flowbench, sebagai acuhan.

Dan terbaru di akhir 2020, porting model bola golf kembali mewarnai dunia porting polish silinder head. Tenar di kalangan mekanik dengan sebutan Dimples Porting.

Dimples Porting. Kontur bola golf, awalnya diproyeksikan untuk durability.

 

Kalau diilustrasikan porinya mirip dengan kulit jeruk, kalau porting dengan kontur bola golf, porinya bervariasi sampai lebar 5 mm, tergantung mata bor tune yang dipakai, serta kedalaman rata-rata 0,8 mm - 1 mm.

Porting dengan kontur bola golf, fungsinya hampir sama dengan kulit jeruk. Siklus gas segar dari pengaruh tekanan negatif, kembali diolah saat berada di intake.

Pantulan dari kontur bola golf tadi, menciptakan turbulensi yang membuat gas segar kembali dimixer menjadi lebih homogen.

Dimples Porting. Tawarkan tenaga berlimpah & diminati street performa.

 

Bahkan, partikel gas segar yang kebetulan ngantong di pori kontur bola golf, ikut menambah perbandingan gas segar makin pekat, hasilnya diharapkan menjadi akumulasi torsi dan peningkatan.

Outputnya, induksi power jadi meningkat, hingga terkonversi power yang berlimpah.

Kalau mode porting bola golf disebut-sebut dari Malaysia, memang cukup beralasan dan mendasar.

Sirkuit road race, dominan tipikalnya high speed. Tuner dipacu mengolah durability performa mesin. Porting dengan kontur bola golf diklaim lebih digdaya.

Mata Bor. Spesifikasi khusus bahan baja & ukuran relatif kecil.

 

Dan sekarang mode porting berkontur bola golf ramai diaplikasi hingga konsumsi street performa. Bisa dibuat dengan cara manual tech. Memakai mata bor baja, berukuran 5 mm.

Mata bornya model tirus, pada sisi horizontalnya dilengkapi pisau, sebagai pembatas kedalaman 0,8 mm - 1 mm. Syarat utamanya, memang harus rapi menyusun lubang demi lubang, untuk mendapat pori beraturan.    teks - foto : skg