Sering kali menjadi debat kusir, khususnya rider adventure yang sering menjelajah di pelosok pedalaman hutan, alias trabas dengan jam terbang tinggi. Termasuk, bejibaku melawan licinya trek dan ganasanya lumpur, saat beradventure di musim hujan.
Perlu diketahui bersama, saat musim hujan datang, kontur trek tanah berubah menjadi lumpur. Fix menjadi problem dan dilema rider adventure. "Sebab, untuk menambah traksi roda belakang maupun depan, tekanan angin ban dikurangi. Dengan maksud, profil ban melebar dan traksi lebih meningkat, "sebut Ayung dari trail shop di Jl. Kalibutuh 131, Surabaya.
Tapi, perilaku seperti ini tak bisa dibenarkan, ketika belum mengaplikasi stoper ban luar. Sebab, rawan memicu terjadinya ban luar selip dari tumpuan velgnya. Nah, ketika meninjau bahan stoper ban terbagi dari dua jenis, yakni diral dan karet cor. Lalu apa kelebihan dan kekurangan masing-masing stoper ban ini ?
Untuk yang berbahan diral kuat menjepit bead area ban luar. Cuman, konsekuensinya perhatikan lengkung bidang pijaknya. Sebab, ada yang lengkungnya terlalu cekung, sehingga bidang pijaknya nggak rata. Malahan, mudah menyebabkan bead area ban luar rusak.
"Maka, lebih proposional saat pemilihan stoper ban, bidang pijaknya sama dengan lengkung ring velg yang diaplikasi, "nilai Ayung.
Dan kelebihan stoper ban berbahan diral ini, ketika pemilihan desainnya benar. Untuk menghajar trek berlumpur, problem ban luar selip dari velgnya bisa dihindari. Dari jenis bahan lebih pas untuk konsumsi velg dengan material besi.
Beda dengan stoper ban berbahan karet olahan. Desain bidang pijaknya bebas, sebab saat bautnya dikencangkan, dengan sendirinya bidang pijak stoper ban jadi rata. Cuman, saat dipakai di medan lumpur extrem, peluang selip masih bisa terjadi. Itu juga disebabkan faktor mulai mengerasnya profil ban luar. "Tapi lebih pas untuk konsumsi velg berbahan almu, "yakin Ayung. teks - foto : enea