Tema modifikasi di genre retro yang besar dan berkembang dari inspirasi salah satu produk motor roda dua, terus memacu builder beradu gengsi. Sebab, cikal bakal pakem mini bike, dinilai sudah tak memiliki sesuatu yang unik sebagai nilai jualnya.
Dari sudut pandang ini, Niko builder The Spawn Custom Garage, di Jl. Jemursari 28, Surabaya menawarkan evolusi mini bike. Melalui aplikasi tapak kaki 14”, berprofil 185-17 dan 250-17. Menurut Niko, ring 14” lebih rasional, untuk kopdar sampai touring di atas 150 KM, masih oke.
Tapak kaki ring 14”, dinilai juga proposional saat mengawal basic mesin MX 135LC, sebagai rujukan konsumen yang mendaulat The Spawn Custom Garage, Surabaya. “Konfigurasi mesin tegak MX 135LC, saat disandingkan ring 14”, lebih dapat nilai estetikanya, ”kata Niko yang mecangkok ban ukuran 100/80-14 dan 120/70-14.
Pemakaian tromol depan belakang, Niko meminang milik MX 135LC, berikut as roda depan belakang. Makin kompak, tapak kaki yang terklasifikasi lebar tadi, dipadu teleskopik Byson dengan inner tube 41 mm lengkap triple clamp-nya.
Untuk main frame, memakai bahan GL 100, dipadu rumah komstir asli GL 100. Sehingga bearing dan as komstir bertahan pakai GL 100. Dikombinasi tubular 12,5 mm, yang dijadikan sebagai subframe, sekaligus tumpuan double shock. “Jadi, bahan sub frame kita pilih ada unsur liat dan tak mudah pecah, ”cerita Niko yang tetap mengacu pada tingkat kepresisian dengan media waterpass.
Menariknya, trik pasang as komstir di triple clamp Byson pakai sistem press dan babet las CO. “Kalau pemasangan triple clamp atas, cukup main bubut sesuai ukuran as komstir, ”tunjuk pria murah senyum itu.
Dan skema pemilihan titik poros lengan ayun yang dikanibal dari basic GL-100, memakai pedoman sudut intake manifold dan ukuran double shock YSS 36 cm yang akan diaplikasi. Bagian ini butuh simulasi lebih dulu, di titik mana yang bisa mempertahankan sudut intake manifold paling benar, saat mendapat beban pengendara.
“Saya usahakan, saat mendapat beban sudut intake manifold masih memiliki flow, artinya dipertahankan tetap curam, ”urai Niko. Untuk ukuran panjang, dipangkas 7 cm dari ujung. Posisi as roda jadi maju dengan toleransi 10 cm - 12 cm. Makin pendeknya wheel base tak lagi membuat Niko khawatir soal kestabilan.
“Sebab, lebar triple clamp yang dicangkok dari Byson tadi, sudah terhitung sesbagai konsekuensi lebih pendeknya wheel base, ”yakin Niko yang merancang sudut rake di 90 derajat.
Bergeser pada bagian engIne mounting, Niko yang menggeluti dunia modifikasi sejak 97 itu, memakai rumus sederhana. Sambungan crankcase tengah, disetingnya senter dengan titik tengah main frame. Setelah posisi terkunci, adaptor sebagai bracket mesin ke rangka, disketnya di Ipad.
Bagian sentral engine mounting memakai 4 titik, dengan rincian 2 titik mengunci adaptor ke crankcase dan 2 titik mengikat adaptor ke rangka.
Untuk engine mounting atas, memakai 3 titik, 2 titik dimanfaatkan mengunci adaptor ke rangka dan 1 titik adaptor ke mesin. Hasil akhir sesuai test case, ketika mesin hidup dan digeber hingga 8000 RPM, rambatan vibra lebih minim.
Itu juga hasil pengalaman Niko, yang tetap melengkapi colar pada crank case dan silinder cop yang dijadikan sebagai tumpuan engine mounting. “Kita harapkan hasil kreasi kita, masih ada unsure SOP factory, sehingga konsumen tetap puas dan nyaman, ”lontar Andi Tenggara big boss The Spawn Custom Garage, Surabaya.
Dari basic awal pembuatan evo mini bike 14” seperti ini, kemudian tinggal menentukan fitur dan aksesories sesuai minat konsumen. Kita lebih menyarankan agar tak selalu memakai pakem mini bike yang lebih dulu ada.
Seperti bentuk tangki, jok dan setang kemudi. Saya lebih berharap konsumen kita memiliki pakem dan idealis sendiri, soal detail fitur dan aksesories yang dipakai. Pada point ini, kita ingin berinteraksi dengan konsumen, untuk berusaha melibatkan langsung ke proses dan tahap modifikasi.
Sebab, hasilnya jauh lebih puas, ada kontribusi pemikiran dan ide. “Sehingga, secara arahan dan tema modifikasi, tetap ada sentuhan pribadi empunya, ”bijak Niko. teks - foto : enea