Spekulasi di motocross hampir jarang terjadi, sehubungan ragam dan tolak ukur, yang harus jeli dikaji masing-masing instrukturnya.
Pengaruh masa pandemi dan vakumnya event motocross, antar MX Training seolah saling melontarkan kejutan dan output gaya bertarung crosser-crosser yang atraktif.
Sebab, dalam rentang 1 tahun disaat event motocross vakum, tegas dipertanyakan, "apa saja yang dilakukan crosser maupun MX Training ?.
Teka-teki dan prediksi ini akhirnya terjawab. Bagi crosser senior, mungkin cukup menstabilkan gaya bermain dan jaga fisik, untuk kembali membakar semangat.
Tapi, bagi crosser yang merasa tertinggal, vakumnya event motocross di masa pandemi, justru dijadikan fase produktif untuk membentuk skill dan menempa fisik, sebagai bekal revange.
Fenomena ini yang bergitu kuat dimplementasikan oleh Kafayaqi Ardava, yang beken disapa Dava.
Intensitas fisik Dava, dalam program menurunkan berat badan dari 97 KG ke 77 KG, menuai dampak positif, bertepatan dengan jadwal PON XX Papua dan Powertrack 2021 Banjar Patroman.
Itu artinya selama masa pandemi, Dava bukanya sembunyi dibalik selimut.
Terlepas dari pembekalan materi teori dan training skill, kalau saya menilainya sebagai berkah dan hikmah dari program menurunkan berat badan, "tegas Yusuf Irawan crosser nasional yang kini menjabat sebagai instruktur Darul Ulum Agung MX Training, Malang itu.
Bahkan petarung PON Team Motocross Jatim itu, mampu mengeksplore skill di batas limit. Hingga membungkam petarung sebayanya di MX2 Junior.
Bukan lantaran Dava unggul di MX2 Junior B, tapi Dava di event mode Mud Race ini bertarung di kelas bergengsi para raja, yaitu MX2 Open.
Apalagi di sesi qualifying time trial, Dava sempat membuat debar petarung MX2 Open, setelah masuk di urutan 2.
Pemandangan ini, yang serius mampu mereformasi gaya dan pola regenerasi MX Training di tanah air !
Crosser kelahiran Batu 24-07-2005 itu, mampu mengimbangi pusaran dan pressure rival-rival seniornya, seperti Delvintor, Ananda Rigi, Raffi G Tangka dan Putu Joshua.
Dengan bekal optimis dan istiqomah, crosser dengan nomer start 115 itu, mampu menunjukan taring dan aksi terbaiknya.
Faktor meminimalisir kesalahan input selama training skill, menjadi salah satu point penunjang usaha Dava menuai prestasi di urutan 5 kelas MX2 Open.
Hingga mampu menghantarnya, masuk dalam koloni pertarungan 9 crosser di depan, selama berlangsungnya laga MX2 Open.
Endurance fisik yang terbangun saat program menurunkan berat badan, Dava jadi begitu ringan saat dihadapkan Mud Race.
"Saat fisik rivalnya terforsir, porsi kemampuan konsentrasi Dava masih terjaga baik, jadi erat terkorelasi pada mode Mud Race, "puji Yusuf.
Amati Tiru dan Modifikasi gaya bermain seniornya, tak berlaku ! Sebab, kembali dipermak oleh Dava, terkait tolak ukur pengalaman dan jam terbang.
"Meskipun saya terbawa pusaran, tetap saya pertimbangkan dengan kapasitas dan kemampuan saya, "jelas Dava berusaha tetap low profile.
Improve dan menurutnya terbaik diterapkan, meskipun sesekali sempat debat dengan Yusuf, lantaran tak sesuai materi pelatihan.
Crosser yang mengawali kariernya di 65 cc bersama Darul Ulum Agung MX Training itu, juga mengucapkan terima kasih kepada Team Divisi Teknik, telah menyiapkan perfroma kuda besi terbaik hingga nol problem. enea/foto : DUA