Yamaha N Max 2018, Surabaya : PALING PAS DISEBUT N MAX - Z

Yamaha N Max. Hasil up grade mesin workshop RAT Motosport & tipikal square lebih pas buat touring. Yamaha N Max. Hasil up grade mesin workshop RAT Motosport & tipikal square lebih pas buat touring.

Memang pas sebagai alternatif partner untuk touring, apalagi memasuki musim hujan seperti ini. N Max paling ideal, fitur bagasinya lebih kompromi membawa barang bawaan. Demikian kapasitas mesin 155 cc, cukup strategis diupgrade lebih besar. Sisi lain, riding style lebih variatif, bisa dipola softail dan sport.

 

Maka, jangan heran saat N Max lebih banyak lalu lalang di jalanan provinsi. Termasuk mulai banyak yang merapat di workshop up grade mesin, untuk memantapkan trade mark sebagai jagoan touring. Termasuk N Max hasil up grade workshop RAT Motosport di Jl. By Pass Juanda 17, Sedati, Sidoarjo, sesuai dengan request pemiliknya.

Arul Siswa RAT Motosport. Fokus pada endurance mesin untuk kebutuhan touring.

 

Up grade mesin lebih dominan berlangsung di sumber power mesin. “RPM rendah dengan gaya berkendara stagnan di top speed dicari, sebagai pencapaian kenyamanan saat riding jarak jauh, ”kata Arul siswa RAT Motosport, yang makin mahir mengupgrade mesin.

Hasil kalkulasi, langkah piston memakai 64,4 mm dari standarnya 58,7 mm. Demikian piston berganti 63 mm, dengan blok silinder ceramic. Dari sini saja, kapasitas mesin melonjak hingga 200 cc. Komposisi langkah dan silinder square dipercaya cukup ideal menunjang endurance, saat touring.

Bekal dari sini saja, torsi maksimal bisa diumpan lebih awal. Saat menghela drive belt, mesin membacanya lebih ringan. Keuntunganya, torsi dan HP mesin tak terkuras di RPM rendah. Wajar, ketika Arul mematok perbandingan kompresi di angka 12,8 : 1, sebagai konsekuensi bertambahnya langkah piston.

Camshaft. Mode standar & VVA dimanfaatkan lebih drastis mengumpan torsi & HP maksimal.

 

Termasuk ECU BRT Juken 5 diprogram dengan flow rate 195 cc dan dimuntahkan injector Ninja 250 Mono. Disempurnakan pasukan udara murni dari throttle body dengan inlet remeran 23,5 mm.

Desain camshaft makin seksi, dengan lift in 8,20 mm (Standar mode) dan 9,05 (VVA mode). BBM kian optimal terakumulasi, saat beranjak diatas 5800 RPM.  

Pada point ini, sisa gas pembakaran sengaja tak dilepas bersih, lift camshaft ex ditetapkan di 8,18 mm. Sebagian diorder untuk pembakaran lanjut. “Lebih tepatnya, untuk membantu pencapaian kompresi tinggi yang lebih stabil di variabel RPM, ”teori Arul yang mencangkok katup in (22 mm) dan ex (19 mm) itu. Perhitungan ini juga dikaji Arul, berdasar tingkat aerodinamis N Max, saat riding di tepi laut atau daerah dengan geografis curah angin tinggi.

Konteks endurance juga diwujudkan oleh Arul, melalui pemakaian seteng katup dari albronz tipe hard. Dari sifat materialnya, lebih selaras dengan tingkat muai katup. Sehingga, buka tutup katup saat panas dingin, tetap presisi. Dan albronze tipe hard termasuk yang terbaru, umurnya lebih panjang dan materialnya mendekati yang dipakai special engine license USA.

Bahan Seteng Katup. Albronze tipe hard, lebih tahan terhadap suhu tinggi.

 

“Sehingga, kualitas bahan terhadap sengatan panas lebih baik. Tak lagi menjadi problem mekanik, saat memainkan perbandingan  kompresi tinggi atau menaikan kapasitas mesin extreme, ”yakin Arul yang menganut maping ignition tertinggi di 27 derajat saat beranjak dari 1700 RPM.

Untuk racikan daleman CVT, sudut primary sheave dijadikan 12 derajat, dengan stoper rumah roller yang dikikis 3,5 mm dan berlanjut pemotongan bushing primary sheave 4 mm. Lontaran roller weight 11 gram, saat RPM tinggi mampu mempolakan diameter drive belt pada primary sheave lebih menepi atau besar.

Sedang perangkat secondary sheave, kampas sentrifugal berganti kompetisi, diikuti menambahkan lubang pada mangkuk sentrifugal 4 mm di 8 titik. “Selebihnya, dudukan pegas movable driven face ditambahkan sliding bearing, untuk mempersingkat respon bergesernya movable driven face, seiring naik turun RPM, ”urai Arul yang memberi nama N Max-Z setelah performa mesinya meningkat drastic seperti saat ini.    teks - foto : enea