Honda New Mega pro 2004, Surabaya : HEREX LONG STROKE LEBIH BENGIS

Squad RAT Motosport Sidoarjo. Selebrasi atas kesuksesan proyek New Mega Pro milik Emka Ulil bertipikal long stroke. Squad RAT Motosport Sidoarjo. Selebrasi atas kesuksesan proyek New Mega Pro milik Emka Ulil bertipikal long stroke.

CB Monster yang bergulir menjadi Herex, memang terus menerus tebar pesona. Bergantinya nama herex, dipicu vibra tinggi dari kuda besi yang identik muncul suara herex, sebagai indikasi kapasitas mesin yang extreme. Salah satunya sport 4 tak berbasic New Mega Pro produksi 2004 milik Emka Ulil yang diupgrade total performa mesinya oleh RAT Motosport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.

Proses pengerjaan kali ini digarap oleh Fikri salah satu siswa RAT Racing School, Sidoarjo. Teknologi yang diaplikasi dominan manual tech, istimewanya ada disini, adjustable atau kanibalan option part, berjalan lebih jeli. “Jadi, secara bajet lebih hemat, ”cakap Fikri.  

Rombakan spesial tersaji pada pick up coil flywheel, yang ditambal 11,5 mm. Panjangnya dijadikan 22 mm dari standarnya 15,5 mm. Data pulse yang diterima fulser jadi makin lama. Sehingga, beranjaknya koneksi sensor yang disampaikan CDI Zhindengen Shogun 110 lebih lambat. Konversi ke kurva RPM kian smooth.

Piston & camshaft. Mutlak menjadi option part paling vital & penuh perhitungan.

 

“Bisa saja disebut menggeser power produktif lebih ke gasingan tengah atas, ”teori Fikri yang mencangkok piston 65,5 mm. Brilianya, soal up grade Fikri tak mau jadi follower. Kalau tradisi kuda besi spek herex lebih ke over square, tapi di kuda besi ini justru ada peralihan isu.

Sebab, pergeseran big end mampu mengakumulasi panjang stroke 70 mm. Konsekuensinya, tepi daun as kruk ditambal plat steinless 5 mm dengan masa lebih berat. Ngerinya harus pakai las MIG, agar bisa nyatu profil logam daun as kruk. Bahkan di 4 titik Fikri menambahkan baut tanam sebagai pengaman.

Tambahan plat steinless tak hanya menjadi pengaman daun as kruk tak mudah retak, efek terlalu dekatnya posisi big end. Pertimbangan tambahan beban juga menjadi pemikiran Fikri, yang dipresentasikan bersama siswa RAT Racing School.

Kelebihanya lagi, dengan tambahan plat steinless tadi vibra ikut kena tumpas. Kalau saya pikir lebih dalam, juga berfungsi sebagai balancer weight, mengimbangi naiknya kapasitas mesin hingga 235 cc.

Karbu after market. Silinder throttle valve 33 mm & venturi 30 mm, imbangi naiknya kapasitas mesin.

 

Soal suplemen, camshaft pada pinggang diplot 25 mm dan tinggi 31,5 mm. Mampu, menghasilkan lift cam 9,2 mm (in) dan 9,3 mm (ex) dan overlap di 3 derajat, bertipikal badak. Debit gas segar tersentral pada karbu aftermarket, dengan throttle valve 33 mm dan venturi 30 mm, serta dibooster needle jet produk Daytona, yang serupa tapi tak sama dengan Tiger.

Exhaust manifold. Rombakan tak extrem, jelinya Fikri soal siklus 4 tak.

 

Intake dan exhaust jadi kena jarah, dengan komposisi 29 mm (in) dan 27 mm (ex). Flow gas segar dan gas buang, tetap lancar terakomodir. “Itu juga mengacu pada pemakaian katup 31,5 mm (in) dan 27 mm (ex), ”terang Fikri yang mematok volume ruang bakar 24,5 cc.

Hingga bagian knalpot, Fikri memanfaatkanya untuk mengolah power dan speed. Melalui rubahan diameter sarangan yang lebih besar hingga 14 mm, serta rubahan sekat daleman bafel lebih nahan. Kuncinya ada disini, suara knalpot balik seperti standar. “Tapi, gasingan tengah atasnya tenaga makin badak, ”timpal Jefry siswa RAT Racing Shool yang sempat menguji speednya.

Rombakan knalpot basic standar. Tak perlu suara keras, pengaturan sekat & diameter sarangan lebih diprioritaskan mengolah power band.

 

Buat melayani herex-er di jalanan, Emka lebih pede dengan final gear 15-38. "Untuk memetak power band di setiap percepatan agar tak mudah mengunci. Selain itu, lebih nyaman saat riding stasioner di kecepatan 100 KM/Jam. RPM cenderung lebih randah, "urai Emka yang demen touring itu.   teks - foto : enea