Di even drag bike, kelas tune up diklaim sebagai kelas paling bergengsi, terkait dengan kebebasan regulasi yang ditetapkan di kelas ini. Selain menjadi ruang tuner, manajer, belakangan ini menjadi ajang mempertaruhkan inovasi dan gengsi builder pembuat rangka drag bike.
Kelas tune up, pelan tapi pasti mampu menghidupkan industry di segmen racing. Dibebaskanya pemakaian rangka, ada peluang untuk berkreasi, seperti yang disampaikan Muhamad Adli Asyhar yang akrab disapa Komeng. Builder dengan nama workshop BRK kependekan dari Bariklana itu, termasuk pemain lama urusan custom rangka kompetisi.
![](/images/upload/092019/BJB5.jpg)
Sebelumnya, Komeng tenar di dunia GTX, hingga dipercaya tracker papan atas tanah air, baik untuk jenis rangka double sok dan monosok. Cuman, dari dulu builder yang pegang WA di nomer 0857 3694 7948 itu, selalu tampil di belakang layar.
Ada saatnya center of gravity digeser di tengah dan di depan. Termasuk, saat Komeng meng-implementasikan di rangka drag. Sudut rake 20 derajat dijadikan pedoman dan sentral dibangunya geometri rangka yang menurutnya paling ideal.
![](/images/upload/092019/BJB7.jpg)
Bahkan Deska Munthel salah satu rider nasional yang menjadi tester saat mengujinya, melemparkan dua jempol tanda istimewa, sekaligus angkat topi. Sebab, saat sesi seting speed rangka garapan Komeng, anti wheelie. Lepas start, langsung dipakai rebahan, geometri rangka juga stabil mengawal roda depan belakang.
Dari sini saja, saya bisa merepresentasikan ke rider, jadi lebih berani untuk membuka RPM tinggi. “Konsentrasi rider saat membaca power band mesin, akurasinya jadi lebih dapat, ”nilai Deska.
Fantastisnya, terhitung sejak 2018 awal, Komeng telah meluncurkan produk rangka drag bike 30 unit. Dengan demikian, Komeng turut berkontribusi menghadirkan atmosfir kompetisi kelas tune up makin spektakuler. teks - foto : enea