Super spektakuler, sekaligus menjadi berita yang bombastis di tengah Covid-19 ! Apa pasal ? Belum lama ini Bunda Litta Rahmawati mendatangkan Yamaha YZF R1M versi 2020 langsung dari Jepang. Sebagai gacoan baru Mevans Sanggramawijaya rider Onesixeight Racing Team, tak lain suami Bunda Litta sapaanya. Kabar hangatnya, YZF R1M versi 2020 produk yang ke 780 dari 1000 unit yang diluncurkan ini, dipersembahkan sebagai hadiah ulang tahun Mevans.
Ceremonial unboxing berlangsung di Headquarter Onesixeight Racing Team, dengan mengusung tema Cosmopolitan. Serius, cukup memukau pihak Management Onesixeight Racing Team, kerabat otomotif dan kolega bisnis Mevans, yang kebetulan ikut diundang dalam acara sakral ini.
Praktis, juga menjadi special event para pakar, journalist, youtuber, pengamat, sampai penghobi big bike level super sport di tanah air. Mengingat YZF R1M versi 2020 diklaim sebagai kuda besi yang langka, termasuk di tanah air.
Sebab, jenis kuda besi ini disebut-sebut sebagai turunan YZR- M1 yang biasa dipacu rider-rider Moto GP, salah satunya Valentino Rossi. Dengan bandrol cukup fantastis, menembus di harga Rp. 850 juta.
Di satu sisi, Valentino Rossi adalah pembalap idola Mevans, sejak masih duduk di bangku SMA. So pasti, jejak history sang idola, turut memberi influenz champion, terhadap pribadi Mevans. “Dan saat ini adalah momen yang pas sebagai realisasinya, sebelum The Doctor gantung helm, ”bisik Mevans yang lagi mengupayakan signature The Doctor pada bodi buritan YZF R1M pacuanya.
Rencana pastinya akan saya pakai berlaga di Sunday Race kelas Superstock, setelah Covid-19 dinyatakan normal dan aman oleh pemerintah. Selain Sunday Race, mungkin juga akan saya pakai Sunmori, bersama komunitas big bike. Kebetulan sekali kolega bisnis saya mulai gila dan hobi dengan big bike. “Dengan big bike, saya nilai lebih pas menjadi sarana komunikasi, ”papar Mevans.
Dan jangan lupa ditulis, bahwa salah satu Masterpiece dari Yamaha ini juga sebagai bentuk representasi saya, “sosok pria jenius dan perfectsionis”. Persis dengan roh YZF R1M versi 2020, rancang bangun setiap kompartemenya super perfect dan serba canggih. “Hingga tolak ukur penyempurnaan terkesan tanpa batas, demi sebuah ekspresi maha karya R Series, ”puji Mevans.
Bicara lebih jauh lagi, YZF R1M versi 2020 merupakan produk terbaik saat ini, yang telah dikaji oleh arsitek Yamaha, saat menghadapi trek di seluruh dunia. “Standar teknologi yang diaplikasi jadi lebih tinggi, pastinya semoga bisa menunjang prestasi karier saya di balap aspal, ”jelas Mevans.
Bocoran dari Mevans, YZF R1M versi 2020 telah direfresh sistem elektronik guna meningkatkan kepercayaan rider dan kontrol kecepatan yang lebih absolute. Termasuk perangkat total engine mengalami revisi, suspensi dan rem yang diperbarui. Hingga, totalitas soal aerodinamika yang ditingkatkan lebih mengiris angin.
Hal ini ditunjukan pada detail YZF R1M versi 2020 yang menampilkan bodywork, dengan tarikan garis tajam dan lebih ramping, serta serba terintegrasi. Secara perhitungan detail panel bodi berbahan serat karbon, jadi lebih compact.
Di bagian suspensi saya juga penasaran. Sesuai data disebutkan bahwa YZF R1M versi 2020, menggunakan sistem Ohlins Electronic Racing Suspension. Selain nitrogen, mekanisnya juga dilengkapi sensor yang terintegrasi pada electronic control module. Secara real time, mampu menyesuaikan redaman depan dan belakang, berbanding kondisi pengereman, manuver sampai full throttle.
Tapi, yang paling sophisticated ada di indikatornya nih mas. Tampil lebih stylis dan komplit untuk menu balap. Dibekali Communications Control Unit (CCU) terintegrasi sistem GPS, seperti yang diaplikasi di teknologi superbike. “Asyiknya ada disini, kapan performa mesin harus bengis dan jaga durability, bisa diremap atau program dari gadget crew yang ada di paddock, ”bangga Mevans.
Juga ada sensor G-force, Yamaha Ride Control (YRC), timing lap otomatis, RPM Meter, indikator position gear dan kecepatan. Dari total keseluruhan indicator yang saya pelajari ini, seolah-olah ketika ngegas YZF R1M ini ada sosok instruktur di depan saya. “Semua koreksi traksi jadi serba terdata, tinggal bagaimana selanjutnya untuk mengkonversi ke racing line yang paling pas, ”analisa Mevans yang sudah nggak sabar untuk menguji coba di Sepang, Malaysia.
Kebetulan ada teman sekolah SMA yang sukses membuka rumah makan dan station bahan bakar di Malaysia, yang hobinya sama. Tapi, beliau lebih dulu mainan big bike. “Tapi, sembari meninjau perkembangan soal Covid-19 ya, kalau memang masih tahap recovery, ya terpaksa di Sentul, Bogor aja dulu, ”kata Mevans.
Saat dikonfirmasi soal tarjet best time di Sentul, Mevans menjelaskan dengan metodhe pembanding Supersport 600 cc, yang bisa menembus 1 menit 32 detik. Itu artinya dengan YZF R1M, best time kemungkinan bisa menembus catatan waktu semakin singkat.
Tapi, tetap training dan adaptasi lebih dulu. Sebab, urusanya tak lagi ke fisik dan skill saja. Tapi juga lebih ke psikis, terkait porsi adrenalin. Selain itu kemampuan daya akomodasi mata harus dinyatakan normal. “Sebab, akurasi kecepatan YZF R1M berbanding reflek otot tangan harus benar-benar baik, ”beber Mevans. teks - foto : enea/NPJ