GTX memang pantas disebut sebagai olahraga otomotif yang paling bergengsi, setelah MX. Mengingat, keseluruhan sarana dan prasarana penunjang, dibangun di rana custom, test case hingga final tuning. Tak ada lagi istilah instant, sebagai upaya untuk menjadi champion.
Logaritma ini yang terus berkembang, saat kompetisi GTX berjalan kian sengit. Termasuk ZN GTX - MX Team, Bombana, Kendari, Sulawesi Tenggara. Saat laga di Grand Final Kejurnas GTX Region V, Manado sampai bela-belain mencomot Doni Bule, tuner potensial Probolinggo, Jatim.
Doni dipercaya menangani Jupiter Z yang turun di kelas bebek modif 110 cc dan bebek modif 130 cc, sejak seri Kejurnas GTX Region V seri 1 di Mamuju, Sulawesi Barat, seri 2 di Kendari Sulawesi Tenggara, seri 3 di Morowali Sulawesi Tengah, seri 4 di Toli Luwuk Sulawesi Tengah dan saat Grand Final termasuk seri 5, sebagai puncaknya dihelat di Manado.
Manado yang saat ini sebagai wilayah paling agresif soal regenerasi, sering kali memunculkan konflik saat berlaga berlangsung. Sebab, pembalap GTX yang tampil disini rata-rata punya nyali spesial, berlangsung saling pressure. Sehingga suhu kompetisi berjalan memanas di setiap kelasnya.
Bahkan, saling mengunci racing line dan berakhir dengan membuang rival di belakang sudah menjadi tradisi dan aksi pembalap GTX di region ini. Dari sini pula hadir input positif, sehubungan dengan makin brilianya aksi memainkan emosi lawan. “Antar pembalap jadi terus mengalami peningkatan skill secara otodidak, ”nilai H. Zain big boss ZN GTX - MX Team asli Bombana, Kendari itu.
Doni yang paham betul soal polemik dan tensi kompetisi di GTX Region 5, berusaha meredam emosi Erzan Zain pembalap jagoan ZN GTX – MX Team, Bombana, Kendari, Sulawesi Tenggara. “Emosi bukan sifat pembalap champion, lebih baik terus kontrol emosi dan jaga konsentrasi, ”kata Doni yang berusaha menanamkan energy positif pada Erzan berpostur 92 KG itu.
Sadar dengan kondisi kompetisi seperti ini, menu up grade power mesin pacuan Erzan kali ini, diterapkan level paling gahar dari sekian banyak modifikasi mesin yang diterapkan Doni. Kompartemen mesin yang paling aktif bekerja, berganti kompetisi kelas atas.
Bahkan, disebut-sebut ring piston yang nempel di mesin 110 cc dan 130 cc saat ini, setara yang dipakai kompetisi kelas Asia. Untuk melayani durability mesin efek dominanya RPM tinggi, selama laga berlangsung. “Erzan jadi mudah mengolah speed, dengan begitu Erzan tak lagi masuk di ruang konflik saat fight, ”yakin Doni.
Nama H. Zain di kompetisi GTX region 5 memang tenar, dikenal sebagai sosok yang mampu menghidupkan dan mengembangkan GTX di region 5. Bahkan, level peningkatan layout sirkuit, juga banyak sedikitnya hasil input dari Minsel. Termasuk di gelaran Kejurnas GTX Region 5, H. Zain aktif mensuportnya. Tanpa dia GTX di region 5, bisa dipastikan sepi.
Dibaliknya, ada misi mulia, kelak H. Zain ingin mencetak pembalap GTX potensial level nasional, sebagai penerus pembalap-pembalap GTX legend asal Sulawesi. Sekaligus sebagai pressing ke remaja milenial penggemar kecepatan, lebih sadar akan pemahaman olahraga berperestasi dibanding balapan liar.
“Saya misal ditunjuk menjadi bapak asuh untuk mengajari remaja milenial belajar GTX, saya sangat siap. Dan ini sangat penting dan kayaknya pemkab layak untuk terlibat disini, agar GTX lebih bergairah dan memiliki tradisi hidup sehat dengan fisik di GTX, ”yakin H. Zain. teks - foto : enea